Bilamana memang sulit, bisakah aku meminta sedikit waktumu hanya untuk mengatakan bahwa sebenarnya aku akan menjadi pelabuhan bahkan walau kau selalu ingin berlayar
Lima menit yang lalu setelah pergi mengambil susu kotak strawberry dari dapur, Dara sudah kembali ke kamarnya. Gadis itu berlarian seperti orang gila karena mengira ada seseorang yang mengikutinya padahal hanya patung berbentuk manusia yang memang terletak di ujung jalan menuju dapur.
Akan tetapi, Dara kembali mengendap-endap seperti pencuri malam dan kini berdiri di depan kamar lelaki pujaan hatinya. Memang gila, entah apa yang terjadi pada mekanisme kerja otak Dara. Biasanya sebelum tidur, Dara mempunyai rutinitas memandangi poster besar yang terpampang besar disetiap sudut kamarnya--- poster Dio yang ia cetak mahal-mahal.
Hari ini berhubung Dara sedang berada di rumah orang yang ada didalam poster itu, Dara akan memandangi wajah orang itu tanpa pembatas sebuah kertas. Itulah sebabnya Dara dengan berani muncul kembali meskipun ada titik ketika Dara sedikit takut dengan keberaniannya.
Dara merasa insomnia mendadak karena tidak ada wajah Dio yang harus ia pandang hingga akhirnya tertidur pulas. Oleh karena itu, Dara dengan percaya diri tinggi memasuki kamar Dio yang lagi-lagi tidak dikunci dari dalam. Dalam hati, Dara bertanya kembali.
"Begitu indahnya ciptaan Tuhan yang satu ini."
Dara meleyot seketika. Dio tertidur dengan pulas, selimut berwarna putih tebal membaluti tubuhnya hingga sebatas leher. Dengan langkah pasti, Dara mendekati tempat tidur itu dengan langkah mengerjap-erjap. Hingga akhirnya sampailah pada titik dimana Dara dapat melihat tanpa pembatas apa pun wajah Dio saat sedang tertidur.
"Tidur saja bisa setampan ini apalagi jadi pacar Dara." Dara salah tingkah. Ingin rasanya mengelus wajah Dio, namun Dara sadar sekarang posisi Dara disini adalah seorang pencuri malam. Mencari kesempatan dalam kesempitan.
"Semua yang Dara mau ada sama kakak. Kakak itu sempurna banget, apa sih yang Kakak gak punya?" tanya Dara kecil.
"Maaf, Kak. Dara lancang tapi Dara gak bisa tidur kalau ga lihat waj---"
Tiba-tiba semuanya gelap, sekejap Dara berpikir kalau ia mengalami kebutaan dini hari karena dengan lancang memasuki kamar Tuan muda Dio. Namun barulah Dara bisa bernapas lega saat Dara tahu ini hanyalah mati lampu.
APA!!!
MATI LAMPU??
"Rumah orang kaya ternyata bisa juga mati lampu." Dara mengumpat terang-terangan. Mulai meraba-raba untuk mencari jalan keluar, setidaknya Dara harus pergi dengan selamat tanpa menabrak benda apa pun yang ada di dalam kamar ini.
"MAMA?"
Dara mematung ditempatnya, langkahnya tiba-tiba berat kala mendengar suara pelan Dio.
"Kak Dio bangun? Mampus gue!"
Dara tidak bisa berpikir jernih lagi, gadis itu terus-menerus melangkah mencari jalan keluar. Tanpa sadar ia hanya berbolak-balik ditempat dan membuang-buang waktu dalam kegelapan.
Brughhh......!!
Tidak-tidak. Dara tidak menyenggol benda apa pun dan Dara berani sumpah. Itu hanya benda yang jatuh tak jauh dari tempat Dara berdiri.
"Ma....."
"Ma, gelap Ma."
"Tolong hidupkan lampunya. Aku mohon."
Dara tentu terkejut. Dio mengumpat namun diakhir kalimat suara laki-laki itu memelan. Dara yakin Dio tidak lagi berada ditempat tidur melainkan sudah berdiri sama seperti Dara, mencari jalan keluar masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
SURAT CINTA UNTUK DARA
Novela JuvenilDara, siswi kelas XI IPS 2 terang-terangan mencintai kakak kelasnya yang cukup populer. Segala cara Dara lakukan untuk mendapatkan perhatian lelaki misterius yang telah memiliki kekasih itu, hingga suatu hari Dara menemukan fakta mencekik mengenai D...