"Kalian tolong masuk ke kamar kalian, ada hal penting yang Kakek, Nenek dan orang tua kalian ingin bicarakan" Titah Rilda dengan mutlak.
Para cucu keluarga Revlandi pun berbondong-bondong berjalan menuju kamar mereka. Namun tidak dengan Liza, sebab Liza ditahan oleh Clau ketika hendak beranjak menuju kamarnya.
"Kecuali kamu Liza" Ujar Clau menahan Liza.
Liza pun terdiam dan memilih untuk duduk disofa yang tadinya ia duduki kembali.
"Mamah mau bicara apa sama kita?" Tanya Renata pada Rilda.
Rilda menatap tegas pada para anak beserta menantunya. Begitupun dengan Liza. Aura mencekat mulai terasa disekitar mereka, seakan atmosfer semakin menipis.
"Mamah mau kalian jujur sama Mamah. Khususnya kalian, Damar dan Erva. Mamah mau dengar alasan pasti dari jawaban kalian atas pertanyaan Mamah" Tegas Rilda.
"Papah mau kalian berdua jawab jujur. Damar, Erva, kenapa kalian bersikap seakan tidak perduli pada Liza, putri bungsu kalian selama ini? Hmm, apa kalian tidak menyayangi Liza?" Tanya Devan pada Damar dan Erva.
Damar dan Erva terdiam, mereka bingung harus menjawab apa. "Jawab Papah, Damar? Erva?" Tanya Devan dengan suara yang sudah dibuat jauh lebih tegas dari sebelumnya.
Damar menghela napas pelan. "Kami, gak bisa jelasin alasan kami Pah, itu privasi keluarga kami" Balas Damar dengan hati-hati.
Devan menatap Damar dengan tajam. "Papah tidak ingin mendengar alasan apapun Damar! Jawab Papah dengan jujur, apa alasan kalian? Sudah bertahun-tahun kalian berperilaku seperti itu pada Liza. Tapi Papah dan Mamah masih diam, itu semua karna kami masih menghargai kalian sebagai orang tua dari Liza" Tegas Devan tanpa jeda panjang.
"Mamah mohon kalian jawab pertanyaan Papah. Jika kalian masih menganggap kami orang tua kali, tolong jawab" Tambah Rilda menengahi ucapan Devan.
Damar dan Erva masih bungkam. Hingga akhirnya, setelah apa yang dikatakan oleh Clau, Erva mulai berbicara.
"Kalau kalian tidak mau menjawab pertanyaan Papah, aku, Claudia, akan bawa Liza pergi bersama keluarga ku" Tukas Clau berusaha membantu Rilda dan Devan agar Damar dan Erva mau jujur.
Mata Erva membola mendengarnya. Erva tentu saja, tidak akan membiarkan putri yang ia kandung selama sembilan bulan dan ia lahirkan dengan mempertaruhkan nyawanya, kepada orang lain. Ada rasa sesak mendengar ucapan Clau barusan.
"Jangan coba-coba untuk melakukan itu Claudia!" Bentak Erva dengan suara tinggi.
"Aku tidak akan membiarkan, kamu membawa putri, yang selama ini aku jaga sebisa ku, pada mu!" Tambah nya.
Tanpa Erva sadari, Clau tersenyum kecil melihat tindakan yang Erva ambil. "Berhasil" Batin Clau menjerit bahagia.
"Erva cukup!" Ujar Damar dengan deep voice nya. Erva terdiam, namun ia menatap nyalang pada Damar.
"Oh yah? Kalian menjaga Liza sebisa kalian? Apa kalian yakin? Karna, justru dari apa yang aku liat, kalian justru berkali-kali menjatuhkan mental Liza loh" Balas Clau memanas-manasi Erva.
"Kalau kalian memang tidak bisa menjaga Liza dengan becus, maka aku dan suami aku yang akan membawa Liza bersama kami. Liza akan hidup bahagia, tanpa adanya rasa sedih seperti ketika ia hidup bersama kalian" Tambah Clau.
"Gak boleh! Aku dan suami aku, menyayangi Liza! Gak mungkin aku biarin kamu lakuin itu semua! Segala hal, yang aku dan mas Damar lakuin selama ini, itu demi kebaikan dari Liza sendiri!" Bantah Erva dengan penuh penekanan.
^^^^^
Maaf banget para readers, author hari ini cuman up satu bab, kayak kemarin. Soalnya author lagi gak enak badan terus kemarin ada acara keluarga jadinya gak sempet up dua bab🙏
515 kata
25 Oktober 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Zila Or Liza?? [TAMAT]
RandomFOLLOW AUTHOR SEBELUM BACA!! Hiks:'( Proses penerbitan [Part masih lengkap] Naskah yang di wattpad lanjut ke s2. Tapi yang dikirim pada editor, sudah lengkap! Dan pastinya agak berbeda dengan yang di wattpad Azila sang gadis berusia 25 tahun yang m...