Dan di saat Joo Wan tiba-tiba berbalik, dari arah yang lain ada seseorang wanita yang tanpa sengaja menabraknya hingga membuat Joo Wan pun merasa terkejut.
"Ah, maafkan saya Tuan, saya sedang terburu-buru...." Kata wanita itu sambil sedikit membungkukkan tubuhnya seraya meminta maaf lalu mengambil tas kecilnya yang terjatuh dan langsung melangkah pergi.
Raut muka Joo Wan yang dari tadi tampak bingung kini berubah menampakkan senyuman hingga dirinya sendiri bergumam di dalam hati.
"Wanita itu.... cantik juga."
Dan ketika Joo Wan kembali ingin melangkah, tanpa sengaja kakinya menginjak sesuatu yang membuat Joo Wan akhirnya berhenti dan mengamat-amati lalu mengambil sesuatu itu.
"Hmm, apakah barang ini adalah milik wanita tadi itu?" Tanya Joo Wan di dalam hatinya sendiri.
Sesaat Joo Wan yang masih menggendong Seok Jeong itu langsung berlari, berusaha mengejar si wanita misterius yang baru saja menabraknya.
"Nona!!! Nona!!! Tunggu!"
Namun usaha yang Joo Wan lakukan saat ini pun sia-sia. Si wanita misterius itu telah menaiki mobilnya dan pergi dari sekolah itu.
"Ah, kenapa jalannya begitu cepat sekali??? Padahal aku sudah berteriak dan tetap saja dia tidak mendengarkan suaraku. Hmm, bagaimana ini?"
Joo Wan kini bergumam sendiri di dalam hati sambil kedua matanya menatap ke arah sebuah kartu pengenal yang kini sedang dipegangnya.
"Sepertinya ini adalah kartu pengenal yang penting dan mau tidak mau aku harus mengembalikannya."
Dari tadi hati Joo Wan sedang menimbang-nimbang hingga akhirnya dirinya kembali berjalan menuju ke mobilnya lalu menaruh Seok Jeong di car seat yang Joo Wan telah siapkan persis di samping kursinya.
"Saaaa coooon....." Kata Seok Jeong mulai asik berceloteh memanggil Joo Wan.
"Samchon, Jeong a..... Tapi sepertinya Jeong belum bisa berkata-kata dengan jelas ya?"
"Saaaa coooon....."
Lagi-lagi Seok Jeong memanggil Joo Wan dengan sebutan yang dia bisa hingga membuat Joo Wan tersenyum dan mengusap kepala keponakannya itu.
"Oke, Jeong a, hmm..... sepertinya kali ini samchon akan mengajakku pergi ke suatu tempat untuk mengembalikan kartu pengenal ini. Ah, kalau begitu Jeong sambil menikmati snack ini saja." Kata Joo Wan yang tentu saja mengingat setiap penjelasan dari Ji Ah tentang kapan-kapan saja Seok Jeong harus makan snack, makan biasa, dan minum susu.
Joo Wan menyalakan mesin mobilnya seraya mengambil yummy bites dari ransel milik Seok Jeong dan memberikan kepingan snack yang lembut itu lalu menaruhnya di tangan bocah kecil itu agar di sepanjang perjalanan nanti Seok Jeong bisa asik memakan snacknya sendiri.
"Maaaam maaaam....." Kata Seok Jeong yang tersenyum senang ketika melihat snack yang kini sudah dia pegang di kedua tangannya.
"Oke, selamat makan Jeong, samchon mau menyetir dulu." Kata Joo Wan sambil melajukan mobilnya menuju ke suatu tempat.
Suatu tempat?
Tidak membutuhkan waktu yang lama, cukup sekitar dua puluh menit saja, dengan bantuan aplikasi peta yang ada di ponselnya kini Joo Wan sudah sampai di suatu tempat.
Kedua mata Joo Wan kini memandang sebuah gedung yang cukup besar dan tinggi dengan dominasi warna putih disertai dengan kaca-kaca jendela yang cukup panjang dan lebar.
"Hmm, sepertinya si wanita tadi bekerja di sini?" Tanya Joo Wan di dalam hatinya sendiri.
Dan setelah sibuk bertanya-tanya di dalam hati, kini Joo Wan kembali menoleh dan mengamat-amati Seok Jeong yang sepertinya telah selesai menikmati snacknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Penthouse : Love in Life #2
FanfictionUhm Ki Joon x Lee Ji Ah (UmJiah) story as family :) Just fanfic 🥰 Lanjutan cerita dari The Penthouse : Love in Life.