Part 291

524 30 5
                                    

"Baiklah jika saat ini putri appa belum merasa lapar.... kalau begitu appa akan mengajakmu ke suatu tempat...."

Sesaat Seok Kyung langsung mengerutkan dahinya dan memberikan tatapan penuh tanya kepada ayahnya.

"Mmm, bukankah appa harus bekerja di pagi hari ini? Aku tidak apa-apa, lihatlah aku sudah tidak menangis lagi...."

Ki Joon pun tersenyum sambil berkata, "Kamu sudah tidak menangis, tapi lihatlah.... wajahmu masih murung seperti ini. Tidak masalah jika saat ini kamu masih merasa sedih, appa akan menemanimu. Hmm, kata siapa appa harus bekerja di pagi hari ini? Buat appa.... eommamu, dirimu, Seok Hoon, Joon, dan Jeong lah yang terutama, pekerjaan tentu saja bisa menunggu."

"Gomawo, appa...."

Terdengar suara yang begitu lirih tanpa semangat dari Seok Kyunt membuat Ki Joon kembali mengusap lembut kepala putrinya itu dan mulai melajukan mobilnya. Tidak banyak hal yang terjadi di sepanjang perjalanan, karena setelah begitu lama menangis perlahan Seok Kyung mulai merasakan kantuk yang kini mendatanginya.

"Hoam~"

Seok Kyung menguap lebar yang membuat Ki Joon, sang ayah menjadi menoleh ke arahnya.

"Tidurlah saja dulu, Seok Kyung a. Nanti appa akan membangunkanmu jika sudah sampai."

"Ne, appa."

Dengan segera Seok Kyung mengatur sandaran kursi tempat duduknya sedikit lebih ke belakang agar dirinya merasa lebih nyaman dan setelahnya kedua matanya pun terpejam. Tidak membutuhkan waktu yang lama, Seok Kyung pun tampak tertidur pulas.

Dan di saat yang sama ketika Ki Joon sedang beberapa kali menatap putri satu-satunya itu sambil merasakan berbagai perasaan yang muncul di dalam hati, dirinya mendengar ada deringan di ponselnya.

Pembicaraan di telepon

"Yeoboseyo, yeobo." Sapa Ki Joon, saat sebelumnya melihat nama istrinya yang muncul di layar ponselnya.

"Ah, yeobo.... bagaimana? Apakah dirimu sekarang sedang bersama Seok Kyung?"

Nada suara Ji Ah terdengar begitu khawatir. Ya, apalagi setelah Ji Ah membaca pesan yang begitu mengejutkan dari Ki Joon dan membuat dirinya semakin memikirkan ketika mengetahui bahwa putrinya, Seok Kyung, sedang bersedih hingga menangis.

"Ya, aku sedang bersama putri kita dan dia sedang tertidur pulas di mobil. Tadi aku meminta Sekretaris Cho untuk membawakan mobil mini cooper itu kembali ke Hera Palace."

"Ne, kuncinya sudah aku terima dan aku simpan. Mmm, lalu bagaimana dengan Seok Kyung? Kalian jadi sarapan di luar? Ah, aku sangat khawatir, yeobo...."

Ki Joon menghela nafas dan menghembuskannya perlahan.

"Awalnya aku ingin mengajaknya sarapan tapi putri kita mengatakan kalau dirinya belum merasa lapar...."

Dan di saat yang sama Ji Ah yang masih merasa sangat khawatir itu langsung memotong perkatan Ki Joon.

"Ah, pasti karena rasa sedih yang sedang menyelimuti membuat putri kita jadi tidak mood melakukan apapun termasuk menikmati sarapan.... aduh, aku jadi semakin kepikiran yeobo...."

Mendengar perkataan Ji Ah yang penuh dengan kekhawatiran akan keadaan Seok Kyung membuat Ki Joon tersenyum teduh dari balik ponselnya dan dirinya pun berusaha menenangkan sang istri.

"Tenanglah, sayang. Hmm, aku akhirnya tadi memilih tidak memaksanya untuk sarapan dan sedang berusaha membawanya ke suatu tempat. Ya, aku berpikir siapa tahu kalau ada tempat baru yang dia kunjungi itu akan membuat perasaannya jadi lebih baik."

The Penthouse : Love in Life #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang