Rumah megah itu kini kembali terisi. Ramai akan sanak saudara baik dari Azzam maupun Savierra. Dua malaikat kecil nan menggemaskan itu sukses menjadi objek bergilir dari gendongan satu ke gendongan yang lainnya.
"Ponakan aunty lucu banget ih," Ucap Zahira seraya menimang-nimang Arsy dalam gendongannya.
"Makanya cepet akad. Biar punya anak sendiri." Ucap Tara yang juga sedang menggendong Arsyad.
"Apaan sih Tar. Lagian lu juga belum akad kan? Cepetan akad gih, ntar gua nyusul dah."
"Lo dulu aja deh nggak papa. Gua mah ntar-ntar aja. Mau kuliah dulu sampe lulus."
"Ya sama gue juga."
"Za, besok-besok kita kita bakalan kayak gini ya?"
"Kayak gini gimana maksudnya?"
"Ya gendong bayi kayak gini. Tapi punya kita sendiri."
"Tuh kan, udah cukup umur lo ya. Udah sih lebih baik cepet akad. Sama yang ono noh kan? Atau yang satunya?"
"Apaan sih, siapa? Nggak ada."
"Istikhorohin Tar, siapa tau emang dia jodohnya kamu." Sahut Savierra yang ikut bergabung dalam obrolan Zahira dan Tara.
"Bingung kak. Hati Tara belum netep."
"Ya makanya istikhorohin dulu. Jawabannya sama yang mana. Pokoknya sih jangan condong ke salah satunya."
"Kenapa emang kalo condong?"
"Kalo hati kamu condong ke salah satu dari mereka, ya nantinya yang dicondongin itu yang bakal jadi jawaban. Karena kamu emang pinginnya dia. Jadi ya jangan condong ke salah satu, pasrah sama siapa yang bakal jadi jawaban nanti. Kamu yakin kan, Allah nggak pernah mengecewakan. Kalo kata ustadzah kakak dulu di pondok gitu." Ucap Savierra.
"Iya kak."
Zahira sibuk menimang Arsy dalam gendongannya. Di sisi lain Tara juga sibuk menimang Arsyad dalam gendongannya. Kedua adik Savierra dan Azzam tersebut sudah beranjak dewasa. Begitu juga Angga dan Vino.
Rumah Azzam dan Savierra begitu ramai. Untaian doa terucap dari setiap lisan yang turut berada dalam rumah. Baik Savierra maupun Azzam tidak henti-hentinya melontarkan senyum. Kebahagiaannya lengkap. Bersama Arsyad dan Arsy.
"Mas Azzam, kamu nggak kerja?" Tanya Abi Rasyid.
"Kan masih cuti bi."
"Emang ambil cuti berapa hari?"
"Satu minggu. Kelamaan ya bi? Niat Azzam cuma mau jagain Savierra doang untuk beberapa hari."
"Enggak sih. Pikir abi, kamu ambil cuti lebih dari itu."
"Enggak lah bi. Azzam masih punya banyak tanggung jawab di kantor."
"Kak, ngapain lama banget cutinya. Kak Azzam kerja juga Keisya nggak papa kok." Ucap Savierra kemudian.
"Semuanya udah aku atur Sya. Lagian juga nggak ada yang ketinggalan kok. Aku mau habisin waktu di rumah dulu, mumpung udah ada Arsyad sama Arsy. Masa ditinggalin mulu."
"Terus kuliahnya Kak Azzam gimana? Kasian mahasiswanya loh."
"Kamu lupa? Kampus lagi libur semester."
"Oh iya lupa."
"Ih udah jadi umi masa masih pelupa." Ucap Azzam seraya mencubit lembut pipi Savierra. Membuat Savierra meringis seraya mengelus pipinya.
"Udah dari sananya. Mohon terima apa adanya ya,"
"Mau kamu gimanapun aku pasti terima kok, hehehe."
![](https://img.wattpad.com/cover/189512600-288-k753227.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Separuh Imanku
EspiritualSequel "Sepertiga Malam Tentangnya" Baca dulu 👉🏼 "Sepertiga Malam Tentangnya" Ana uhibbuka fillah. Aku mencintaimu, karena kecintaanmu pada Allah. Kehidupan rumah tangga memang tak ada yang berjalan mulus. Pasti ada lika-liku yang mengiringi. Prob...