38|Berlalu

23.1K 3.4K 104
                                    

"Lo kenapa pergi? Gue baru aja loh, mau deketin lo, tapi lo udah mau ninggalin gue aja? Haha tapi tenang aja, gue bakal nyusulin lo secepatnya kok" Tukas seorang pria menatap langit lepas yang berwarna biru cerah.

Pria itu tak lain adalah Evan, Evan sadar, ia tertarik pada Liza, ralat. Tepatnya ia menyukai, bahkan mencintai Liza, namun ia terlambat mengetahui perasaannya sendiri. Sebab baru saja, ia ingin menjadi lebih dekat dengan Liza namun Liza sudah pergi meninggalkan mereka.

.
.

Beberapa tahun telah berlalu, seorang gadis bersurai blonde sedang berjalan dengan nyaman dibawah salju yang mulai turun.

Tubuh gadis itu, berbalut pakaian hangat, Liza, ia lah gadis yang sedang ber jalan-jalan dibawah rintikan hujan salju yang sedang turun. Walah hujan salju itu tidaklah deras.

"Udah 12 tahun yah, selama itu, gue gak pernah balik ke sana. Selama itu juga, gue buat 'mereka' kesiksa. Tiga tahun terakhir, gue udah berhasil buat mereka hancur, walau gak sampai ke akar-akarnya karna gue masih inget siapa mereka" Gumam Liza menatap salju yang turun di hadapannya.

Liza sekarang sudah bermur 28 tahun, gadis itu telah selesai dengan sekolah s3 nya. Kini Liza telah menjabat sebagai COO (chief operating officer) di perusahaan milik Pamannya -Rio.

Sebenarnya, Rio bisa saja menyerahkan jabatan CEO (chief executive officer) nya pada Liza, namun Liza menolak. Alasannya, Liza merasa masih belum pantas untuk menyandang gelar CEO di ARC corp.

Rio dan Clau tidak memiliki anak, oleh karna itu mereka menganggap Liza sebagai anak mereka sendiri. Tidak pernah terlintas dalam benak Clau dan Rio untuk mengangkat anak angkat dari pantiasuhan, karna mereka takut, jika mereka melakukan itu. Justru mereka akan membuat anak yang mereka angkat nantinya tidak akan bahagia, mengingat keluarga besar mereka yang benar-benar keras.

"Zila! Sini masuk sayang! Mommy kamu nelfon ini!" Teriak Clau dari dalam rumah.

Clau sudah tau segalanya tentang Zila, sebab Zila sendirilah yang menceritakannya setelah ia bertemu dengan Mommy dan Daddy nya.

Beruntungnya, Clau dan Rio berpikiran terbuka sehingga mereka tetap menyayangi Zila selayaknya mereka menyayangi Liza sendiri.

Liza yang sedang bermain salju atau tepatnya memandang salju pun beranjak dari tempatnya dan masuk ke dalam rumah mewah itu.

Rumah Clau dan Rio terlihat mewah, namun juga minimalis dan terkesan glamour. Barang-barang di dalam sana begitu mewah dengan harga yang pastinya fantastis. Namun bentuknya seperti halnya benda umum yang di temukan di rumah orang kebanyakan.

"Bunda bilang apa tadi?" Tanya Liza memasuki rumah itu.

"Mommy kamu nelfon sayang, itu kamu sambungin ulang aja telfonnya. Oh iya, kamu yakin sama keputusan kamu, buat nanam saham di perusahaan 'mereka' supaya mereka bangkit lagi?" Tanya Clau dengan nada sedikit hati-hati.

Liza menatap Clau dan mengangguk yakin. "Iya Bund, Zila yakin buat lakuin itu. Udah cukup lama, tiga tahun mereka menderita itu bukan waktu yang sebentar Bunda, lagian Zila juga gak akan sejahat itu sama keluarga Liza" Balas Liza pasti.

Clau  menghela napas seraya menganggukan kepalanya mengerti.

^^^^^

Huhuu besok wattpad mau error hiks:'(
Kalian juga kah? Atau author doang yang gitu?

543 kata
30 Oktober 2021

Zila Or Liza?? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang