Kenyataannya aku dan dia dilanda kebutaan. Dia buta tak mau menatapku, sementara aku buta karena hanya ingin menatapnya bahkan di penghujung hidupku.
Pada akhirnya persahabatan sejati akan menuntun takdir mempersatukan Dara dan Mira. Pagi tadi di meja makan, di mobil, bahkan selama perjalanan ke kelas, mereka terus-menerus bertengkar. Saling senggol-menyenggol, memekik satu satu lain, nyaris tak peduli lingkungan sekitar yang terganggu dengan tingkah keduanya.
Akan tetapi setelah jam istirahat berbunyi, mereka berdua menuju kantin sekolah sambil bergandeng tangan. Memesan cemilan berbentuk risol mayo jumbo. Makanan kesukaan Dara dan Mira. Setelah itu, keduanya kembali ke kelas.
"Kayaknya gue belum selesai tugas MTK, deh." Dara bergumam dengan mulut penuh, begitu menikmati makanan yang Mama selalu larang untuk Dara makan karena mengandung banyak kalori, belum lagi tidak punya gizi seimbang.
"Serius Lo?" Mira mendesah. "Kirain Lo udah selesai, biasanya Lo heboh tiap pagi minta jawaban."
"Tadi pagi gue masih kesal sama Lo!" seru Dara melotot. "Sekarang gak lagi, jadi gue bisa nyontek, kan?" Dara menaik-turunkan alisnya, berusaha berusaha membujuk Mira.
Mira lantas memeluk tasnya dramatis. "Enggak!" katanya nyolot. "Gue bahkan gak tidur demi ngerjain tugas ini dan Lo tinggal nyalin? Enak aja!"
"Ish, jangan pelit sama sahabat sendiri," ucap Dara memasang wajah sedih. "Masa Lo tega melihat sahabat Lo yang paling cantik ini dihukum di bawah terik matahari. Nanti kalau gue pingsan gimana?"
Mira geleng-geleng kepala, teguh pada pendirian. "Lo memang sahabat gue, tapi kalau soal ilmu persahabatan itu sedikit ditegakkan maknanya."
"Kebiasaan nyontek itu gak bagus, Dara. Lo harus menjalankan kewajiban sebagai siswa karena ini tugas individu bukan kelompok. Kalau Lo kebiasaan nyontek sama gue, Lo gak bakal berkembang, Lo gak bakal paham materi," ujar Mira menekan kata-katanya.
Kebiasaan Dara masih tak kunjung mereda sejak mereka duduk di bangku TK. Gadis itu sesungguhnya bukan gadis yang bodoh atau semacamnya, tapi ia memang pemalas akut. Sifat malas Dara itu terlampau akut meski sejuta kali Mira menasehatinya.
"Tolong disiplin ilmu, Dar. Gue gak mau Lo tersesat hanya karena abai terhadap pendidikan selama ini. Gak lama lagi kita naik kelas XII, Lo mau gak lulus?" tanya Mira, sementara Dara mendengar sambil terus menguyah risol mayo terakhirnya.
"Iya-iya, besok gue bakal lebih rajin lagi. Lagipula Lo, sih, semalam gak ngingetin gue kalau ada tugas," celetuk Dara malah menyalahkan Mira.
"Gue ingetin, pun, Lo abai selama ini. Tiap hari gue ingetin Lo kalau ada tugas, Lo gak ingat itu?" Mira tak menyangka Dara malah menyalahkannya.
Kebiasaan buruk Dara nyaris membuat gadis berkacamata disebelahnya pingsan. Mira selalu mengingatkan Dara kalau ada tugas, bahkan sering mengajak Dara mengerjakan tugas bersama. Namun sayangnya, selalu berakhir Mira yang bertugas dan Dara tinggal menyalin hasil kerja Mira.
Mira bisa saja menolak, tapi ia tidak tega melihat Dara dihukum apalagi sampai dijemur di bawah terik matahari. Satu kebaikan Mira malah dijadikan pedoman oleh Dara hingga sekarang.
"Jadi Lo gak mau berbagi jawaban, nih?" tanya Dara terdengar seperti mengancam.
"Bukan gitu, Dar. Lo----"
KAMU SEDANG MEMBACA
SURAT CINTA UNTUK DARA
Ficção AdolescenteDara, siswi kelas XI IPS 2 terang-terangan mencintai kakak kelasnya yang cukup populer. Segala cara Dara lakukan untuk mendapatkan perhatian lelaki misterius yang telah memiliki kekasih itu, hingga suatu hari Dara menemukan fakta mencekik mengenai D...