Part 205

890 36 15
                                    

Sinar matahari tidak pernah terlupa untuk mewarnai hari, memberikan kehangatan dan terang serta semangat yang tak terganti. Dua manusia masih saling berpelukan, bergelung di dalam selimut yang sama, dan asik merajut mimpi.

Setelah sebelum-sebelumnya selalu saja ada pengganggu yang datang di antara mereka, akhirnya semalam Ki Joon dan Ji Ah bisa tidur bersama, hanya berdua dengan berpelukan sepanjang malam. Begitu indah, begitu nyaman.

Ji Ah tertidur dengan bersandar pada lengan Ki Joon sepanjang malam, sedangkan Ki Joon dengan senang hati memeluk posesif erat Ji Ah dari belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ji Ah tertidur dengan bersandar pada lengan Ki Joon sepanjang malam, sedangkan Ki Joon dengan senang hati memeluk posesif erat Ji Ah dari belakang. Bisa dipastikan di pagi hari ini lengan dan tangan Ki Joon akan terasa pegal, namun bagi Ki Joon hal itu tidak pernah menjadi masalah, selama dirinya bisa memeluk Ji Ah dan selama istrinya itu merasa nyaman bersandar kepadanya.

Berkas-berkas sinar mulai masuk melewati jendela yang ada di area taman di kamar itu dan suara alarm dari ponsel akhirnya berhasil mengusik tidur Ji Ah, membawanya kembali dari alam mimpi menuju ke alam yang nyata.

Perlahan Ji Ah membuka kedua matanya, menyesuaikan dengan cahaya yang ada di sekitarnya.

"Hoam~"

Dirinya pun menguap dan meregangkan tubuhnya serta mengumpulkan nyawa.

"Ah, sudah pagi rupanya." Gumam Ji Ah sambil sedikit mengangkat kepalanya lalu melihat ke arah Ki Joon yang ternyata masih begitu pulas di dalam tidurnya.

Bahkan ketika tadi Ji Ah sempat bergerak dan meregangkan tubuhnya beberapa kali, Ki Joon pun seperti tidak terusik dengan hal itu. Seperti biasanya, akhirnya Ji Ah memilih untuk membalikkan tubuhnya agar dirinya bisa menatap lebih lama ke arah Ki Joon yang masih tertidur itu.

Rambut hitam tebal yang acak-acakan, kulit putih, dan rahang yang tegas dengan rambut-rambut kecil yang mulai tumbuh di sana, membuat Ji Ah masih menikmati pemandangan suaminya ini yang begitu indah di matanya.

Ji Ah pun tersenyum dan akhirnya mengusap wajah Ki Joon sebelum dirinya memutuskan untuk bangun terlebih dahulu.

"Mmm, sepertinya sekarang lebih baik aku bangun karena ada banyak hal yang harus aku lakukan." Kata Ji Ah di dalam hatinya sendiri.

Ya, itu memang benar. Ji Ah harus mengurus Seok Jeong di pagi hari ini, belum lagi melihat dan membangunkan Seok Joon, Seok Kyung, dan Seok Hoon, lalu dirinya juga harus menyiapkan menu makanan untuk sarapan bersama suami dan anak-anaknya.

Begitu banyak kegiatan dan to do list yang harus Ji Ah kerjakan di pagi hari ini, namun semuanya itu adalah hal-hal yang sangat Ji Ah sukai.

"Oh iya, sebelum aku membangunkan Jeong, lebih baik aku melihat tanaman-tanamanku dulu." Kata Ji Ah sambil berjalan menuju ke area taman yang ada di kamarnya itu.

Percaya atau tidak, dengan melihat alam atau beberapa tanaman setiap harinya, itu akan membuat pikiran-pikiran yang jenuh menjadi lenyap dan digantikan dengan pikiran yang semakin jernih dan tubuh pun terasa lebih segar.

The Penthouse : Love in Life #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang