LEMBARAN KISAH LAMA

166 24 0
                                    

Lembaran kisah lama itu kembali terbuka. Menceritakan kisahku dan kisahmu hingga menjadi kisah kita. Begitu indah setiap halamannya, hingga rindu datang menderma. Harapku sederhana saja, semoga tetap kisah indah yang tergores di halaman berikutnya.

• Achmad Azzam Firdian Maulana •
• Keisya Savierra Assalafiyah •

¤¤¤¤

Langit yang dengan megahnya membentang berwarna biru di atas sana, beserta awan-awannya yang membersamai, seakan memberi payung teduh bagi para penikmatnya.

Memandang langit dari balik jendela butik adalah yang dilakukannya saat ini. Setiap sudut dari tempat ini menyimpan begitu banyak kenangan yang mustahil untuk dilupakan. Di setiap ruangan di tempat ini mempunyai banyak kisah. Kisah tentang dirinya, juga tentang Azzam.

Seketika Savierra teringat akan saat-saat itu. Saat dimana ia baru saja dikhitbah oleh Azzam. Betapa menyenangkannya saat-saat itu. Dimana ia, yang tak lama lagi akan bersatu dengan seseorang yang selama ini disebut dalam doanya.

Flashback on

"Masih nggak nyangka aja." Ucap Azzam kemudian.

"Nggak nyangka batal berangkat ke Mesir?" Ucap Savierra dengan polosnya.

"Polosnya masih dipelihara." Ucap Azzam seraya tertawa.

"Udah dari sananya."

"Hehehe. Ya nggak nyangka aja khitbahnya diterima sama kamu,"

Savierra tersenyum mendengar penuturan Azzam. "Sama, aku juga nggak nyangka."

"Nggak nyangka apa?"

"Nggak nyangka aja tiba-tiba kamu khitbah aku,"

"Kaget, ya?"

"Iya. Masa udah mau pergi, tapi ternyata nggak jadi pergi. Sempet bingung juga, kamu bisa bikin rencana serapi itu."

"Alhamdulillah, semuanya berjalan sesuai rencana."

Azzam tertawa pelan, begitupun Savierra.

"Bisa-bisanya kamu ajak semua keluarga buat ikut rencana kamu."

"Hahaha, iya. Idenya tiba-tiba aja gitu lewat di kepala."

"Keterlaluan banget idenya."

"Tapi nggak apa-apa juga. Alhamdulillah happy ending juga rencananya. Hehehe."

"Bisa-bisanya kamu, Zam. Setelah ini rencanamu apa?" Tanya Savierra kemudian.

"Masa mau ditanya lagi? Kamu nggak tau?"

"Enggak."

"Masa nggak tau?"

"Iya."

"Mau tau rencana aku setelah ini apa?"

"Apa?"

"Halalin kamu."

Azzam tersenyum, sangat manis. Membuat siapa saja yang melihatnya terpesona. Jangan tanya bagaimana Savierra. Hatinya seakan dipenuhi oleh bunga. Sangat bahagia. Sangat bersyukur.

"Al-Qur'an dari aku apa kabarnya?"

Terkadang Savierra tidak mengerti maksud Azzam. Azzam menanyakan kabar dari Al-Qur'an milik Savierra yang diberi olehnya. Hamba Allah yang aneh.

Separuh ImankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang