"Gue bukan orang yang gampang marah atau kecewa, bahkan benci sama orang lain" Gumam Liza namun masih dapat didengar oleh Dela.
"Kalu gitu, lo udah maafin gue sama Bang Arga-" Ucapan Dela terpotong oleh desisan Liza yang terdengar begitu menyayat.
"Tapi sekali gue kecewa, gue marah atau benci sama orang, bakal susah dapat kepercayaan, dan maaf gue lagi. Gue gak akan segan lupain semua ikatan gue sama orang itu, demi balas apa yang dia perbuat ke gue Mbak" Potong Liza dengan desisan kecil pada ucapannya.
Mungkin Liza yang asli memang bukan orang pendendam, namun Zila berbeda. Sebab Zila adalah orang yang emosinya tidak mudah terpancing. Namun sekali ia terpancing, maka akan sulit untuk lepas dari emosi gadis itu.
"Tolong maafin gue sama Bang Arga, demi lo, Bang Arga sama gue rela dikurung, Mamah Papah selama seminggu mulai besok! Cuman demi lo, supaya Mamah Papah gak nyakitin lo Za!" Bentak Dela pada Liza.
Liza menatap datar wajah Dela yang sudah sembab, tidak berselang lama. Datanglah Agnes dan Gita, Liza meminta selembar tissue pada Agnes ataupun Gita. Tergantung mana saja yang memilikinya.
Gita memberikan sebungkus tissue pada Liza, Liza mengeluarkan selembar tissue dan memberikannya pada Dela. Bertujuan agar gadis itu menghapus air matanya yang turun lagi.
"Gue ada minta lo lindungin gue? Gak ada Dela. Gue udah cukup hargai kalian, dengan gak ngaduin perilaku kalian ke Nenek selama ini, kalian gak perlu berusaha masuk dalam hidup gue. Tunggu aja waktunya, karna cepat atau lambat gue bakal tetep masuk kedalam kehidupan kalian nanti. Dan kasih tau ke Tuan Damar dan Nyonya Erva, secepatnya. Liza bakal kembali" Desis Liza.
Liza berjalan meninggalkan Dela yang menatap dirinya dengan tatapan penuh emosi. Dela merasa marah dan tidak terima akan sikap Liza pada dirinya. Padahal dirinya telah membela Adiknya itu bahkan sampai dirinya dan Abangnya rela dikurung oleh orang tua mereka.
Saat Liza hendak meninggalkan taman itu, sebuah tamparan mendarat pada wajahnya. Liza sontak saja tersungkur ke tanah yang berlapis tembok akibat kerasnya tamparan itu.
Liza menatap tidak percaya pada seorang wanita yang menampar nya.
"Kamu apakan Putri saya hah!" Bentak wanita itu pada Liza. Liza hanya tersenyum miring seraya meludah akibat darah yang keluar dari ujung bibirnya.
"Saya gak apa-apakan Putri Anda. Dia sendiri yang datang pada saya dan memohon maaf dari saya" Balas Liza tanpa rasa takut.
Agnes dan Gita sudah berjalan menuju Liza dan hendak membantu gadis itu berdiri.
Erva menatap dingin pada Liza, dan menatap tidak percaya pada Dela. "Jangan sembarangan kamu! Dela tidak mungkin memohon hanya untuk maaf, dari anak tidak tau diri seperti kamu!" Bantah Erva membela Dela.
"Terserah Anda kalau tidak percaya, intinya kalian sekeluarga berbahagia saja dulu, karna sebentar lagi. Kebahagiaan kalian bakal hancur. Pernah dengar istilah, mata dibalas mata dan darah dibalas darah kan? Itu yang bakal menimpa kalian sebentar lagi, balasan atas perbuatan kalian bakal kalian terima secepatnya" Ujar Liza seraya berjalan meninggalkan taman itu.
Liza berusaha menahan perih yang terdapat pada ujung bibirnya, tamparan Mamah Liza itu memang tidak main-main kerasnya.
Sedangkan disisi lain, Dela sedang bersiap mendengar amukan dari Mamahnya begitu mereka sampai dirumah mereka nantinya.
"Maaf" Gumam seseorang di sana.
Pandangan orang itu begitu lemah, namun ia berusaha terlihat biasa saja. Walau raut wajahnya tidak dapat menyembunyikan segala perasaannya saat ini.
^^^^^
546 kata
19 Oktober 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Zila Or Liza?? [TAMAT]
CasualeFOLLOW AUTHOR SEBELUM BACA!! Hiks:'( Proses penerbitan [Part masih lengkap] Naskah yang di wattpad lanjut ke s2. Tapi yang dikirim pada editor, sudah lengkap! Dan pastinya agak berbeda dengan yang di wattpad Azila sang gadis berusia 25 tahun yang m...