16|Hubungan?

44.4K 6.1K 29
                                    

Hari ini adalah hari dimana olimpiade sains yang dikatakan oleh Gita sebelumnya dilaksanakan, dan Liza tentunya turut serta dalam olimpiade ini. Sebab ia ingin melihat bagaimana reaksi orang tuanya ketika dirinya berhasil meraih kemenangan dalam bidang akademik dan non-akademik.

"Lo pokoknya harus semangat, menang gak menangnya gak usah terlalu lo fikirin, ok?" Tutur Agnes berusaha menyemangati Liza.

Liza mengangguk tersenyum menanggapi Agnes, "Tenang aja, gue bakal menang kok. Gue tau ke pdan itu gak baik, tapi apa salahnya percaya sama kemampuan diri sendiri kan?" Balas Liza.

Gita menghela napas mendengar balasan Liza pada Agnes. Setelah mereka saling berbincang dan memberi semangat pada Liza, Agnes dan Gita pun kembali ke kelas mereka.

Ayolah, walau mereka anak yang cukup nakal karna suka balapan. Namun mereka itu masih mengingat sekolah mereka, pastinya karna mereka tidak ingin mengecewakan keluarga mereka. Jika nanti mereka tidak sampai lulus.

Liza telah berada didalam ruang lomba, Liza berhasil lolos dalam seleksi awal. Sebab soal yang diberikan pada dirinya sebelumnya, itu memanglah cukup mudah.

Di dalam sana, Liza sempat terkecoh oleh beberapa soal yang membuatnya pusing. Namun, pada akhirnya ia tetap menemukan jawaban yang menurutnya tepat untuk soal itu.

Kurang lebih dua jam mereka diberikan waktu untuk mengerjakan soal itu, dan Liza menyelesaikan soalnya tepat pada menit ke terakhir dalam kurun waktu dua jam itu.

Liza  bukannya sulit mengerjakan soal itu, namun ia selalu mengecek jawabannya secara berulang-ulang. Karna itu ia lama mengumpulkan jawaban miliknya.

Liza berjalan ke luar ruangan, tepat ketika ia berada diluar. Seseorang tiba-tiba saja datang dan memeluknya, Liza mengenali betul wajah itu. Wajah yang beberapa saat lalu sempat ia lihat juga.

Dela, ialah sosok gadis yang memeluk Liza secara tiba-tiba. Liza diam mematung, ia merasakan punggung Dela bergetar.

Tangannya terulur untuk menarik Dela menuju taman yang jarang didatangi oleh para murid. Tempat dimana ia bertemu dengan Agnes.

Sesuai dugaan Liza, Dela memang menangis. Namun mengapa Kakaknya itu bisa berada di sekolahnya? Bahkan sampai menangis seperti itu.

"Lo siapa? Dan kenapa bisa ada disini? Mana meluk-meluk lagi, malu tau gak. Tuh muka lo udah merah" Ejek Liza, sebenarnya Liza hanya berusaha menghibur Dela agar Kakaknya itu menghentikan tangisnya.

Dela masih terdiam, lidahnya terasa keluh untuk sekadar mengeluarkan sepatah kata. Liza mengirimkan pesan lewat aplikasi whatsapp pada Agnes bahwa dirinya ada di taman pohon mangga yang terletak dibelakang sekolah.

"Jangan pura-pura gak ngenalin gue Za, gue gak suka" Lirih Dela dengan suara seraknya. Liza memejamkan matanya sebentar, berusaha untuk menetralkan emosinya agar bisa bersabar menghadapi Dela yang berbicara setengah-setengah ini.

"Maksud lo apa sih? Gue gak ngerti" Cercah Liza.

"Jangan pura-pura gak ngenal gue lagi! Gue Mbak lo Za, Mbak lo. Dan gue gak suka liat lo gak anggap gue kayak gini!" Lirih Dela dengan suara yang agak dinaikkan.

Liza tersenyum miring menatap Dela yang masih sesegukan. "Ouh, lo masih tau ternyata kalau gue adek lo dan lo Mbak gue? Tapi lo kemana aja selama ini? Kok baru inget kalau lo punya adek? Gak guna lo nangis di depan gue, mending lo pergi dari sini" Ketus Liza.

Dela menatap dalam mata Liza, Dela tau. Selama ini sikapnya yang diam saja akan perlakuan orang tuanya pada Adiknya itu tidak dapat dibenarkan. Namun sekali lagi, ia egois karna tidak dapat membela adiknya dan lebih mementingkan dirinya sendiri saat itu.

"Gue tau lo pasti marah sama gue, tapi tolong maafin gue dan Bang Arga" Gumam Dela namun masih dapat didengar oleh Liza.

^^^^^

Haii semuaa,, gimana? Seru gak chapter nya? Hehe tungguin yah, Author masih proses pengetikan bagian selanjutnya:')
Dan mungkin kalian bakal makin heran pas baca bab selanjutnya nanti UwU

570 kata
19 Oktober 2021


Zila Or Liza?? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang