"Eunghhh" Lenguh Evan terbangun dari tidur panjangnya.
Tangan Evan hendak ia gerakkan, namun ketika Evan melihat wajah Liza yang terlihat tertidur dengan lelap. Evan mengurungkan niatnya untuk menggerakkan jarinya, demi membangunkan Liza.
Evan tidak ingin, mengganggu waktu tidur dari gadis yang dicintainya. Lagi pula, Evan juga masih sangat ingin menatap wajah teduh Liza yang sedang tertidur.
Kurang lebih satu jam, Liza tertidur. Akhirnya gadis itu terbangun, Liza tidak menyadari bahwa dirinya ketiduran. Mungkin efek, karna dirinya akhir-akhir ini sering sekali bergadang.
Ketika Liza meregangkan badannya, seraya menguap sesekali, di sertai dengan kerjapan mata lucunya. Liza kaget, ketika mendapati Evan yang sudah menatapnya dengan senyum teduh. Walau kulit pria itu masih terlihat sedikit pucat.
"E,, Evan" Lirih Liza dengan nada parau.
"Hai" Suara Evan terdengar samar, namun masih dapat di tangkap oleh indra pendengaran Liza yang cukup tajam.
Senyum dan air mata tak dapat Liza bendung lagi. Bibir Liza tersenyum dengan manis, sedangkan matanya terus menerus mengeluarkan air mata yang mengaliri pipi tirus nya.
Jari Liza bergetar, dan bergerak mendekati jari Evan yang terpasangi selang infus.
"Kok nangis?" Tanya Evan masih dengan suara lirih nya.
Liza menggelengkan kepalanya, sungguh, Liza merasa sangat bahagia. Akhirnya, penantiannya selama bertahun-tahun untuk menahan diri bertemu Evan terpenuhi. Kini ia dapat mendengar suara yang begitu ia rindukan.
Jari Evan bergetar, namun Evan berusaha sebisanya untuk mengangkat jarinya demi mengusap air mata pada pipi Liza.
Liza tanpa basa-basi menggenggam tangan Evan. Tidak terlalu erat, sebab Liza masih sadar bahwa di punggung tangan itu terdapat selang infus yang menancap.
"Gak, aku gak nangis kok. Ini air mata bahagia" Lugas Liza menghapus air mata pada pipinya sendiri dengan tangannya.
Evan tersenyum tipis, Evan ingin memeluk Liza sebenarnya. Sebab ia begitu merindukan gadis cantik itu, namun ia tidak dapat melakukan itu, sebab badannya masih terasa begitu lemas. Mungkin efek terbaring terlalu lama.
.
Sudah beberapa hari berlalu, semenjak Evan terbangun dari komanya. Selama itu pula, hubungan Evan dan Liza sangat dekat. Namun mereka masih belum memiliki kepastian untuk hubungan mereka. Tepatnya, Liza yang belum menerima permintaan Evan yang ingin melamar dirinya.
Liza memiliki alasannya sendiri, karna itu ia meminta agar Evan memberinya sedikit waktu sebelum memberi jawaban.
"Za, kamu belum punya jawaban buat pertanyaan aku?" Tanya Evan pada Liza yang sedang mengupaskan apel untuk Evan.
Tangan Liza berhenti sejenak mengupas kulit apel itu, Liza menatap Evan sebentar dengan pandangan sendu. Evan yang mengerti akan tatapan itu pun, hanya dapat tersenyum membalas senyuman Liza.
Evan mengetahui makna dari pandangan Liza, dan Evan tidak ingin memaksakan kehendaknya pada Liza. Evan tidak ingin, menekan Liza.
Hubungan yang di awali dengan paksaan atau tekanan, tidak akan berjalan dengan baik dan bertahan lama. Itu menurut pendapat Evan sendiri.
"Maaf" Hanya kata itu yang dapat dikeluarkan oleh Liza saat ini.
Ingat, Liza memiliki alasan, yang membuatnya belum bisa menerima Evan, padahal ia tau bahwa dirinya mencintai Evan juga.
Liza takut, jika sewaktu-waktu Evan mengetahui alasannya, Evan akan pergi meninggalkannya. Dan Liza tidak mau Evan pergi meninggalkan dirinya.
Evan memberi arahan pada Liza agar mendekati dirinya, yang bersandar pada kepala kasur.
Liza mendekat. Evan tanpa aba-aba memeluk tubuh Liza, Evan membenamkan wajahnya pada perut rata milik Liza. Evan mengendus wangi khas Liza yang begitu disukainya.
"Gak masalah, aku bakal tunggu, sampai kamu siap. Sampai kapan pun, aku tunggu kok Za" Ujar Evan dengan senyum tampannya.
Pipi Liza merona melihat senyum yang di khiasi dimple itu. Senyum yang selalu disukai oleh Liza, walau Liza lebih mencintai sang pemilik senyum.
^^^^^
575 kata
06 November 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Zila Or Liza?? [TAMAT]
RandomFOLLOW AUTHOR SEBELUM BACA!! Hiks:'( Proses penerbitan [Part masih lengkap] Naskah yang di wattpad lanjut ke s2. Tapi yang dikirim pada editor, sudah lengkap! Dan pastinya agak berbeda dengan yang di wattpad Azila sang gadis berusia 25 tahun yang m...