Walau tidak ada apa-apanya dibandingkan masa lalumu, aku akan selalu serba bisa untuk menjadi masa depanmu
"Sebentar lagi anak kelas XII akan segera tamat maka dari itu dengan amat jelas, kalian akan menggantikan posisi mereka. Tidak ada salahnya dan memang sudah sewajibnya untuk kalian memikirkan pondasi dan cita-cita apa yang akan kalian kejar di masa depan."
"Kakak kelas kalian sedikit banyaknya masih ada yang tidak tahu harus melanjut kemana, cita-citanya apa, bahkan minat dan bakatnya saja mereka tidak tahu. Mau jadi apa anak bangsa zaman sekarang kalau pola pikirnya masih selemah itu. Makanya saya selalu tekankan pada semua anak-anak agar jangan anggap enteng pelajaran. Semua yang kalian dapatkan saat ini adalah bekal bagi masa depan kalian semua. Paham?"
Dara menguap lebar, untung bangkunya ada dideretan meja belakang, jadi aman untuk tidur atau sekadar mengemil makanan seperti yang ia lakukan saat ini.
Setiap minggu guru BK atau yang dikenal dengan guru bimbingan konseling akan memberi arahan dan masukan ke setiap kelas. Dara tentu insecure dan merasa galau mendengar semua nasehat penting dari sang guru, maka dari itu Dara tidak akan mendengarkan nasehat guru BK itu agar menghindari kegalauan yang berkepanjangan.
Layaknya Dara sedang di sindir habis-habisan, disindir sampai mampus sebab sampai detik inipun, Dara tidak tahu apa yang akan Dara lakukan setelah tamat nanti.
Bukan cuman Dara, Mira juga demikian. Gadis berkacamata itu begitu cermat mendengar arahan guru BK dan saat guru BK menyindir tentang bakat dan minat maka Mira akan menunduk lesu. Padahal seratus persen masukan itu hanya bertahan sebentar, setelah bel istirahat berbunyi maka di otak Mira hanyalah tentang risoles mayonaise di kantin.
Sebagi murid biasa-biasa saja begitu juga dengan Mira dan Dara. Mereka berdua memang pantas tidak tahu apa yang akan mereka lanjutkan untuk masa depannya kelak, selama pelajaran berlangsung saja mereka sering pura-pura tidur.
Pintar tidak, bodoh juga tidak. Semua serba pas-pasan. Beginilah nasib orang yang setengah-setengah.
"Sekarang Bapak mau nanya kalian satu-persatu." Guru BK menjeda kata-katanya.
Menatap lekat satu-persatu murid-muridnya yang kian mulai menunduk takut-takut.Sudah menjadi hukum anak sekolah, kalau ada pertanyaan dadakan pasti ada saja yang kopi-paste tuli sesaat, menunduk, mengalihkan pandangan atau bahkan ada yang pura-pura lemas dan kesakitan biar disuruh ke UKS.
Dari 30 murid yang ada di kelas, hanya ada satu murid yang tetap tegak dalam posisinya. Tetapi saat ia menyadari Guru BK itu menatapnya maka dengan cepat ia merebahkan kepalanya di atas meja.
Kopi-paste jadi meja.
"Pertanyaannya hanya ada tiga. Bersangkutan dengan cita-cita, minat dan bakat kalian. Maka bapak harap badan kalian tegak semua, tidak ada yang menunduk dimeja apalagi mengalihkan pandangannya. Bapak akan menghukum siapa yang masih menundukkan kepalanya. Semua orang dapat giliran," katanya menyindir.
Walau sudah diancam, tetap saja tidak ada yang berani menengadah kepalanya. Walau dapat giliran sekalipun, setidaknya bukan yang nomor pertama untuk bicara. Malah mereka terlihat semakin takut padahal ini bukan pertanyaan matematika yang membutuhkan rumus dalam pengerjaannya.
Sang juara kelas juga sama saja, baginya lebih baik diberi pertanyaan seputaran matematika, kimia, atau bahkan fisika daripada pertanyaan tentang masa depan. Sama seperti teman-temannya, ia juga masih binggung snnkin banyaknya yang ingin ia kejar kelak di masa depan.
Kalau sudah begini, mendadak rindu masa kecil.
Sampai tiba-tiba seorang penyelamat bangkit berdiri sambil mengangkat tangan kanannya. Tidak ada keraguan disana, ia terlihat sangat semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
SURAT CINTA UNTUK DARA
Novela JuvenilDara, siswi kelas XI IPS 2 terang-terangan mencintai kakak kelasnya yang cukup populer. Segala cara Dara lakukan untuk mendapatkan perhatian lelaki misterius yang telah memiliki kekasih itu, hingga suatu hari Dara menemukan fakta mencekik mengenai D...