Acara pemakaman dari Liza dilakukan dengan sederhana oleh keluarga Liza. Namun tetap banyak orang yang hadir, sebab hampir dari semua rekan kerja serta sahabat-sahabat dari Liza hadir untuk memberi doa pada Liza.
Agnes sedari tadi sudah menangis dalam dekapan tunangannya. Sedangkan Gita hanya terdiam, semua kejadian dimana mereka masih bisa bercanda terus berputar dalam otak Gita.
Bahkan Gita yang sangat jarang menangis pun sedikit menitikkan air matanya melihat bagaimana jenazah dari sang sahabat kini telah terlapisi oleh pakaian putih tanpa noda.
"Ahh" Desah Gita dengan lirih.
Karna tidak sanggup berada lebih lama di dalam sana, Gita memutuskan untuk keluar. Gita tau, seberapa dalam sakit yang dirasakan oleh orang-orang di dalam sana. Bahkan ia juga merasakan sakit itu, namun Gita tidak akan sanggup berada di dalam sana begitu lama seperti yang lainnya. Sebab walau Gita nampak baik-baik saja, namun sebenarnya ia sudah sangat hancur sekarang.
"Za, lo ninggalin kita? Lo ingkarin janji lo, buat nyatuin circle anak-anak kita nanti. Gue tau, janji ada untuk diingkari dan peraturan ada untuk dilanggar. Tapi gue gak akan setuju sama itu semua, kalau lo ingkarin janji lo dan milih pergi kayak gini, dari semuanya" Gumam Gita menatap langit.
Langit begitu cerah, namun tidak dengan suasana hati dari Gita. Begitu suram, begitulah suasana hati dari mereka sekarang. Orang-orang yang ada di kediaman keluarga Arcitia.
.
Sebuket bunga melati tersimpan dengan indah diatas sebuah makam tembok yang cukup tinggi. Yang bagian atasnya ditenggeri sebuah foto dari Liza yang sedang tersenyum manis dan tulus.
Semua orang tua Liza, Evan, sahabatnya dan para keluarganya yang lain menatap sendu pada malam itu. Kini mereka sadar, bahkan Erva, bahwa gadis yang ia kandung 7 bulan dulu, dan ia lahirkan dengan prematur, kini telah pergi.
Erva sedikit menyesal, ia merasakan sakit hati yang dirasakan oleh Ela ketika dulu melihat putrinya, Zila dimakamkan.
Sejahat-jahatnya dan sekeras-kerasanya seorang Ibu, ia akan tetap luluh ketika melihat sang buah hati tengah terkapar tidak berdaya. Apalagi ketika ia tau bahwa ternyata darah daging yang ia jaga selama berbulan-bulan telah meninggalkan dunia.
Mereka semua mendoakan semoga saja Liza mendapatkan tempat yang terbaik disisi-Nya. Liza seorang gadis yang baik, walau ia kadang keras kepala.
Setelah selesai dengan doa mereka, mereka pun beranjak hendak meninggalkan makam Liza. Kecuali Evan dan Ela. Leri sudah meminta sang istri agar kembali, namun Ela masih ingin berada disana sebentar lagi.
Karna itu, Leri memutuskan untuk menunggu sang istri dalam mobil saja.
Ela menatap nanar makam sang putri, isakan kecil terdengar dari bibirnya. Hati ibu mana yang tak sakit melihat putrinya meninggal untuk yang kedua kalinya? Jika ada yang berpikir, justru Ela akan merasa sedikit lebih baik dari kematian Liza yang pertama. Maka kalian salah.
Sebab pada kematian Liza yang kedua, Ela justru merasa kan kesedihan yang lebih dalam lagi. Melihat putrinya dimakamkan untuk yang kedua kalinya. Melihat sang putri gagal menikah. Itu semua mengiris hati kecil Ela sebagai seorang wanita dan Ibu.
Ela berjalan mendekati Evan seraya menepuk-nepuk pundak tegak dari sang calon menantu. Tepatnya, mantan calon menantu.
Evan membalik badannya dan menata Ela. Evan tak dapat menahan air matanya ketika melihat tatapan hangat Ela yang begitu mirip dengan tatapan Liza pada dirinya.
"Sabar Van, kamu nangis aja gak papa kok. Cowok nangis wajar, jangan ditahan, karna kamu juga manusia. Silahkan nangis sepuas kamu sekarang Evan, tapi jangan sampai kamu nyerah sama kehidupan kamu Van, karna kehidupan kamu masih panjang. Mommy cuman mau bilang, makasih udah hadir dalam kehidupan putri Mommy. Makasih udah mau meminang putri Mommy, maafkan putri Mommy kalau dia ada salah Nak" Ujar Ela dengan tulus pada Evan.
Evan menggelengkan kepalanya. "Gak Mom, Liza sama sekali gak ada salah sama Evan. Makasih Mommy udah ngingetin Evan biar Evan gak nyerah setelah ini. Evan masih bisa kan anggap Mommy sebagai Mommy Evan, walau Liza udah gak ada? Karna jujur, yang bisa jadi istri Evan cuman Liza. Gak ada yang lain, posisi Liza gak akan pernah bisa digantiin oleh siapapun kecuali Liza, atau Zila" Tanya Evan.
Ela tersenyum seraya menganggukkan kepalanya pelan. "Boleh kok Van, kamu mau anggap Mommy dan Daddy sama seperti dulu, boleh aja. Kamu kalau mau main kerumah, silahkan main aja. Rumah Mommy dan Daddy akan selalu terbuka buat kamu dan keluarga kamu" Ujar Ela.
^^^^^
Huhuu panjang banget, 700+ kata:'(
Maaf baru up, soalnya baru pegang hp. Tadi abis charger soalnya:')720 kata
16 November 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Zila Or Liza?? [TAMAT]
De TodoFOLLOW AUTHOR SEBELUM BACA!! Hiks:'( Proses penerbitan [Part masih lengkap] Naskah yang di wattpad lanjut ke s2. Tapi yang dikirim pada editor, sudah lengkap! Dan pastinya agak berbeda dengan yang di wattpad Azila sang gadis berusia 25 tahun yang m...