"Gak nyangka gue ternyata masih ada tindak bully-bullyan kayak gini di SHS. Padahal dulu gue pikir udah gak ada lagi, taunya salah kaprah gue" Gumam Zila yang sedang memperbaiki penampilannya didalam gudang.
Setelah selesai membenahi penampilannya agar menjadi sedikit lebih layak untuk dilihat, ia pun keluar dari gudang itu. Untungnya sebelum dibully Liza membawa sebuah hoodie. Jadi bisa Zila gunakan untuk menutupi tubuhnya, sebab kancing dari seragam sekolah yang dia kenakan telah terlepas.
Ketika berjalan dikoridor sekolah, tidak ada yang menyapa Liza atau tepatnya Zila. Semua orang justru mengejek dan menatap jijik pada sosok Zila, apa semenjijikkan itu Liza dimata mereka?
FYI, Zila kita panggil Liza yah sekarang biar gak ribet
Liza berjalan tanpa memperdulikan semua cibiran, hinaan dan tatapan orang-orang itu pada dirinya. Tujuan Liza sekarang adalah kelas nya.
Saat Liza hendak masuk kedalam kelas, matanya tidak sengaja melirik keatas. Diatas pintu ternyata terpasang sebuah ember, Liza tau pasti bahwa anak-anak didalam sana pasti ingin mengerjai dirinya.
Liza tidak langsung masuk, melainkan menunggu diluar kelas. Tidak seberapa lama, seorang guru wanita yang sepertinya akan mengajar pada jam itu datang.
"Loh kamu kenapa masih ada di sini? Kenapa gak masuk Liza? Ini juga kenapa kamu pake hoodie, nanti hoodie nya dilepas yah didalam" Perintah guru itu.
Liza hanya mengangguk sebagai balasannya. Guru itupun mendorong knpo pintu kelas yang tidak tertutup rapat.
Tepat ketika pintu itu terbuka, air kotor yang sepertinya bekas pel menumpahi kepala guru itu. Embernya jatuh tepat didepan kaki sang guru. Anak-anak yang sebelumnya tertawa dengan kencang, sebab mengira bahwa yang tersiram adalah Liza pun diam tak berkutik.
Guru itu mengelap wajahnya menggunakan sapu tangan yang diberikan oleh Liza dari jantung roknya.
Sang guru menatap tajam para muridnya, satu info bahwa guru yang tersiram itu adalah salah satu guru killer disekolah mereka.
"Siapa yang naruh ember diatas pintu! Kalian sengaja ngerjain Madam? Iya!?" Tanya guru itu dengan suara tinggi.
Tidak ada yang menjawab, semuanya diam dengan ketakutan mereka masing-masing.
"Jangan diem aja kalian! Jawab, atau saya hukum kalian satu kelas!" Bentak guru itu. Ia tidak perduli lagi dengan kalimat 'guru adalah orang tua murid disekolah' sebab para muridnya ini benar-benar sudah kelewatan.
"Ok kalian milih diam, sekarang kalian semua keluar dari kelas saya. Kalian ke lapangan outdoor dan berjemur disana sembari berdiri dan hormat ke tiang bendera sampai jam saya selesai!" Sentak guru itu.
"Kamu gak usah ikut Liza" Ujar guru itu ketika Liza hendak pergi juga.
"Lah Madam, kok kita pergi trus dia gak pergi sih? Katanya satu kelas, ini namanya gak adil dong!" Sahut seorang siswi dengan rambut blonde.
Guru itu menatap tajam sang murid dengan seringaian jelas di wajahnya. "Jelas saya gak hukum Liza, karna dia baru mau masuk kelas. Gak mungkin dia ikut andil buat ngerjain saya. Gak usah banyak protes kalian, mending keluar dan jalanin hukuman kalian atau hukuman kalian saya tambah mau?!" Ancam guru itu.
Para murid pun langsung ngacir keluar menuju lapangan yang sedang panas-panasnya itu.
"Liza lepas hoodie kamu dan tunggu saya disini. Saya mau ke ruang guru dulu buat ambil baju ganti" Titah sang guru dengan nada melembut.
Liza mengiyakan dengan sopan dan duduk dikursi yang Liza yakin adalah bangkunya. Sebab hanya pada bangku itulah terdapat banyak sampah dan coretan pada mejanya.
Tidak berselang lama, guru tadi pun kembali. Nama guru itu adalah Madam Catherine.
^^^^^
553 kata
10 Oktober 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Zila Or Liza?? [TAMAT]
AcakFOLLOW AUTHOR SEBELUM BACA!! Hiks:'( Proses penerbitan [Part masih lengkap] Naskah yang di wattpad lanjut ke s2. Tapi yang dikirim pada editor, sudah lengkap! Dan pastinya agak berbeda dengan yang di wattpad Azila sang gadis berusia 25 tahun yang m...