22|Interogasi

38.7K 5K 36
                                    

Deon merutuki dirinya yang tidak dapat menahan diri, sekarang dirinya sedang diinterogasi oleh Papahnya, Andy. Sebab tadi, Andy mendengar perbincangan dari putranya dan keponakannya.

Sebenarnya, Andy sama sekali tidak membenci Liza seperti anggota keluarga Revlandi -Rilda, Devan, dan keluarga dari Kakak perempuan isterinya. Namun ia tidak dapat membela Liza, jika isterinya ataupun anggota keluarga lainnya mencaci dan menyakiti Liza. Sebab Andy sadar, bahwa dirinya bukanlah seseorang yang penting dalam keluarga itu.

"Sekarang, Papah mohon. Kamu jawab pertanyaan Papah Deon, apa maksud dari perbincangan kamu dan Liza tadi? Apa maksud nya kamu menyukai Liza? Sepupu kamu sendiri!" Tanya Andy dengan suara yang sudah ditinggikan.

Deon menatap Andy dengan tatapan yang sulit untuk diartikan, ia ingin mengatakan yang sebenarnya, namun ia juga takut. Bisa saja Deon melawan Papahnya sebenarnya, sebab biar bagaimanapun, Mamahnya, Renata pasti akan tetap memihak pada dirinya. Namun ia tidak ingin melakukan itu.

Sebrengsek-brengseknya dirinya, ia tetap tidak ingin, pangkat Papahnya sebagai kepala keluarga, jatuh terlalu rendah di dalam keluarga kecil mereka. Jika sampai ia bersikap semena-mena pada Papahnya.

Deon sudah pusing memikirkan apa yang harus ia katakan, sedangkan Liza hanya menatap keduanya dengan enteng. Tidak ada beban yang dirasakan oleh Liza sekarang, sebab ia merasa bahwa apa yang dilakukan oleh Deon memang benar-benar memuakkan.

Tidak ada belas kasih, yang akan diberikan oleh Liza pada Deon. Biarkan masalah ini, ia sendiri yang menyelesaikannya, sebab memang Deon lah yang salah. Mengapa ia harus menyukai Liza yang notabe nya, sepupunya sendiri? Padahal banyak perempuan di luar sana yang pasti lebih baik dari Liza.

Karna bosan dengan perbincangan Andy dan Deon, Liza memutuskan untuk berpamitan pada Pamannya itu, satu-satunya pria yang ia anggap paman di dalam mansion itu, untuk berangkat duluan. Sebab sekolahnya sebentar lagi akan ditutup jika menunggu lebih lama lagi.

Andy yang mendengarnya, tentu saja mengizinkan Liza untuk pergi, sebab Andy tau bahwa yang bersalah di dalam masalah ini adalah putranya sendiri. Ia tidak akan bersikap pilih kasih seperti Renata, jika itu menyangkut kebaikan buah hatinya.

Jam sudah menunjukan pukul 07.28, namun kebanyakan penghuni dari mansion kediaman Revlandi memang belum melangsungkan aktifitas pagi mereka, sebab kebanyakan dari mereka itu pemalas. Khusunya para wanita, mereka akan membebankan tugas mereka sebagai seorang isteri untuk mengurus keperluan suami mereka pada para maid.

Para suami yang sudah bosan menegur isteri mereka, hanya dapat diam dan menerima sikap isteri mereka.

Kurang lebih 35 menit Liza berkendara dari mansion menuju sekolahnya, akhirnya ia pun sampai. Jarak antara mansion dan sekolahnya memang cukup jauh, ditambah pada perjalanan tadi. Ia terhambat oleh kemacetan pagi hari.

Agnes dan Gita telah menunggu Liza di dalam kelas gadis itu. Mereka sengaja datang lebih awal, sebab ada yang ingin mereka bicarakan pada Liza. Sesuatu yang penting, menurut mereka.

"Kalian cepet banget deh ke sekolah, biasanya juga setengah sembilan baru sampe, nah ini baru delapan lewat udah nongki ae di kelas gue" Tanya Liza seraya meletakkan ransel kecilnya pada gantungan yang terletak disamping mejanya.

"Yee,, kita lagi ada kabar baik loh buat lo. Coba tebak" Tutur Agnes hendak bercanda sedikit pada Liza.

Liza nampak berpikir. "Hmm,, lo dapet pacar?" Tebak Liza. Wajah Agnes menjadi datar, "Gak!" Pekik Agnes. "Terus apa dong?" Tanya Liza.

"Lo kenal si Tasya gak? Anak kelas 11 IPS5 yang sempet nantang lo duel kecantikan tahun lalu" Tukas Agnes.

Sontak, Gita menjitak kepala Agnes. Agnes mengaduh kesakitan sembari menggosok pelan jidatnya yang terasa perih, jitakan Gita memang tidak main-main kerasnya.

"Lo kenapa jitak gue Gi?" Tanya Agnes yang menatap sebal pada Gita.

Gita memutar bola matanya malas, "Ya jelas gue jitak lo. Lo mikir dong, dia ini Zila, bukan Liza. Mana tau lah dia soal tantangan tahun lalu itu" Rutuk Gita pada Agnes.

Agnes yang sadar pun hanya menyengir lebar, memperlihatkan gigi putihnya yang tersempil sebuah gingsul pada gusi bagian kirinya.

"Jadi, inti dari apa yang mau lo berdua kasi tau ke gue, itu apa?" Tanya Liza menatap jengah pada Agnes dan Gita.

Gita pun mulai menceritakan apa yang sebelumnya memang hendak ia beritahukan pada Liza, namun tertahan oleh Agnes tadi.

^^^^^

Maaf part 22 yang sebelumnya author hapus, soalnya pas author cek, yang nongol gak ada setengah dari cerita aja, dua paragraf doang:') udah author publish ulang, tetep gitu. Jadi author hapus aja terus buat chapter barunya disini, tapi isinya sama kok

666 kata
21 Oktober 2021

Zila Or Liza?? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang