Part 312

489 35 14
                                    

Maafkan, untuk besok Writernim ngga update ya karena ada kerjaan di dunia nyata dan sampai jumpa lagi di hari Senin!
Selamat membaca :)

"Mmm, lalu apa yang tadi ingin kamu katakan kepadaku?" Tanya Ji Ah kepada Ki Joon.

"Oh itu, tentang permintaan Joon tadi sore, apakah kamu bisa mengabulkannya?"

Pertanyaan dari Ki Joon membuat Ji Ah tampak berpikir dan Ki Joon yang pantang menyerah itu masih terus melanjutkan ucapannya.

"Sayang, aku sungguh tidak peduli dengan ibu-ibu siapa pun itu secantik dan semenarik apapun mereka, karena yang selalu ada di dalam hatiku adalah dirimu seorang dan yang sedang aku pedulikan saat ini adalah keinginan Joon. Ya, walaupun setelahnya Joon sudah tidak masalah jika keinginannya tidak dikabulkan tapi...."

Dan belum selesai Ki Joon menjelaskan maksudnya, Ji Ah sudah terlebih dahulu memotong perkataan suaminya itu.

"Ya, aku tahu maksudmu, yeobo. Aku juga merasa sangat menyesal ketika tadi sore sudah membentak Joon yang sebenarnya tidak bersalah. Mmm, oke tapi dengan satu syarat, kita harus mengantarkan Joon bersama-sama sampai masuk ke dalam sekolah...."

"Oke, tidak masalah dan Joon pasti akan merasa sangat senang."

"Dan aku benar-benar akan menunjukkan kepada para ibu-ibu meresahkan itu betapa romantisnya kita berdua!" Seru Ji Ah dengan nada suaranya yang begitu menggebu-gebu.

"Astaga, sayang.... Sudah ya, ayo kita tidur saja, ini sudah malam." Kata Ki Joon sambil menepuk-nepuk lengan Ji Ah, seraya menghantarkan sang istri menuju ke alam mimpi.

Kini baik Ki Joon dan Ji Ah dengan perlahan memejamkan mata, saling berbagi kehangatan dengan pelukan sepanjang malam.

Keesokan harinya.

Rintik hujan sedang membasahi kota Seoul dari semalam, menciptakan suasana mendung yang membawa nikmat untuk kembali tertidur. Kedua mata nan indah itu perlahan membuka dan beberapa kali mengerjap akibat suara alarm dari ponsel yang di taruh di atas meja di samping ranjangnya.

"Hoam...."

Ji Ah kini menguap lebar, dengan rambutnya yang sedikit berantakan itu, dirinya menoleh ke arah sang suami, Ki Joon, yang masih tampak tertidur nyenyak saat ini. Ji Ah tersenyum, memanfaatkan sesaat waktunya di pagi buta seperti inu dengan sekedar mengamat-amati wajah tampan suaminya sendiri, sesekali kembali bersandar malas di dada Ki Joon. Jika saja saat ini Ki Joon dan Ji Ah masih berduaan saja dan belum memiliki anak, bisa dipastikan keduanya akan kembali tidur dan bangun di waktu yang lebih siang.

Hawa dingin yang semakin menyelimuti akibat hujan yang masih tak berhenti membuat Ji Ah menarik bed cover dan mengeratkan pelukannya pada pinggang Ki Joon hingga membuat suaminya itu mulai terusik di dalam tidurnya.

Dengan masih memejamkan mata, Ki Joon dengan suara berat nan serak khas orang baru bangun tidur pun bertanya, "Merasa dingin, hmm?"

Tebakan tiba-tiba dari Ki Joon yang membuat Ji Ah kini tersenyum senang. Siapa wanita yang tidak merasa senang jika memiliki pria yang begitu perhatian dan selalu menjaganya? Tentu saja, Ji Ah merasa senang hingga berbangga memiliki Ki Joon di dalam hidupnya sampai saat ini.

"Iya, yeobo."

"Hmm, kemarilah. Aku akan memelukmu lebih erat lagi." Kata Ki Joon yang ikut membalas pelukan Ji Ah, sesaat sengaja memberikan sebuah kecupan manis di kening sang istri dan membuat Ji Ah kembali tersenyum.

"Mmm, iya...."

"Jam berapa ini? Ah, ini masih jam 5 pagi dan kamu sudah terbangun sepagi ini, yeobo." Kata Ki Joon sambil melirik ke arah jam yang ada di meja di samping ranjang tempat Ji Ah berbaring.

The Penthouse : Love in Life #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang