Part 327

530 27 13
                                    


"Maaaaaa umaaaa...."

"Ya, Jeong a.... Ah, astaga.... Hatiku benar-benar masih berasa seperti hilang setengah...." Kata Ji Ah yang kini langsung menarik kursinya dan duduk di sana.

Sementara itu di saat yang sama, Ki Joon dibantu oleh Seok Joon kini sedang membawa dan menaruh hidangan-hidangan di atas meja makan.

"Hmm, sepertinya lain kali jika dirimu sedang memasak dan Jeong sedang tidak mau duduk di kursinya, lebih baik biar aku saja yang menjaganya, oke? Kamu ini ya.... Dulu laptop saja bisa ketinggalan di ATM dan kamu baru ingat setelah berapa lama, jangan sampai nanti anak-anak kita bisa tertinggal di dalam kereta dan kamu tidak mengingatnya.... 😅😅😅"

"Yeobo!" Seru Ji Ah yang kini membuat Ki Joon justru terkekeh di depan istrinya itu.

"Wae? Aku kan hanya sedang menceritakan sebuah fakta, coba saja dulu kita terlambat sedikit saja bisa jadi itu laptop sudah menghilang, sayang.... 😄"

Ki Joon masih terus sengaja membahas kebiasaan sang istri yaitu pelupa level kronis yang akhirnya membuat Ji Ah menjadi merajuk kesal, seraya menatap suaminya sendiri dengan tatapan yang berarti tunggu pembalasanku.

Dan Ki Joon yang melihat tatapan dari istrinya itu pun langsung bertanya dengan raut muka dan nada bicaranya yang santai, "Ada apa?"

"Tidak, tidak apa-apa.... Ayo kita makan saja, ini sudah malam."

Ki Joon akhirnya menganggukkan kepalanya, lalu dirinya ikut menarik kursi dan duduk di sana. Sementara itu, Seok Joon yang biasanya memang duduk di sisi kiri Ji Ah, kali ini dirinya meminta untuk berganti tempat duduk.

"Appa, eomma...."

Panggilan dari Seok Joon yang saat ini masih berdiri di dekat meja makan membuat Ki Joon dan Ji Ah sama-sama menatap ke arah putranya itu.

"Ya, kenapa Joon a?" Tanya Ji Ah, sambil tersenyum kepada Seok Joon.

"Mmm, karena hyung sedang pergi, boleh kah aku duduk di kursi hyung? Di samping appa...."

Seok Joon menunjuk ke arah kursi yang biasanya digunakan oleh Seok Hoon dan Ji Ah yang merasa paham dengan permintaan putranya itu pun langsung mengganggukkan kepalanya.

"Tentu saja boleh, Joon a...."

Dan Ki Joon pun ikut masuk ke dalam pembicaraan istri dan putranya itu.

"Sini biar appa yang menarik kursinya dan nah.... Joon naik lalu duduk di sini ya."

"Aye aye, appa!!!"

"Hati-hati Joon dan ayo naiklah dulu, biar appa yang memegang kursi ini."

Seok Joon pun tersenyum, dirinya menganggukkan kepalanya lalu naik ke kursi itu.

Walaupun cuaca di kota Seoul sedang hujan di malam hari ini yang membawa hawa dingin namun suasana makan malam di Penthouse tetap terasa hangat. Ya, harus Ki Joon dan Ji Ah akui bahwa kepergian kedua anak kembar mereka membuat suasana ramai yang biasanya terjadi di meja makan pun berkurang tapi celotehan dari dua bocah kecil yang menggemaskan sekaligus meresahkan itu tetap bisa membuat keduanya tersenyum bahkan tertawa.

Singkat cerita setelah acara makan malam telah usai, seperti biasanya, Ji Ah memilih untuk mencuci peralatan bekas makan malam sebelum akhirnya dirinya membawa Seok Jeong ke kamar dan mengurus putra kecilnya itu. Sementara itu, Ki Joon tentu saja berbagi tugas dengan Ji Ah, dirinya memilih menemani Seok Joon di kamar putranya itu, bermain dan mengobrol berdua hingga Seok Joon tertidur lelap.

Terdengar suara pintu kamar yang di buka dan di tutup kembali, menandakan Ki Joon yang baru saja masuk ke kamarnya. Suasana di kamarnya begitu hening hingga membuat Ki Joon berpikir bahwa sang istri masih berkutat sibuk di kamar sebelah.

The Penthouse : Love in Life #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang