"SEKALI EOMMA KATAKAN TIDAK TETAPLAH TIDAK, JOON!"
Seruan dari Ji Ah pada akhirnya membuat Seok Joon mulai menangis hingga langsung memeluk Ki Joon. Seok Joon sedang merasakan berbagai rasa mulai dari bingung, kaget, takut, hingga sedih. Apalagi ketika saat ini dirinya untuk yang pertama kali mendengar Ji Ah, sang ibu yang begitu lemah lembut dan bisa dikatakan jarang marah itu justru berteriak memarahinya.
"Hiks, appa.... 😭"
Dan di saat yang sama Ki Joon yang masih memangku Seok Joon kini langsung ikut merasa kesal kepada Ji Ah. Ki Joon langsung membalas pelukan Seok Joon, dirinya berdiri dari sofa dan menggendong putranya itu sambil memberikan teguran kepada sang istri.
"Yeobo! Kenapa kamu tadi berteriak seperti itu? Jangan tiba-tiba menumpahkan rasa kesalmu kepada Joon yang tidak tahu apa-apa!"
Ki Joon ikut berseru di depan Ji Ah sambil menatap istrinya itu dengan tatapan tajam meluapkan kekesalan sebelum akhirnya dirinya memutuskan untuk membawa Seok Joon pergi keluar dari ruangan kerjanya.
Sedangkan Ji Ah yang dari tadi hanya terdiam akhirnya meneteskan air matanya saat dirinya melihat pintu ruang kerja Ki Joon yang sudah di tutup. Ji Ah buru-buru mengusap air matanya yang sudah membasahi pipi dengan kedua tangannya.
Mendadak perasaan bersalah pun menggelanyuti. Sungguh, Ji Ah sama sekali tidak bermaksud untuk meluapkan rasa kesalnya itu kepada Seok Joon, putranya, namun seringkali seseorang yang sedang merasa emosi itu menjadi lupa diri.
"Ah, kenapa jadi seperti ini???" Gumam Ji Ah yang bertanya-tanya sendiri di dalam hati, menyesali perbuatannya itu.
Beberapa saat setelah Ji Ah berhasil mengendalikan perasaannya dengan cara beberapa kali mengambil nafas dalam dan menghembuskannya perlahan, Ji Ah akhirnya beranjak dari sofa, seraya membawa tas kecilnya itu, lalu keluar dari ruang kerja suaminya.
Tidak hanya perasaan bersalah dan menyesal, namun saat ini Ji Ah jadi merasa khawatir. Ya, dirinya sebagai seorang ibu yang sedang merasa khawatir dengan kondisi Seok Joon karena putranya itu yang secara tidak sengaja ikut menjadi korban di dalam drama antara dirinya dan Ki Joon.
"Mmm, ke mana suamiku membawa Joon?"
"Ah, apakah Joon akan baik-baik saja?"
"Aku merasa sangat khawatir...."
"Mianhae, Joon a.... 🥺"
Ji Ah yang sudah berada di dalam mobilnya itu terlihat masih bergumam sambil kedua tangannya memegang kemudi. Dan rasa khawatir yang terus dirasakan oleh Ji Ah akhirnya membuat Ji Ah sesaat mengesampingkan rasa gengsi dan kesal kepada sang suami hingga dirinya langsung meraih ponsel dari dalam tasnya dan membukanya.
Kini Ji Ah tampak terkejut ketika ternyata tanpa dia minta dan bagai tahu dengan apa yang Ji Ah rasakan sebagai seorang ibu, Ki Joon sudah terlebih dahulu mengirimkan pesan kepadanya.
Message from Suamiku💓 :
Pulanglah saja terlebih dahulu ke Penthouse kita. Jangan khawatir, Joon baik-baik saja. Aku hanya mengajaknya membeli ice cream cone di McD dan menikmati bersamanya di sana. Tenangkan hati dan pikiranmu dan menyetirlah dengan hati-hati.
Ki Joon, sang suami, benar-benar berusaha untuk menenangkan Ji Ah dan setelah Ji Ah membaca pesan itu, hatinya yang tadi masih merasa kesal dan cemburu kini sedikit-sedikit mulai diliputi rasa haru. Dan setelahnya, jari-jari nan lentik milik Ji Ah tampak mulai mengetik di atas layar ponselnya itu, membalas pesan dari suaminya.
Message to Suamiku💓 :
Ne, terima kasih.
Aku sudah berada di dalam mobil dan mau pulang ke Penthouse.
Apakah Joon merasa kesal kepadaku?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Penthouse : Love in Life #2
FanfictionUhm Ki Joon x Lee Ji Ah (UmJiah) story as family :) Just fanfic 🥰 Lanjutan cerita dari The Penthouse : Love in Life.