MERAKIT SENYUM

207 24 6
                                        

Tentang kamu yang sudah Allah ciptakan begitu indah. Ketahuilah bahwa hatiku begitu terpikat. Namamu menjadi alunan syahdu yang memenuhi relung kalbu. Tetaplah bersamaku. Tuk merajut cinta dan merakit senyum.

• Achmad Azzam Firdian Maulana •

¤¤¤¤

Mentari bersinar begitu terang pagi ini. Sinarnya begitu menghangatkan. Suasananya memberi ketenangan. Sepertinya, mentari sedang tersenyum sembari memberi kehangatan pada penduduk bumi. Maha baik Allah, telah menciptakan mentari untuk memberi terang, juga memberi hangat agar makhluknya tak kedinginan selepas lewatnya malam.

Saat ini, Savierra sedang berada di halaman belakang bersama Arsy dan Arsyad. Ia sedang mengajak putra putri kecilnya itu untuk berjemur. Seperti yang banyak diketahui bahwa sinar matahari sangat bagus untuk kesehatan tulang. Apalagi untuk bayi dan balita yang tengah melewati proses pertumbuhan.

Savierra nampak tersenyum melihat Arsy dan Arsyad yang tengah bermain bersama di bawah sinar matahari yang menyehatkan. Sesekali, Savierra mengabadikan momennya dengan mengambil foto menggunakan kamera ponselnya. Sesekali juga Savierra merekam videonya. Kelak ketika Arsy dan Arsyad sudah besar, mereka akan bisa mengenang kembali masa kecilnya yang menyenangkan.

"Anak-anak umi lucu banget. Gemes banget umi lihatnya,"

Savierra mencium pipi Arsy dan Arsyad bergantian. Kemudian ia membiarkan putra dan putrinya itu bermain kembali. Sesekali Savierra tertawa melihat tingkah lucu mereka.

Beberapa saat kemudian, Bi Siti datang menghampiri. Turut duduk bersama Savierra dan melihat Arsy dan Arsyad bermain.

"Sekalian berjemur ya, non?" Tanya Bi Siti.

"Iya, bi. Biar sehat." Jawab Savierra.

"Wah, bagus itu, non. Ada baiknya diajak berjemur 2 atau 3 kali dalam seminggu, non."

"Gitu, ya, bi?"

"Iya."

"Bibi tau dari mana emangnya?"

"Hehehe, biasa, non. Baca-baca aja bibi mah di internet. Terus ya ketemu artikel kesehatan."

"Oh, gitu. Hehehe. Oke, sih, bi. Info yang bagus."

Bi Siti tersenyum sembari mengacungkan jempolnya.

"Oh, iya, sebentar lagi aku mau nyuci baju. Nitip Arsy sama Arsyad sebentar nanti, ya, bi."

"Biar bibi yang cuci aja atuh, non."

"Nggak usah, bi. Aku aja. Nggak banyak kok. Cuma beberapa baju kerja Kak Azzam doang."

"Nggak apa-apa Non Savierra cuci sendiri?"

"Ya nggak apa-apa, bi. Nanti tolong jagain Arsy sama Arsyad dulu, ya."

"Iya, non. Tenang aja."

"Makasih, ya, bi."

"Sama-sama, non."

Setelah itu, mereka pun kembali larut dalam suasana. Savierra merasa sangat senang kala melihat perkembangan Arsy dan Arsyad yang cukup baik. Anak-anaknya itu berkembang sesuai harapan. Keduanya sama-sama tumbuh menjadi anak yang menggemaskan.

Separuh ImankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang