58|Pemakaman

12.1K 1.6K 14
                                    

Tiga minggu telah berlalu, dan minggu depan, Liza dan Evan akan bertunangan. Semoga saja, tidak akan ada masalah yang menimpa mereka nantinya yah.

Keluarga Liza dan Evan sangat antusias menyambut hari pertunangan Liza dan Evan. Tentu saja, sebab Liza sendiri adalah putri kesayangan mereka, sedangkan Evan adalah putra tinggal keluarga Anderson.

"Kalian berdua mau kemana?" Tanya Arga pada adiknya dan calon adik iparnya.

Evan dan Liza menatap Arga yang sepertinya baru kembali dari rumah temannya.

"Mau jalan-jalan bentar Mas, soalnya kita suntuk banget dirumah. Bunda sama Mommy bahasnya soal tunangan sama nikah mulu" Gumam Liza.

Arga hanya terkekeh mendengarnya. "Ada-ada aja kalian ini, yaudah tapi jangan lama-lama. Entar dicariin sama Bunda dan Mommy" Pesan Arga pada mereka berdua.

Liza sontak membentuk tanda ok dengan menyatukan ujung telunjuk dan ujung ibu jarinya pada Evan.

Setelah mengatakan hal itu, Liza dan Evan pun pergi meninggalkan kediaman Arcitia, sedangkan Arga sendiri memilih masuk kedalam kamar yang telah menjadi miliknya di dalam mansion mewah itu.

.

"Kamu mau kemana?" Tanya Evan yang sedang mengendarai mobilnya dengan santai bersama Liza.

"Pengen ke pemakaman Van" Balas Liza, singkat namun terdengar begitu tulus.

Evan mengangguk samar seraya mengemudikan stir mobilnya menuju pemakaman yang dimaksud oleh Liza.

Kurang lebih dua puluh lima menit Evan dan Liza mengendarai mobil dengan kecepatan rata-rata. Akhirnya, mereka pun sampai ke pemakaman yang dimaksud oleh Liza.

Liza turun dari mobil, diikuti oleh Evan. Liza berjalan menuju sebuah makam dengan foto dirinya sebagai Zila yang terpasang diatas tembok makam yang cukup tinggi itu.

"Liza, aku dateng" Gumam Zila.

"Kabar kamu gimana disana? Semoga baik-baik aja yah, malaikatnya pasti baik-baik semua sama kamu. Makasih buat tubuh kamu, yang udah buat aku bisa nemuin orang yang bener-bener aku cinta. Aku minta maaf, karna gak bisa buat Mamah kamu luluh Za. Maaf~" Lirih Zila dengan suara serak.

Air mata sudah hampir menetes pada mata Zila. Zila bukannya sedang bersedih, namun ia sedang sangat berterimakasih pada Liza, hingga air matanya menggenang di pelupuk matanya seperti itu.

Evan sontak saja mengelus punggung Liza, berusaha untuk menenangkan gadis yang sebentar lagi menjadi tunangannya.

"Dia Evan Za, kamu pasti kenal kan sama dia. Maaf, aku baru sempet dateng ke sini. Soalnya selama ini, kamu yang selalu datengin aku, haha. Dia Evan temen sekolah kamu dulu loh. Si pangeran sekolah yang dingin wuu~" Tukas Zila berusaha bercanda.

"Hik, Za gue pamit yah. Kapan-kapan gue dateng lagi deh kesini, semoga lo bahagia yah disana, dan nemuin kebahagiaan yang bener-bener harusnya lo dapetin. Karna selama lo hidup di dunia yang kejam ini, gak ada yang hargain lo, mereka semua cuman lihat sampul lo doang, tanpa liat gimana lo yang sebenernya" Gumam Zila.

Setelah Zila dan Evan berdoa untuk Liza, mereka pun beranjak dan meninggalkan pemakaman itu. Tepat setelah kepergian Liza dan Evan, hujan  turun dengan cukup deras.

Membasahi tembok di pemakaman yang tadi di datangi oleh Liza dan Evan. Liza dan Evan sendiri kini sedang berbincang di dalam mobil.

Tidak ada hal istimewa yang mereka lakukan. Hanya Liza saja yang berceloteh tentang keluh kesahnya yang tak dapat ia bicarakan pada orang lain.

Liza tau, tidak seharusnya ia begitu mempercayai orang lain. Namun entah mengapa, Liza merasa memang harus menceritakan tentang apa yang tidak dapat ia ceritakan pada orang lain, kecuali pada Evan.

Sudah sepercaya itu Liza pada Evan, jangan sampai Evan mencoba untuk mengkhianati kepercayaan Liza.

^^^^^

560 kata
11 November 2021

Zila Or Liza?? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang