27|Awal Pertemuan

34.7K 4.7K 46
                                    

"Kamu siapkan Za? Kita bertiga bakal ke mansion keluarga kita" Tanya Clau meminta persetujuan Liza.

Biar bagaimana pun, jika Liza tidak ingin. Maka mereka akan menundanya, sebab Clau dan Rio tau betul, seberapa buruknya sikap mereka pada Liza.

Liza mengangguk mantap, tidak mungkin ia tidak siap. Liza kan ingin melihat, bagaimana raut terkejut dari para manusia serakah yang ingin memperebutkan harta Nenek nya itu, merasa takut.

Setelah mendapatkan anggukan dari Liza, Rio pun mulai menyalakan mesin mobil, dan meninggalkan basement apartemen.

Tidak berselang terlalu lama, mereka akhirnya sampai di mansion kediaman Revlandi. Masih mansion yang sama, dengan mansion yang di datangi oleh Liza beberapa hari yang lalu.

Liza, Clau dan Rio berjalan hendak memasuki pintu utama mansion itu. Namun sepertinya mereka tidak perlu susah-susah untuk membukanya. Sebab pintu itu telah terbuka dengan sendirinya, begitu mereka sampai.

Yang membuka pintu itu, ialah seorang perempuan remaja yang sedikit, lebih muda dari Liza.

Yang membuka pintu mansion itu, adalah putri dari Chaca, putri bungsu dari Rilda dan Devan.

Slavina Aulia Mailathaisa, putri kedua dari Chaca sendiri. Slavina atau sering di sapa Vina, itu tidak menyukai Liza. Vina sama seperti Ibunya, Chaca, yang sangat iri pada sepupunya sendiri.

Vina nampak terkejut ketika melihat kedatangan Liza, ditambah dengan kedatangan Clau dan Rio, yang sama sekali tidak Vina kenali.

Tentu saja Vina tidak mengenali Clau dan Rio. Bukan hanya Vina, namun hampir semua cucu keluarga Revlandi tidak mengetahui siapa itu Claudia dan Neurioz, walau Rilda sering membicarakan mereka.

Yang mengetahui rupa dari Rio dan Clau hanya Arga saja, sebab saat Arga masih berumur 5 tahun, sepasang suami istri itu belum pergi meninggalkan Indonesia. Namun, mungkin Arga sudah melupakan mereka juga, mengingat sudah belasan tahun mereka tidak pernah kembali.

"Lo ngajakin siapa ke sini, anak gak berguna?" Tanya Vina dengan nada sinis yang hanya dibalas tatapan datar dari Liza.

"Bukan urusan lo" Balas Liza singkat.

Tangan Vina mengepal kuat, Vina menatap penuh benci pada Liza. Andai saja tidak ada orang lain disana, mungkin Vina sudh mencakar wajah Liza.

"Kalian udah dateng toh? Sini masuk" Ajak Rilda ketika melihat bahwa anak dan cucunya sudah sampai.

Rilda dan Devan memang kembali lebih dahulu, beberapa hari setelah Devan sampai di Indonesia, Rilda mengajak Devan untuk kembali menuju mansion. Sebab Rilda tidak dapat mempercayakan ketentraman kediaman mereka, hanya kepada anak-anak dan cucu-cucunya yang bahkan tidak bisa dipercaya.

Liza, Rio dan Clau sontak tersenyum dan masuk kedalam. Tanpa menghiraukan tatapan yang dilayangkan oleh Vina pada mereka. Mereka tidak perduli, Vina itu hanyalah seorang remaja polos yang pikirannya dinodai oleh orang tuanya, hingga berakhir memiliki sifat yang buruk seperti itu.

Tepat, ketika mereka bertiga duduk. Seseorang datang dan langsung memberi pelukan pada Clau, namun tentu saja itu semua hanya kepalsuan saja.

"Mbak Clau, ini beneran Mbak kan?" Tanya wanita itu dengan raut wajah gembira dan senyum yang terpatri dari wajahnya.

Namun itu semua tidaklah natural, Clau bisa merasakannya. Clau tersenyum menanggapinya, lalu menganggukkan kepala.

"Mbak udah bawa ponakan buat aku belum? Atau Mbak belum bisa punya anak?" Tanya wanita itu, walau terkesan seperti sebuah ejekan. Namun Clau tidak perduli.

"Tuhan belum ngarunia'in aja Ca. Kamu sendiri, di karuniai anak, tapi malah diajarin yang gak bener" Balas Clau menyindir balik.

Clau memang terkenal lembut di keluarga mereka, namun mereka tidak tau saja, bahwa Clau sebenarnya bermulut cukup pedas.

"Maksud Mbak apa yah?" Tanya Chaca yang merasa bahwa dirinya di hina.

Clau tersenyum, lalu menggelengkan kepalanya. "Gak usah dipikirin, kamu gak akan paham" Tukas Clau tersenyum tipis.

^^^^^

Author up pagi lagi:')
Janlup komen & vote nya yahh

575 kata
24 Oktober 2021

Zila Or Liza?? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang