43|Rencana

19K 2.6K 49
                                    

"Buset! Ini rumah apa istana Za?! Ckckck ortu lo bener-bener Sultan yak, bisa kali gue ngelamar jadi bayi gula lo?" Canda Mila ketika mereka telah sampai di mansion kediaman Arcitia.

Ingin sekali Liza menampol kepala Mila, andai saja tidak mengingat bahwa dirinya sedang letih, lemah, lunglai, loyo, karna habis duduk lama di pesawat.

"Sembarangan ye kalau ngomong, gak mau gue nge lesbi sama lo. Mending juga kalau gue nge lesbi sama mbak Irene, lo mah buriq hehe" Ejek Liza, yang tentu saja candaan semata.

"Kalau ngomong suka bener ye lo. Tapi gue gak buriq-buriq amat kok, buktinya dulu pas gue masih kuliah, pangeran kampus gue jadiin selingan" Rutuk Mila pada Liza.

"Nah itu, lu mantan pakgirl sih, sekarang jadi perawan tua pan lo? Dan saya hanya tertawa meratapi nasib anda yang selalu di bully kalau lagi ngumpul sama temen seangkatan, karna belom nikahh" Tukas Liza masih lanjut membully Mila.

Begitulah pertengkaran singkat mereka ketika sampai di mansion keluarga Arcitia.

Kamar Liza berada di lantai tiga, sedangkan kamar Mila berada di lantai dua. Itu berdasarkan pilihan mereka sendiri, sebab hampir semua kamar di mansion itu tidak ada yang menempati. Hanya kamar tuan dan nyonya rumah serta nona kecillah yang tak boleh digunakan oleh orang lain. Sedangkan para pekerja mansion itu sendiri, tinggal di sebuah gazebo yang terletak di halaman belakang mansion.

"Gue pengen makan seblak anjir, udah berapa tahun gak makan seblak gue. Gue udah 12 tahun, tapi masalahnya itu magerrr. Mana gak mungkin juga gue nyuruh si Agnes my babu, dia kan belum tau gue ada di Indonesia" Cercah Liza.

Mata Liza menangkap siluet seseorang dari lantai kamarnya, nampak sedang mengintai mansion itu. Liza dapat melihat dengan jelas siluet itu, sebab dinding kamar Liza terbuat dari kaca transparan yang memperlihatkan langsung bangunan-bangunan yang ada di luar sana.

"Itu siapa?" Monolog Liza.

"Kok mirip 'dia' sih? Tapi gak mungkin dia deh kayaknya. Kan dia lagi gak ada disini. Huft, Zila lo gak boleh inget dia, di paling udah dapet yang lain juga disini" Sungut Liza menepuk pelan pipinya.

"Tapi kalau itu beneran dia gimana? Terus buat apa dia ke sini? Kok dia bisa tau, mansion ini udah di huni tuan rumah?" Gumam Liza yang merasa aneh.

Karna tidak ingin merasa terlalu terbebani, akhirnya Liza memilih untuk mandi dan menyegarkan pikirannya dengan berendam air panas dan menyiram tubuhnya dengan menggunakan air dingin yang terpancur dari shower.

Kurang lebih dua jam Liza didalam kamar mandi. Bagi Liza, wajar kok perempuan mandi lama, kan mereka harus bergaya dulu didalam sana. Dan itu udah jadi ritual wajib perempuan kalau mandi atau habis mandi pastinya.

.
.

Empat hari sudah terlewatkan oleh Liza dan Mila yang berada Indonesia. Namun mereka masih belum pernah keluar dari mansion itu. Bukannya merasa canggung atau aneh, mereka hanya masih merasa malas saja.

"Za, nanti lo mau keluar gak? Ini kan udah hari kelima kita di sini, males juga lama-lama di mansion mulu" Tanya Mila pada Liza.

Liza yang sedang memantau perkembangan pekerjaannya pun menghentikan aktifitasnya seraya menatap Mila nampak sedang berpikir.

"Yaudah, nanti sore kita keluar. Lo cari aja tempat yang bagus buat di datengin, soalnya gue masih perlu beresin ini dikit" Balas Liza.

Mila mengangguk setuju. Setelah itu, mereka pun kembali pada kegiatan mereka masing-masing. Liza yang sibuk dengan pekerjaannya yang belum usai, sedangkan Mila yang sibuk mencari tempat yang bagus untuk berjalan-jalan.

^^^^^

558 kata
02 November 2021

Zila Or Liza?? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang