Part 343

790 38 77
                                    

Buat semua pembaca setia WP Love in Life,

Writernim mau minta maaf karena lama pakai banget ngga update cerita ini. Tapi, sejujurnya Writernim selalu kangen banget buat update cerita ini hanya saja belakangan ini kerjaan di dunia nyata sangat sibuk dan ngga bisa Writernim tinggalkan plus beberapa minggu terakhir ini Writernim juga sempat sakit, but thanks God sekarang keadaan Writernim sudah lebih baik.

Dan Writernim mau bilang danke a lot buat semua para pembaca setia WP ini yang selalu ngikutin cerita ini dan kasih semangat lewat komen-komen, bahkan ngingetin Writernim buat selalu update. Sekali lagi, terima kasih banyak!

Hari ini akhirnya Writernim bisa update lagi walau mungkin cukup singkat dan semoga kedepannya tetep bisa update walaupun memang ngga bisa kayak dulu yang bisa update setiap hari. Tapi, cerita WP ini pastinya akan tetap Writernim lanjutkan karena ceritanya masih panjang pake banget, semoga kalian ngga bosan sama cerita ini :D

Dan yang terakhir, tetap jaga kesehatan ya guys, pandemi belum berakhir. So, stay healthy and happy!

Salam, Writernim.

Tidak terasa, tiba waktunya di hari lusa. Tidak ada yang berbeda dari yang sebelumnya, menurut analisis dari Ji Ah sendiri, Ki Joon tetap terlihat aneh. Terlihat lebih cuek dan terkesan menjauhinya, namun tidak dengan anak-anak mereka bahkan dengan Seok Kyung yang sedang berada nun jauh di sana.

Ya, sebelum tiba waktunya sarapan bersama atau setelahnya, biasanya Ki Joon selalu menyempatkan diri untuk menelepon putri satu-satunya itu bahkan terkadang dirinya mengajak Ji Ah dan ketiga putra mereka untuk ikut bergabung.

Dan sedari tadi sebenarnya pikiran Ji Ah sedang tidak fokus. Ji Ah terus memikirkan Ki Joon yang mengambil cuti seharian ini dan dirinya masih tidak tahu dengan apa yang akan dilakukan oleh sang suami.

"Mmm, kenapa aku sama sekali belum bisa mendapatkan petunjuk? Suamiku ini sungguh..... Haish....." Gumam Ji Ah di dalam hatinya sendiri di mana dirinya saat ini sedang berada di area dapur.

"Maaaaa maaa.... Maaa maaa maaa...."

Berikutnya terdengar celotehan dari putra kecil, Seok Jeong dari arah area meja makan yang terus memanggil hingga membuat Ji Ah tersadar dari lamunannya.

"Ah, ne Jeong a.... Tunggu sebentar ya, sarapannya baru saja siap dan eomma akan membawanya ke sana." Kata Ji Ah sambil tersenyum dan menatap ke arah Seok Jeong.

Dan ketika Ji Ah sedang bersusah payah membawa dua piring yang berisi menu sarapan, dengan sigap sang putra sulungnya kini langsung berjalan mendekatinya.

"Eomma, biar aku ikut membantu eomma." Kata Seok Hoon dengan suaranya yang bernada cool, mirip dengan sang ayah, membuat Ji Ah sesaat menatap ke arah putra sulungnya itu sambil tersenyum dan sesaat mengarahkan pandangannya ke area sofa di ruang keluarga, di mana Ki Joon yang sepertinya sedang asik menemani Seok Joon menonton film kartun.

"Ne, gomawo Seok Hoon a." Kata Ji Ah sambil mengoperkan dua piring itu lalu dirinya berjalan kembali ke area dapur untuk membawa beberapa piring yang lain.

Ji Ah terdiam, dirinya kembali menatap ke arah Ki Joon dengan perasaan yang tidak menentu. Bisa jadi saat ini Ji Ah sedang merasakan rindu, ya rindu dengan sang suami yang selalu memberikan perhatian penuh kepadanya, menggodanya, memberikan berbagai alasan agar bisa terus berdekatan dengannya, bahkan sengaja mencari segala cara agar tidak bisa jauh darinya.

Namun yang terjadi akhir-akhir ini justru di luar dugaan. Ki Joon yang lebih cuek dari biasanya, lebih cool dan berbicara seperlunya, dan hal-hal serta rencana yang tidak Ki Joon beritahukan kepada Ji Ah telah sukses membuat Ji Ah larut di dalam ke-overthinking-annya.

The Penthouse : Love in Life #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang