Part 293

493 33 13
                                    

Setelah menata menu makan malam untuk Seok Kyung dengan rapi di atas sebuah nampan yang cukup besar, Ji Ah pun kembali berjalan menaiki tangga hingga dirinya mendorong pintu kamar Seok Kyung yang sedikit terbuka itu dengan menggunakan lengannya. 

"Astaga, Seok Kyung a...."

Betapa terkejutnya Ji Ah, ketika melihat putrinya duduk bersandar di ranjang dengan kedua mata yang terpejam. Melihat bahwa wajah Seok Kyung juga tampak sedikit pucat membuat Ji Ah berpikir macam-macam. Dirinya langsung meletakkan nampan yang di bawanya itu di atas meja belajar yang ada di kamar dan kini sudah menghampiri Seok Kyung dengan duduk di tepi ranjang putrinya itu.

"Seok Kyung a! Kamu kenapa??! Astaga, jangan pingsan seperti ini! Seok Kyung a!"

Raut muka Ji Ah berubah menjadi panik, dirinya berpikir kalau Seok Kyung sedang pingsan saat ini akibat terlalu lelah dan belum mendapatkan asupan makanan apapun sejak siang hari yang membuat putrinya ini menjadi sangat lemah.

"Seok Kyung a, sadarlah!"

Ji Ah masih berusaha berseru-seru memanggil Seok Kyung sambil menggerak-gerakkan tubuh putrinya itu dan gumaman singkat yang tidak jelas itu akhirnya membuat hati Ji Ah merasa sedikit lega.

"Mmm, aku hanya mengantuk eomma...."

Seok Kyung benar-benar merasa sangat lelah hingga dirinya tak sanggup membuka kedua matanya di depan Ji Ah. Bahkan setelah berkata-kata kepada ibunya sendiri, dirinya sudah kembali menghilang ke alam mimpi.

"Astaga, sayang.... eomma pikir kamu tadi sampai pingsan 🥺" Kata Ji Ah, menatap Seok Kyung dengan raut mukanya yang juga sedih namun tetap berusaha tegar demi putrinya itu.

Ji Ah merapikan helaian rambut Seok Kyung yang tampak masih basah.

"Seok Kyung a.... sayang.... eomma tahu kamu merasa sangat mengantuk sekarang, tapi kamu belum makan apapun dari tadi siang."

Dan suara bernada membujuk dari Ji Ah itu tidak mendapatkan respon apapun dari Seok Kyung karena memang putrinya itu benar-benar sudah tertidur pulas, bukan karena ingin tidur tapi karena tubuhnya yang tak mampu lagi menerima berbagai kelelahan di sepanjang hari ini.

Sesaat dalam suasana heningnya malam, Ji Ah pun menghela nafas. Berbagai rasa sedang berkecamuk di dalam hati. Rasa khawatir dan sedih yang paling mendominasi. Ji Ah berpikir bahwa dirinya harus selalu ada untuk Seok Kyung, walaupun memang biasanya juga seperti itu, namun kondisi putrinya saat ini sungguh memerlukan perhatian lebih darinya.

"Ya sudah, kalau begitu eomma akan membenahi posisi tidurmu ya.... jangan tertidur sambil duduk bersandar seperti ini sepanjang malam, besok bisa-bisa kamu merasa leher dan punggungmu pegal." Kata Ji Ah sambil menata bantal dan memposisikan tubuh Seok Kyung untuk berbaring di ranjang.

Dan kini perhatian Ji Ah tertuju pada rambut Seok Kyung yang masih basah.

"Seok Kyung a, eomma keringkan rambutmu dulu ya.... eomma tidak ingin kamu masuk angin hanya gara-gara kamu tidur dengan rambut yang masih basah seperti ini."

Lagi-lagi perkataan dari Ji Ah tidak mendapatkan respon apapun dari Seok Kyung dan hanya terdengar deru nafas putrinya itu yang teratur. Kemudian Ji Ah beranjak dari ranjang, dirinya mengambil hairdryer yang ada di lemari Seok Kyung. Dan setelahnya, Ji Ah kembali duduk di tepi ranjang lalu mulai dengan sabar dan telaten dirinya mengeringkan rambut Seok Kyung hingga benar-benar kering.

"Seok Kyung a, putri eomma...."

Ji Ah mematikan hairdryer itu sambil mengusap lembut kepala Seok Kyung, kedua matanya memperhatikan wajah putrinya yang tampak begitu lelah.

The Penthouse : Love in Life #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang