Nampaknya, matahari mulai masuk ke dalam tempat peristirahatannya. Lampu-lampu rumah sudah mulai menyala sebagai penerang. Nampaknya, langit malam sudah mulai datang menyapa. Membawa rombongan bintang yang diketuai oleh rembulan.
Selayaknya makhluk Tuhan yang selalu butuh akan Tuhannya, begitu juga Savierra yang sedang khusyu dalam ibadahnya. Menunaikan sholat fardhu yakni maghrib beserta sunnah-sunnahnya. Membaca Al-Quran hingga murojaah hafalannya, sembari menunggu Azzam pulang dari masjid usai sholat berjamaah di sana.
Sejenak ia melihat ke tempat tidur. Mendapati Arsy dan Arsyad yang tengah terlelap di atas tempat tidurnya dan Azzam. Savierra tersenyum. Mereka adalah penyemangat hatinya. Juga pelipur laranya.
"Shalih shalihah, sayang." Gumam Savierra.
Lantas, fokusnya kembali pada ayat-ayat suci yang dibacanya. Atensinya terpaku pada satu ayat beserta terjemahannya. Dibacanya perlahan-lahan, hingga ia resapi maknanya.
وَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تُقْسِطُوا فِي الْيَتَامَىٰ فَانْكِحُوا مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَىٰ وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ ۖ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَلَّا تَعُولُوا.
"Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi ; dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya." [An-Nisa/4 : 3]
Satu ayat yang ia baca, satu ayat pula yang dapat menggetarkan hatinya. Ia mengusap halaman suci dari Al-Quran yang mencakup ayat tersebut. Kemudian, tangannya beralih memegang dadanya. Ada rasa khawatir di sana.
"Kenapa ini,"
Entahlah, rasa khawatir apa sebenarnya. Azzam, kah? Bukankah memang Savierra mempercayai Azzam? Lantas apa yang harus dikhawatirkannya? Savierra merasa bingung. Ada rasa sesak kala ia membaca kalam Allah tepat pada surah ke empat dalam Al-Quran itu.
Savierra merasa, ayat yang dibacanya saat ini ada hubungannya dengan masalah rumah tangganya. Ya, ayat tentang menikahi lebih dari satu wanita. Khawatir, tentu saja perasaan itu ada. Mengingat sosok Aisya, wanita yang menyimpan perasaan pada Azzam.
"Allah, itu nggak akan terjadi," Gumam Savierra sembari menggeleng lemah.
Beberapa saat kemudian, Savierra beranjak dari duduknya dan berjalan menuju rak buku. Diambilnya kitab Tafsir Jalalain miliknya. Kitab Tafsir dengan mushonnifnya, yakni Syeikh Jalaluddin Al- Mahalli dan Syeikh Jalaluddin As-Suyuthi. Lalu dibukanya halaman demi halaman hingga sampai pada tafsir surah An-Nisa, surah ke empat dalam Al-Quran. Kemudian, Savierra kembali duduk di atas sajadahnya dan membacanya.
{ وَإِنْ خِفْتُمْ أَ } ن { لا تُقْسِطُواْ } تعدلوا { فِى اليتامى } فتحرّجتم من أمرهم فخافوا أيضاً أن لا تعدلوا بين النساء إذا نكحتموهن { فانكحوا } تزوّجوا { مَا } بمعنى ( مَن ) { طَابَ لَكُمْ مّنَ النساء مثنى وثلاث وَرُبَاعَ } أي اثنتين اثنتين وثلاثاً ثلاثاً وأربعاً أربعاً ولا تزيدوا على ذلك { فَإِنْ خِفْتُمْ أَ } نْ { لا تَعْدِلُواْ } فيهن بالنفقة والقَسْم { فواحدة } انكحوها { أَوْ } اقتصروا على { مَا مَلَكَتْ أيمانكم } من الإماء إذ ليس لهن من الحقوق ما للزوجات { ذلك } أي نكاح الأربع فقط أو الواحدة أو التسرِّي { أدنى } أقرب إلى { أَلاَّ تَعُولُواْ } تجوروا .

KAMU SEDANG MEMBACA
Separuh Imanku
SpiritüelSequel "Sepertiga Malam Tentangnya" Baca dulu 👉🏼 "Sepertiga Malam Tentangnya" Ana uhibbuka fillah. Aku mencintaimu, karena kecintaanmu pada Allah. Kehidupan rumah tangga memang tak ada yang berjalan mulus. Pasti ada lika-liku yang mengiringi. Prob...