Ji Ah kembali tersenyum dan kini kedua tangannya bergerak menyusuri rambut suaminya itu.
"Mmm, sejujurnya aku juga sangat ingin menemanimu, yeobo. Mianhae..... aku tahu kalau kamu sedang merasa kecewa sekarang, jadi..... sampai bertemu nanti malam. Tenang saja, aku sudah benar-benar sehat, jadi aku akan dengan senang hati menemanimu. Mau berapa ronde? Satu, dua, tiga?"
Ji Ah saat ini sedang berusaha mengembalikan mood Ki Joon dan sepertinya dirinya berhasil karena kini Ki Joon langsung terkekeh ketika mendengar perkataan Ji Ah.
"Sepertinya kamu sedang menantangku ya, yeobo. Baiklah, aku tidak sabar menunggu waktu nanti malam."
"Karena kalau tanpa tantangan maka tidak akan seru. Baiklah, aku harus pulang dulu dan sampai jumpa nanti malam~" Kata Ji Ah sambil mengecup singkat bibir Ki Joon.
"Ne, sayang dan siapkan tenagamu."
"Oh, jangan salah yeobo..... percayalah bahwa diriku adalah wanita yang kuat, bahkan aku yang habis selesai mengurus Jeong saja masih bisa menemanimu sepanjang malam. Bukankah begitu?" Tanya Ji Ah sambil memberikan kedipan mata menggoda dan berjalan ke luar dari ruang kerja Ki Joon.
Sedangkan Ki Joon yang baru saja mendapatkan kedipan maut dari sang istri pun merasakan panas dingin secara bersamaan dan dirinya langsung berusaha mengalihkan pikirannya dengan kembali memeriksa berkas-berkas pekerjaannya.
Sementara itu.
Ji Ah yang sudah keluar dari kantor Ki Joon, dirinya bergegas masuk ke mobilnya dan melajukannya ke laboratorium tempat di mana dia akan bertemu bersama Joo Wan. Hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit saja dan akhirnya Ji Ah sudah memarkirkan mobilnya di parkiran basement gedung laboratorium itu.
Setelah keluar dari mobilnya, Ji Ah langsung berjalan menuju ke area lobi dari gedung laboratorium itu. Selama berjalan dari area parkiran basement, Ji Ah lagi-lagi merasakan sebuah perasaan aneh yang dulu pernah timbul ketika dirinya diikuti oleh seseorang yang tidak dia kenal.
Ya, Ji Ah merasakannya lagi hingga membuatnya beberapa kali menghentikan langkah dan menengok ke belakang namun dirinya tidak menemukan siapa pun selain dirinya sendiri.
"Mmm, apakah ini hanya perasaanku saja?"
"Entah kenapa tiba-tiba aku merasa seperti sedang diikuti...."
Namun ketika Ji Ah melihat ke arah jam tangan yang melingkar di tangan kirinya itu dan ternyata waktu sudah cukup sore, dirinya langsung bergegas berjalan masuk ke lobi tanpa berpikir panjang lagi. Ji Ah hanya ingin cepat menyelesaikan pemeriksaan DNA ini supaya dirinya juga bisa cepat sampai di Penthousenya.
"Joo Wan ssi, mianhae aku terlambat." Kata Ji Ah sambil mendekati Joo Wan yang baru saja berdiri dari kursi tunggu yang ada di situ.
"Tidak apa-apa Ji Ah ssi. Apakah tadi di sepanjang perjalanan ada masalah?" Tanya Joo Wan dan Ji Ah langsung menggelengkan kepalanya.
"Tidak, tadi aku hanya menemui suamiku sebentar sebelum pergi ke sini."
"Oh, baiklah." Kata Joo Wan sambil tersenyum.
"Oh iya, bagaimana dengan pemeriksaannya?"
"Sambil menunggumu datang, tadi aku sudah mendaftarkannya jadi kita sekarang hanya butuh menunggu nama kita dipanggil dan kita akan menjalani pemeriksaan." Kata Joo Wan menjelaskan dan mengajak Ji Ah untuk duduk bersebelahan di kursi tunggu itu.
"Syukurlah dan semoga tidak lama."
"Ne, Ji Ah ssi, apakah kamu sedang terburu-buru?" Tanya Joo Wan yang memang menangkap raut muka Ji Ah yang sedikit tidak tenang saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Penthouse : Love in Life #2
FanfictionUhm Ki Joon x Lee Ji Ah (UmJiah) story as family :) Just fanfic 🥰 Lanjutan cerita dari The Penthouse : Love in Life.