Selalu cari alasan untuk bahagia bahkan ketika dirimu ingin menangis
"Lo harusnya gak muncul tiba-tiba dan ngomong kayak tadi di depan Kak Dio!" gerutu Dara tak henti-henti. Gadis itu kesal pada Mira, kakinya dihentak-hentakan sambil berjalan.
"Lagipula kenapa memang? Kok Lo marah gitu?" Sementara Mira tidak merasa bersalah sama sekali. "Malah harusnya gue yang marah sama Lo, disuruh duluan ke halte malah mangkal ketemu Kak Dio," sambungnya. "Asal Lo tahu, si Adriel udah nunggu dari tadi!"
Maka Dara langsung berbalik badan, menatap Mira garang. "Tapi Lo gak harus ngomong apa-apa, cukup panggil gue aja. Asal Lo tahu, tadi Kak Dio nawarin ngantar gue pulang dan itu adalah tawaran premium yang gak bisa didapat setiap hari atau bahkan limited edition!"
"Terus?"
"Astaga Mira!" Dara melampang kepala Mira seenaknya. "Lo gak mikirin perasaan Kak Dio, apa? Gimana kalau Kak Dio mikir yang aneh-aneh karena Lo nyebut nama laki-laki lain tadi. Lo harusnya bisa jaga perasaan Kak Dio sampai gue bisa memberi alasan terbaik untuk menolak tawarannya. Bukan hanya itu, gimana kalau sebenarnya Kak Dio mulai jatuh cinta sama gue dan cinta itu jadi pupus karena ucapan Lo tadi! Astaga Tuhan, gue jadi gak semangat hidup."
Gadis itu berekspresi konyol, nampak dibuat-buat tapi itu benar-benar nyata. Dara berlagak ketahuan selingkuh padahal hubungannya dengan Dio nyaris tidak mendekati kata 'Dekat'.
"Mimpi Lo, ya?" Mira tak kuasa menahan diri. Dara yang berbicara tapi rasanya Mira yang malu. "Bahkan gue berani sumpah Kak Dio gak peduli sama Lo hanya karena gue nyebut nama Adriel. Jaga perasaan Kak Dio? Lo pikir dia suka apa sama Lo?" Mira geleng-geleng kepala.
"Ah, sudahlah. Jangan kebanyakan halu kalau Kak Dio cemburu atau apalah itu. Gak nyata, Dar? Yang nyata itu kita bakal makan enak ditraktir sama Adriel. Hanya itu!"
Selanjutnya Mira menarik tangan Dara. Adriel pasti sudah menunggu mereka yang masih terus-menerus berdebat perkara sederhana yang tidak masuk akal. Aneh saja, tidak mungkin Dio menyukai Dara setelah beberapa hari lalu duet bersama mantan kekasihnya.
***
Seperti perkiraan Dara tadi, gadis itu sungguh tidak bersemangat menikmati makanan gratisannya. Memasukkan sesendok nasi ke dalam mulut dan menguyah lebih lama dari biasanya. Dara sungguh-sungguh konsisten dengan kegalauannya, sampai-sampai Adriel menyadari perubahan gadis itu.
"Ada masalah, Dara?" tanya Adriel hati-hati. Sekarang mereka bertiga ada di restoran Solaria yang kebetulan tidak begitu ramai.
"Eh, gapapa." Gadis itu tersenyum kikuk, meneguk air sampai tersisa setengah.
"Biasanya kamu ceria banget, jadi aneh rasanya kalau diam-diaman kayak gini. Kalian bertengkar, ya?" tanya Adriel memperhatikan keduanya.
Mendengar kata kalian, Mira sontak mengerutkan dahi. Mulut yang penuh tak jadi penghalang bagi Mira memberi tanggapan. "Kita baik-baik saja, suasana hati Dara memang gitu, El. Tidak terduga kayak cuaca."
Dara memicing. "Bacod Lo!"
"Lah? Sinis banget, sih. Mending makan yang banyak biar otak Lo kembali bekerja. Dikasih gratisan bukannya senang malah bertingkah," sinis Mira. "Perkara cowok doang," katanya pelan tapi masih bisa didengar oleh Dara dan Adriel.
KAMU SEDANG MEMBACA
SURAT CINTA UNTUK DARA
Novela JuvenilDara, siswi kelas XI IPS 2 terang-terangan mencintai kakak kelasnya yang cukup populer. Segala cara Dara lakukan untuk mendapatkan perhatian lelaki misterius yang telah memiliki kekasih itu, hingga suatu hari Dara menemukan fakta mencekik mengenai D...