Eps 59_ Azkia atau Dara

15 4 14
                                    

Tidak ada yang tahu kemana dunia akan membawamu, namun kamu harus tahu kemana arah tujuan hidupmu.
_Dardio_











Sebenarnya Dara dilarang untuk mengkonsumsi junk food seperti mie instan, tapi memangnya ada manusia yang tahan godaan tak mengkonsumsi surga dunia itu ketika manusia disebelahnya menikmati hidangan ditengah hujan deras yang sampai saat ini masih mengguyur kota?

Mungkin hanya beberapa saja.

Dara dan Mira duduk bersebelahan, menghadap keluar jendela. Minimarket yang tak begitu jauh dari rumah mereka menyajikan pelayanan ala-ala Korea. Ada berbagai jenis pilihan mie dan mereka bisa menyeduhnya langsung di tempat ini.

Meski dari rumah bilangnya ingin beli es krim saja, nyatanya mereka berdua malah makan mie instan juga.

"Pakai boncabe kayaknya enak," ucap Mira, menyeruput ramen Korea yang dasarnya sudah pedas dan enak di mulut.

Dara mengangguk. "Iya, setuju."

Mira mendelik. "Jangan mengada-ada. Makan aja itu," kata Mira memutar bola matanya jengah seolah bisa membaca isi kepala Dara yang super diluar nalar manusia.

Sahabatnya ini pasti mengikuti apa yang akan Mira lakukan maka dari itu ia memilih untuk tak membeli boncabe jaga-jaga agar Dara tak melakukan hal yang sama.

"Kenapa?"

"Nanti Lo ikutan!" seru Mira.

"Gapapa kali, sekali-kali." Dara cemberut. "Lagian---"

"Gue lupa!" Seketika Mira memukul jidatnya, menoleh pada Dara dengan tampang sekarat. "Gue lupa matiin keran."

"Astaga, sana matiin dulu, awas rumah Lo kebanjiran." Dara ikutan panik.

"Sebentar, ya. Gue balik rumah dulu." Mira buru-buru, dengan jas hujan yang tidak dilepas beserta payung yang ditinggal di depan pintu masuk minimarket, gadis itu berlari sekuat tenaga adapun Dara hanya bisa terkekeh menyaksikan kelucuan Mira.

Awalnya Mira berniat mandi kemudian tidur. Sambil menunggu bathub penuh, Mira malah keluar balkon, menyaksikan air yang begitu tenang menetes dari atap rumahnya. Kemudian bertemu Dara, mereka berbincang, Mira ingin es krim dan kedua berakhir di minimarket. Akhirnya tragedi semacam ini terjadi lagi.

Setelah Mira pergi, Dara melanjutkan makan dengan tenang sampai tiba-tiba pikiran kotornya muncul.

Perpaduan mie instan dan kerupuk udang tiada lawan. Maka dari itu, Dara buru-buru mencari kerupuk udang, menjelajahi rak demi rak sampai tiba-tiba ia melihat pemandangan yang mengharukan tak jauh dari tempatnya berdiri.

Seorang ayah dan anak perempuannya yang kira-kira berumur lima tahun. Pria itu membantu putrinya memilih makanan, menggendong dengan satu tangan sementara tangan satunya menawari berbagai jenis makanan.

Dara tersenyum tipis, tapi kala ia hendak membayar makanan yang ia beli, suara tak begitu asing menyapa telinganya.

"Nanti kita ketemu Mama, ya, Nak."

"Okay Papa!"

Suara itu, Dara merasa pernah mendengarnya. Tapi di mana?

SURAT CINTA UNTUK DARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang