Part 224

669 44 13
                                    

Di waktu malam.

Jalanan besar di kota Seoul terlihat begitu sepi, sebuah mobil kini tampak berhenti di lampu merah. Dari tadi Joo Wan sedang berpikir ke mana dirinya harus pergi untuk mengamankan diri.

"Hmm.... ke mana ya???"

Joo Wan terus bertanya-tanya di dalam hati, hingga akhirnya di dalam pikirannya pun mendapatkan sebuah ide yang brilian.

"Aha, bagaimana kalau aku ke sana saja? Hmm, sepertinya itu ide yang bagus." Gumam Joo Wan sambil tersenyum.

Sambil masih menunggu lampu lalu lintas itu berubah warna, Joo Wan meraih ponsel dari saku celananya dan menghubungi seseorang. Dirinya menunggu beberapa saat, panggilan teleponnya itu terhubung hanya saja tetap tidak ada yang mengangkatnya.

"Haish.... apakah mungkin dia sudah tertidur? Atau sedang mengurus anaknya? Aduh, bagaimana ini.... aku tidak mungkin kembali karena para pengawal appa pasti akan mencariku." Kata Joo Wan sambil kedua matanya juga melihat ke arah spion di mobilnya, mencari tahu apakah dirinya sedang diikuti lagi atau tidak.

Tidak terasa, lampu lalu lintas itu sudah berubah menjadi hijau dan Joo Wan pun langsung melajukan mobilnya melintasi jalanan besar di kota Seoul.

"Ah, bodoh amat.... lebih baik aku langsung saja ke sana."

Joo Wan akhirnya menancap pedal gas menuju ke suatu tempat yang dia tuju.

Tidak membutuhkan waktu yang lama, Joo Wan akhirnya sudah sampai di sebuah lobi dari gedung real estate yang cukup tinggi.

"Jadi ini gedungnya? Wow!" Seru Joo Wan ketika melihat dan mengagumi gedung itu.

Joo Wan langsung meminta tolong kepada petugas di depan untuk memarkirkan mobilnya dan dirinya pun berjalan masuk. Singkat cerita, yang saat ini terjadi adalah di mana Joo Wan sedang menaiki sebuah lift khusus dengan sebuah kartu yang berhasil dia dapatkan dengan cara yang begitu cerdas.

"Hohoho. Akhirnya aku berhasil sampai ke sini." Gumam Joo Wan ketika dirinya keluar dari lift itu sambil sesaat menatap ke arah sekelilingnya dengan raut mukanya yang menampakkan kekaguman.

Joo Wan terus berjalan hingga melihat ada sebuah pintu yang dia yakini sebagai pintu utama. Joo Wan kini sudah berada di depan pintu itu dan langsung memencet bel beberapa kali.

TENG TONG.

TENG TONG.

TENG TONG.

Suara bel yang terdengar berkali-kali tanpa jeda itu akhirnya membuat Ki Joon mengurungkan niatnya menaiki tangga dan justru menjadi penasaran dengan siapa yang datang di waktu malam seperti ini.

"Haish, siapa yang malam-malam datang ke sini???"

Ki Joon bergumam sambil melangkahkan kakinya menuju ke pintu utama di Penthouse itu dan langsung membukanya.

"Noona!!! Aku mencari Ji Ah noona!"

"SIAPA KAMU?!"

Ki Joon langsung berseru di depan Joo Wan dengan raut mukanya yang begitu galak, dingin, dan tidak suka. Di dalam hati Ki Joon kini mulai muncul perasaan kesal karena di malam hati di saat dirinya ingin beristirahat bersama istrinya, tiba-tiba ada saja yang mengganggu mereka berdua.

"Aku mencari noona!"

Dan sekarang Joo Wan lagi-lagi kembali berseru di depan Ki Joon menjadi semakin kesal.

"Tidak ada noona di sini!" Seru Ki Joon yang langsung menolak Joo Wan dan sama sekali tidak berniat ingin bertanya atau mencari tahu siapa orang yang ada di depannya ini, malah Ki Joon memilih seperti bersikap pura-pura tidak tahu.

The Penthouse : Love in Life #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang