Hari demi hari terus berlalu. Bulan demi bulan terus berlalu pula. Hari ini, masih sama seperti pagi-pagi yang sebelumnya, pagi yang selalu diawali dengan doa. Pagi yang disambut oleh mentari, bersama sinarnya yang menghangatkan raga, juga menghangatkan hati.
Savierra dan Azzam baru saja selesai mendirikan ibadah mereka di pagi hari. Dimulai dari sholat shubuh, dilanjutkan dengan sholat sunnah dhuha, isyroq, dan isti'adzah yang masing-masing didirikan dua rakaat. Kemudian disambung dengan membaca Al-Quran dan murojaah bersama.
Savierra melipat mukenah dan sajadah miliknya, lalu meletakkannya kembali ke tempatnya. Begitu juga Azzam. Pagi ini, pagi yang cukup cerah. Pagi yang disambut oleh senyum yang hangat.
"Sya," Panggil Azzam.
"Iya?"
"Mau langsung siapin sarapan?"
"Em, ke kamar Arsy sama Arsyad dulu sebentar."
"Aku bantuin kamu bikin sarapan, ya, Sya."
"Hah? Bantuin bikin sarapan?"
"Iya. Kenapa?"
"Nggak apa-apa, sih. Tapi, nggak usah lah, Kak Azzam. Aku siapin sama Bi Siti. Lagian juga nggak banyak. Kan Nissa sama Azka masih nggak di sini."
"Em, tapi aku pengen bantuin kamu."
"Bantuin nungguin Arsy sama Arsyad aja, ya."
"Ya udah, deh."
"Hari ini Kak Azzam mau sarapan apa?"
"Em, pengen nasi goreng, Sya."
"Nasi goreng, ya? Pakai telur sama kornet sapi juga kesukaan Kak Azzam."
Azzam tersenyum sembari mencubit pipi Savierra. "Aku jadi laper duluan."
"Hehehe, sabar dong, Kak Azzam."
"Kayaknya aku sarapan banyak nih pagi ini."
"Kenapa?"
"Sarapan makanan kesukaan. Kamu masak yang banyak, ya."
"Hehehe, siap. Oh, iya, mau bawa bekal nggak buat makan siang?"
"Boleh tuh. Nasi goreng itu aja sekalian buat bekal juga. Pasti enak banget."
"Kak Azzam pengen banget ya kayaknya,"
"Iya, sayang. Hehehe."
"Iya udah, nanti aku masak banyak sama Bi Siti."
"Makasih ya, sayang."
"Sama-sama, pak suami. Hehehe. Aku masakin dulu, ya. Kak Azzam ke kamar Arsy Arsyad aja."
"Oke, sayang."
Setelah itu, Savierra pun keluar dari kamar dan berjalan menuju ke dapur. Sedangkan Azzam sendiri memasuki kamar Arsy dan Arsyad. Pagi yang tenang, pagi yang tentram pula.
"Mau masak sarapan apa hari ini, Non?" Tanya Bi Siti saat Savierra berjalan mendekat ke arahnya.
"Kak Azzam pengen nasi goreng kornet sapi kesukaannya, Bi. Minta masakin yang banyak katanya."
"Wah, bagus kalau gitu, Non. Kebetulan, bahan-bahannya masih pada lengkap."
"Alhamdulillah. Kita langsung bikin, yuk, Bi."
"Yuk, Non. Bibi bantuin masakin buat Den Azzam."
"Makasih banyak, ya, Bi."
"Sama-sama atuh, Non."
Allah begitu baik. Tidak pernah sekalipun Allah menguji hamba-Nya di luar batas kemampuan hamba-Nya. Allah pun tidak menghendaki kesukaran bagi hamba-Nya. Nyatanya, ujian yang membuat Savierra sempat lemah, tak begitu saja membuat senyumnya menghilang. Allah Maha Baik menciptakannya sebagai manusia yang begitu sabar.
![](https://img.wattpad.com/cover/189512600-288-k753227.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Separuh Imanku
EspiritualSequel "Sepertiga Malam Tentangnya" Baca dulu 👉🏼 "Sepertiga Malam Tentangnya" Ana uhibbuka fillah. Aku mencintaimu, karena kecintaanmu pada Allah. Kehidupan rumah tangga memang tak ada yang berjalan mulus. Pasti ada lika-liku yang mengiringi. Prob...