"Yeobo?"
"Wae?"
"Kenapa kamu....."
"Sayang, tunggu...."
"Yeobo, jangan lakukan ini...."
"Ji Ah ssi, jangan pergi dariku!"
Di tengah gelapnya malam, Ki Joon tiba-tiba terbangun dengan menampakkan ekspresi wajahnya yang sangat terkejut.
"Hah.... Hah...."
Dirinya kini berusaha mengatur nafas dan langsung menoleh ke samping di mana Ji Ah masih tertidur nyenyak di pelukannya, hanya terdengar suara nafasnya yang begitu teratur.
Ki Joon akhirnya kembali berbaring dengan salah satu tangan yang dia taruh di belakang kepalanya.
"Astaga, ternyata aku hanya mimpi. Tapi, mimpiku sungguh tidak enak sekali...." Gumam Ki Joon di dalam hatinya, sambil tangannya mengusap lembut punggung dan lengan Ji Ah, membuat istrinya itu hanya berguman tidak jelas lalu sedikit bergerak semakin memeluk Ki Joon erat.
"Hmm.... bisa-bisanya."
Ki Joon berusaha untuk kembali memejamkan mata, namun sekelibat pikirannya mengingat pada sebuah pesan yang masuk ke ponsel Ji Ah dan dia sempat membacanya.
"Besok, kita jadi kan?"
Ki Joon tahu bahwa Ji Ah bahkan semalam tidak berniat sama sekali ingin membuka pesan itu, namun tetap saja bagi Ki Joon itu adalah hal yang cukup mengganggu.
"Jadi apa? Istriku mau melakukan apa atau ke mana? Ah, aku tidak ingin memikirkannya tapi kenapa kata-kata itu kembali muncul di pikiranku. Haish....."
Ki Joon terus bergumam sambil kembali menatap ke arah Ji Ah yang masih tertidur di dalam pelukannya.
"Hmm, ya sudah, lebih baik nanti aku akan bertanya saja kepada istriku ini. Apa yang akan dia lakukan seharian, supaya hatiku merasa tenang." Kata Ki Joon di dalam hatinya dan setelahnya dirinya berusaha untuk memejamkan kedua matanya kembali.
Beberapa jam kemudian.
Semburat warna warni tampak di langit, perlahan menggantikan kegelapan menjadi terang. Kedua mata indah itu pelan-pelan terbuka sambil berusaha mengumpulkan kesadarannya.
"Hoam~"
Ji Ah akhirnya menguap sambil meregangkan tangan-tangannya bahkan sampai sempat terkena kepala Ki Joon walaupun itu tidak membuat Ki Joon yang masih lelap dalam tidurnya itu terbangun.
"Astaga, mianhae yeobo.... aku lupa kalau kamu ada di sampingku." Kata Ji Ah sambil tersenyum lalu kedua matanya kini sibuk mengamat-amati wajah Ki Joon yang masih tampak tenang dalam tidurnya, sambil mengusap-usap kepala suaminya itu.
Kedua mata Ji Ah benar-benar sedang menikmati pemandangan indah di depannya. Berlama-lama melihat wajah sang suami adalah salah satu hal yang Ji Ah sukai. Entah mengapa tapi Ki Joon pun tampak terlihat tampan walau sedang tertidur seperti ini.
"Kamu selalu terlihat tampan di mataku, bahkan ketika dirimu sedang tidur seperti ini." Gumam Ji Ah sambil mengusap wajah suaminya itu.
Ji Ah tampaknya terbangun lebih pagi hingga akhirnya dirinya mendengar suara alarm yang membuatnya meraih ponselnya sendiri yang berada di atas meja di samping ranjangnya.
"Ah, ternyata masih jam 6 pagi. Sepertinya tadi aku bangun lebih awal dari biasanya. Tapi, tidurku semalam sungguh sangat nyenyak sekali. Ah, bahagia itu memang sungguh sederhana~"
Setelah mematikan alarm, Ji Ah sempat menggunakan waktunya sesaat sambil membuka aplikasi pesan. Sebuah pesan baru yang semalam memang tidak ingin dia buka itu akhirnya membuat dahi Ji Ah berkerut bingung, mencoba untuk mengingat siapakah pengirim pesan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Penthouse : Love in Life #2
FanfictionUhm Ki Joon x Lee Ji Ah (UmJiah) story as family :) Just fanfic 🥰 Lanjutan cerita dari The Penthouse : Love in Life.