Keesokan harinya.
Matahari bersinar terang, burung-burung berkicauan senang, menandakan bahwa ada sebuah hari baru yang tiba. Seharusnya ada dua insan manusia yang sedang berpelukan erat di atas ranjang namun saat ini yang satunya entah berada di mana.
Suara alarm dari ponsel dan berkas-berkas sinar yang masuk sukses mengganggu tidur nyenyak Ji Ah hingga dirinya kini menguap lebar dan merentangkan kedua tangannya untuk meregangkan tubuhnya yang terasa kaku, lalu dahinya langsung berkerut bingung ketika melihat tidak ada seorang pun yang berbaring di sampingnya saat ini.
Ya, yang Ji Ah cari adalah suaminya sendiri, Ki Joon, yang Ji Ah ingat semalam masih bercinta dengannya dan memeluknya erat.
"Mmm, ke mana kah suamiku? Tumben sekali di pagi hari ini dia sudah tidak berbaring di sampingku?"
Ji Ah lalu berguman sendiri dan bertanya-tanya di dalam hati. Sesaat Ji Ah kembali menguap lebar sebelum akhirnya dirinya memutuskan untuk membungkus tubuh telanjangnya itu dengan selimut dan berjalan cepat ke kamar mandi.
"Ah, lebih baik sekarang aku menyegarkan diriku lalu setelahnya, aku akan membangunkan anak-anak."
Sementara itu.
Di hari ini Ki Joon memang berniat terbangun lebih awal dan niatannya itu tentu saja terjadi karena alasan yang kuat. Ya, dirinya masih mengingat bahwa semalam akibat percintaan yang panas dengan Ji Ah membuat Ki Joon memporakporandakan ruang kerjanya sendiri. Barang-barang yang bertebaran beserta pakaian yang dirinya dan sang istri pakai semalam pun berserakan di lantai.
"Sudah benar aku terbangun pagi-pagi hari ini. Hmm, aku harus merapikan ini semua kembali seperti semula dan membawa pakaian lalu memasukkannya ke dalam keranjang. Ini semua demi supaya istriku tidak mengomel lagi kepadaku, apalagi kalau sampai ada celana dalamnya yang tertinggal lagi.... Hmm, bisa-bisa nanti aku dipuasakan."
Ki Joon menaruh kedua tangannya di pinggang seraya melihat ke seluruh area ruang kerjanya, dirinya bergumam sendiri sambil berpikir dan memutuskan mana yang harus dia bereskan terlebih dahulu.
"Oke, mari kita mulai dari mengambil semua pakaian itu."
Beberapa saat kemudian.
Terdengar suara gemericik air dari kamar mandi, sensasi aliran air hangat yang kini menyentuh kembali kepala Ji Ah yang baru saja selesai di usap dengan shampoo itu terasa begitu menyegarkan.
"Ah, segarnya....."
Ji Ah kini membilas tubuhnya dari kepala hingga ke ujung kaki lalu mengeringkannya dengan sebuah handuk besar dan dirinya pergi berjalan ke arah wardrobe untuk berganti pakaian.
"Oke, sekarang aku akan membangunkan dan mengurus anak-anak terlebih dahulu." Kata Ji Ah pada dirinya sendiri sambil berjalan menuju ke kamar di sebelah kamarnya yaitu kamar Seok Jeong.
Suasana di kamar putra kecilnya itu tampak tenang, terlihat Seok Jeong yang masih tertidur pulas di atas ranjangnya. Ji Ah tersenyum, menatap ke arah Seok Jeong, memberikan tatapan penuh cinta.
"Selamat pagi, Jeongie...."
Sebuah sapaan Ji Ah berikan dan tentu saja putra kecilnya itu tidak langsung merespon.
"Ah, Jeong Pao.... Kamu tertidur sangat nyenyak sekali ya...." Kata Ji Ah yang kini dengan sengaja mengusap kepala Seok Jeong hingga mencolek gemas kedua pipi putranya sendiri yang memang mirip seperti bakpao, menggemaskan sekali.
Perlakuan yang Ji Ah berikan mulai membuat Seok Jeong terusik di dalam tidur nyenyaknya. Kesadaran Seok Jeong mulai terjaga, kedua mata indahnya yang sangat mirip dengan Ji Ah itu mulai mengerjap, dan akhirnya menatap ke arah ibunya itu dengan raut mukanya yang masih mengantuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Penthouse : Love in Life #2
FanfictionUhm Ki Joon x Lee Ji Ah (UmJiah) story as family :) Just fanfic 🥰 Lanjutan cerita dari The Penthouse : Love in Life.