Warning 🔞
Ki Joon terus menggoda Ji Ah yang membuat Ji Ah kini memutar kedua bola matanya malas.
"Aku masih datang bulan!"
"Masa? Tapi tadi pagi aku tidak melihat ada plastik pembalut yang baru di tempat sampah yang ada di kamar mandi atau kamar kita, yeobo."
Oh, Ki Joon benar-benar sedang pantang menyerah saat ini dengan berbagai penolakan yang diungkapkan oleh Ji Ah.
"Aku membuangnya di tempat lain!"
Ki Joon justru tersenyum penuh arti, tentu saja dirinya berpikir bahwa Ji Ah hanya mencari-cari alasan agar Ki Joon tidak kembali menyerangnya.
"Ah, masa?" Tanya Ki Joon sambil menaik turunkan alisnya, yang membuat Ji Ah menjadi semakin kesal.
"Yeobo! Kamu sungguh menyebalkan!"
Ji Ah hanya terus mengomel dan tidak benar-benar menolak Ki Joon, tanda bahwa dirinya malu tapi mau, dan Ki Joon sangat paham dengan respon yang diberikan oleh istrinya ini.
Keduanya kini sudah berada di shower box dengan masih berpakaian lengkap. Ki Joon dengan kemeja putih andalannya itu dan celana panjangnya berwarna abu-abu gelap, sedangkan Ji Ah memakai tank top kremnya dengan celana panjang rumahan yang biasanya dia pakai.
Ki Joon yang masih setia menggendong Ji Ah pun langsung menatap dalam ke arah kedua mata indah milik istrinya. Tatapan Ki Joon seraya bertanya seperti meminta persetujuan dari sang istri dengan penuh harap.
Ya, akhir-akhir ini entah mengapa Ki Joon menjadi lebih pemaksa daripada biasanya, Ki Joon pun menyadari akan hal itu, tapi ada satu hal yang selalu dia lakukan yaitu tetap akan benar-benar melakukannya ketika keduanya sama-sama menginginkannya.
Kecuali kejadian di waktu lalu saat berada di kolam renang yang ada di villa, Ki Joon benar-benar sangat memaksa Ji Ah bahkan merasa masa bodoh dengan omelan dan nasehat dari sang istri yang akhirnya justru membuat keduanya tidak bisa merasakan kenikmatan yang klimaks. Setelahnya Ki Joon benar-benar menyesal dan dirinya berusaha untuk tidak mengulanginya lagi.
"Kenapa kamu menatapku seperti itu?" Tanya Ji Ah yang sepertinya langsung paham dengan tatapan yang sedang diberikan oleh suaminya itu.
"Ya, aku memang sedang menjadi pemaksa kali ini...."
Belum selesai Ki Joon berbicara, Ji Ah pun langsung memotong ucapan suaminya itu.
"Bagus, kalau kamu sadar bahwa akhir-akhir ini kamu sungguh menjadi pemaksa sekali." Kata Ji Ah yang masih menampakkan raut muka kekesalannya itu, membuat Ki Joon tersenyum dibuatnya.
Ji Ah yang sedang merasa kesal? Terkadang atau seringkali justru membuat Ki Joon merasa semakin gemas ketika melihat istrinya yang seperti itu.
"Ya, tapi.... aku akan tetap selalu meminta persetujuanmu, yeobo"
Tatapan mata Ji Ah kini penuh selidik di depan Ki Joon.
"Aku ralat, ada satu kali di mana kamu tidak meminta persetujuan dariku."
"Ya, ya, ya, aku tahu itu di mana dan baiklah aku tidak akan mau mengulangi hal itu lagi. Jadi, bagaimana?" Tanya Ki Joon yang rasanya sudah semakin tidak sabar ingin segera menyerang bibir ranum Ji Ah yang terlihat semakin menggoda di hadapannya.
"Bagaimana apanya?"
Ji Ah justru tidak menjawab pertanyaan dari Ki Joon dan kembali memberikan pertanyaan. Entah Ji Ah yang memang tidak paham atau berpura-pura tidak paham.
"Aku sudah tidak sabar ingin menyerangmu, yeobo." Kata Ki Joon yang akhirnya memilih langsung mengatakannya di depan istrinya sendiri.
Perasaan Ji Ah sedang campur aduk sekarang, antara kesal, rindu, gemas, dan senang. Senang karena suaminya tadi baru saja memberikan sebuah kejutan yang sangat dia sukai. Rindu? Ya, Ji Ah pun memang merindu kepada sang suami. Gemas karena sikap suaminya yang tidak ada bedanya dengan Joon dan kesal karena Ki Joon yang akhir-akhir ini lebih suka meminta dengan cara memaksanya walau menggunakan cara yang halus, perlahan namun pasti.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Penthouse : Love in Life #2
FanfictionUhm Ki Joon x Lee Ji Ah (UmJiah) story as family :) Just fanfic 🥰 Lanjutan cerita dari The Penthouse : Love in Life.