MAAF, KEISYA

431 43 14
                                    

Ada setitik kecewa yang mulai ku rasa. Ada secuil sakit yang menyesak dada. Namun apa daya, aku hanya bisa menenangkan hati karena kamu memberiku cinta.

•Keisya Savierra Assalafiyah•

°•°•°•°

Usai mengantar dan menjaga Aisya di rumah sakit, Azzam kembali memasuki mobil dan berniat kembali ke kampus untuk melanjutkan kegiatan. Namun ketika membuka pintu mobil, Azzam nampak terkejut melihat ponselnya yang tergeletak di bangku kemudi.

"Astaghfirullah, kok bisa di sini?"

Azzam mengambil ponselnya. Kemudian ia memasuki mobilnya. Azzam tak langsung mengemudikannya. Ia memilih membuka ponselnya terlebih dahulu. Seketika matanya membulat melihat apa yang tertera di handphone nya.

"Astaghfirullah, Keisya!"

Segera Azzam menelfon Savierra. Namun yang didapatkannya bukanlah suara Savierra. Lebih tepatnya, Savierra tidak mengangkat telfonnya. Azzam benar-benar gusar.

"Maaf, Sya."

Azzam membuka aplikasi whatsapp nya. Benar saja. Ada beberapa pesan dari Savierra yang belum dibacanya. Membuat hatinya semakin tak karuan.

Savierraku :

Assalamualaikum, Kak Azzam, lagi dimana?

Savierraku :

Pulang jam berapa nanti? Aku mau masakin makanan kesukaan Kak Azzam. Kak Azzam makan di rumah kan?

Savierraku :

Kak Azzam pulang jam berapa? Kok nggak ngangkat telfon Keisya?

Savierraku :

Kak Azzam sibuk ya? Pulang telat? Ya udah nanti kalau Kak Azzam pulang telat Keisya panasin aja masakannya.

Savierraku :

Keisya mau ke pasar dulu sama Nissa. Oh iya, Arsy sama Arsyad lagi di rumah umi. Tadi sekalian Keisya yang antar sama Nissa, umi mau mereka disana katanya.

Savierraku :

Kak Azzam sibuk banget ya? Telfon Keisya nggak diangkat sama sekali. Maaf ya Keisya ganggu Kak Azzam.

Azzam mendapati pesan dari Savierra yang dikirim dalam beberapa menit berturut-turut. Kemudian, ia juga membaca satu pesan yang dikirim beberapa menit yang lalu.

Savierraku :

Maaf, Keisya ganggu banget. Tapi yang Keisya tau, Kak Azzam nggak pernah gini sebelumnya. Baik-baik ya, Kak Azzam. Keisya tunggu Kak Azzam pulang dan makan malam bareng di rumah.

Azzam mengusap kasar wajahnya. Ia merutuki dirinya sendiri. Bisa-bisanya ia meninggalkan handphone nya di mobil dan tidak mengabari Savierra.

"Ya Allah, Keisya. Aku minta maaf," Azzam memijit pelipisnya. Hatinya semakin tak menentu.

Azzam mengucap istighfar berkali-kali. Setelah itu, ia menghela napas sebelum akhirnya ia melajukan mobilnya menuju kampus.

•°•°•°•

Separuh ImankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang