Eps 16_Tentang Rasa yang belum ada

34 7 17
                                    

Kau wujudkan mimpi yang terindah
Di setiap malam agar aku tersenyum
Terjaga dari tidurku Dan kau jadikanku ratu di kerajaan cintamu Agar aku pun bahagia
Hidup berdua denganmu selamanya










"Nangis Lo?" tanya Mira pelan. Gadis yang ditanya langsung mengalihkan pandangan ke arah lain, mengusap air matanya lalu tersenyum lekat ke arah sang pemberi pertanyaan.

"Iya, nangis lagi. Kenapa, Dar? Siapa yang buat Lo sedih?"

"Trend tiktok bikin sedih gue," kata Dara mencari alasan. Mira yang mengerti detik itu juga memanyunkan bibirnya, ikut merasa sedih dengan ucapan Dara.

Tentu Mira tahu apa yang sedang Dara rasakan saat ini. Mira juga seseorang yang aktif di media sosial termasuk tiktok, Mira sangat tahu apa-apa saja yang lagi trend di tiktok saat ini.

Bahkan Mira sendiri juga mengikuti trend itu. Membuat video kesan-kesan terindah dengan Ayahnya sehingga membuat banyak orang sedih sekaligus iri padanya, padahal niat sebenarnya bukanlah pamer melainkan mengabadikan momen indah.

Dara tidak suka dunia luar. Dara juga tak pernah bersedih seperti saat ini apalagi menyangkut tentang ayah. Sudah lama Dara melupakan ayahnya, namun hari ini hal-hal baru membuat Dara merindukan pria yang bahkan tidak pernah menganggapnya anak. Ayah Pergi jauh sangat jauh, sampai Dara dan nama tidak bisa menggapai langkahnya.

"Apa benar anak yang gak bisa mendapatkan kasih sayang ayahnya bisa berhasil dalam hidup?" tanya Dara dalam hati.

Dulu seorang nenek tua pernah bilang pada Dara kalau saat anak perempuan beranjak dewasa, anak itu akan lebih menyayangi ayahnya dibanding laki-laki lain. Saat sedih anak perempuan itu akan langsung mengingat ayahnya, tak ada laki-laki lain yang mencintai anak perempuan itu lebih dari cinta ayah terhadap dirinya.

Lalu apa kabar dengan Dara?

Sekarang Dara sudah dewasa. Sekarang Dara juga merindukan Ayah. Alih-alih mengingat cinta ayah padanya, Dara hanya berpikir bahwa porsi untuknya memang sudah habis.

Walau begitu, kapan Dara bisa bertemu Ayah lagi?

Setelah agak tenang, Mira melepas pelukannya dari Dara. "Lo ngebajak kebun sendiri?" tanya Mira terheran-heran.

Tanah yang Mama dan Dara tanam sayur-sayuran semakin tertata rapi tanpa rumput pengganggu sedikit pun. Bahkan bakul ukuran sedang sudah penuh dengan tomat dan berbagai macam kacang-kacangan.

"Padahal belum saatnya panen," ucap Mira garuk-garuk kepala. Binggung ingin marah atau mau berkata apa pada Dara.

Sudah terlanjur, tomat yang dipetik Dara masih setengah matang bahkan parahnya yang hijau lebih mendominasi di dalam bakul. Kalau Mama sampai tahu, bisa habis gadis itu nanti.

"Biar saja daripada gue nangis lagi, " jawab Dara kelewat santai. Memakan satu buah tomat yang masih hijau tanpa mencucinya terlebih dahulu, hanya di lap sekilas ke baju. 

"Dipikir-pikir memang iya juga," celetuk Mira pasrah.

Dara kalau sudah begini memang telah masuk jiwa stress berat. Biarlah sampai Dara tenang, jangan bertanya dan jangan memarahinya kalau tidak mau Dara menangis 24 jam nonstop tanpa berhenti.

"Kenapa rumah gak Lo kunci?" Mira menoyor kepala Dara pelan. Kalau bukan karena rumah Dara yang terbuka lebar-lebar mungkin Mira tak akan tahu kalau Dara sudah pulang saat ini. Sekarang mereka ada di taman belakang, niat berkebun tapi malah merusak propertinya.

"Sudah dikunci tadi," jawab Dara enteng. "Malahan gue heran nih, Lo masuk lewat mana?"

Saat setelah Dara berucap, keduanya saling memandang lalu melotot tajam.

SURAT CINTA UNTUK DARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang