44|Sahabat Lama

18.5K 2.6K 84
                                    

Sampailah Liza dan Mila di tempat ini, tempat yang sering didatangi oleh orang-orang. Entah sekadar untuk refreshing atau hanya sekadar berjalan-jalan bersama teman.

"Dulu, gue sering ke taman ini tau, sama Agnes Gita" Tukas Liza pada Mila.

"Ouh, gak nanya sih" Balas Mila bodo amat.

Liza tidak menghiraukan balasan dari Mila yang terdengar nyeleneh baginya.

"Gue ke kamar mandi bentar yah" Ujar Mila. Setelah mengatakan hal itu pada Liza, tanpa menunggu lama, langsung saja Mila meninggalkan Liza di taman itu sendirian.

"Emang bener-bener ye tu babu, belum juga diizinin udah nyelongon aja" Cercah Liza menjulid.

Netra Liza menangkap seorang penjual balon karakter, "Ipin nya jelek njir, mukanya ke tarek banget" Gumam Liza mengomentari balon karakter itu.

Brukk
Seseorang menabrak Liza dari samping, Liza yang tidak siap pun langsung terjatuh ke tembok yang melapisi tanah dari taman itu.

"Auhhh,, kalau jalan hati-hati dong! Gak liat apa, gue orang segede ini, tapi malah di tabrak. Katarak mata lo?!" Sungut Liza yang merasakan sakit pada bokongnya yang berciuman dengan tembok.

"Liza?" Gumam orang yang menabrak Liza.

Liza yang merasa namanya disebut pun, langsung mendongakkan kepalanya. Dapat ia lihat, seorang gadis dengan kacamata bulat bertengger di pangkal hidungnya. Lengkap dengan jas putih khas seorang dokter.

"Gita?" Gumam Liza balik.

"Ini beneran lo kan Za? Lo kemana aja?" Lirih Gita.

Ya,, Ra Gita Auinda, sahabat Liza, ia lah yang menabrak Liza sebelumnya.

.

"Jadi, sekarang jelasin, kenapa lo gak pernah hubungi gue dan Agnes selama ini? Kita udah nethink tau gak" Cercah Gita dengan tatapan tajam.

Liza menyengir lebar menanggapi pertanyaan Gita.

"Hehe,, gue ganti nomor dan malsuin identitas sebagai Zila di Aussie. Gue gak mau, ada yang ganggu pekerjaan gue disana, tapi sekarang gue udah balik kan?" Jelas Liza membela dirinya.

Gita menghela napas pelan. "Yaudahlah, oh iya, lo ke sini sama siapa?" Tanya Gita.

Sontak saja, Liza menepuk dahinya. Ia lupa, bahwa dirinya bersama Mila di taman itu. Namun sekarang ia sudah berada di sebuah cafe bersama Gita.

Brakkk
Meja tempat Liza di gebrak oleh seseorang. Dan ia adalah Mila sendiri.

"Lo kok ninggalin gue sih? Gue cuman izin ke wc bentar tadi, pas balik, eh udah ilang aja lo. Gue kira lo tadi diculik tau gak?" Protes Mila dengan cepat.

"Liza tersenyum penuh arti menatap Mila.

" Wihh, lo khawatir yah sama gue?" Goda Liza namun dengan segera, Mila menabok kepala Liza.

"Sembarangan! Gue cariin lo, karna kalau lo di culik, pasti gue yang kena marah sama Mommy, Daddy, Bunda sama Ayah lo. Belum lagi adek lo yang super duper aktif itu. Lagian gak mungkin juga sih lo di culik, kalau iya, berarti penculiknya bego. Kok mau culik orang nyusahin kayak lo" Lugas Mila dengan enteng tanpa memperdulikan tatapan maut Liza dan tatapan heran dari Gita.

.

"Kenalin Git, dia namanya Mila. Asisten pribadi gue, emang dia ini 11 12 sama Agnes, jadi maklumin aja yah. Dia salah satu babu gue" Ujar Liza memperkenalkan Mila pada Gita.

"Gue lebih tua dari lo yah upilnya Jisung" Sarkas Mila dengan geram.

"Gue jodohnya Pakde Bulan yah, jangan seenaknya ngakuin gue upil si maknae Jisung" Potong Liza ketika Mila hendak melayangkan ucapannya lagi.

"Cielah, Pakde Bulan konon. Jangan mimpi tsayyy,, bangonn. Lo kayaknya ketularan virus halunya si Else yah, kelamaan bergaul lo ama dia. Pawang Pakde Bulan galak, gak usah main-main lo" Ejek Mila tepat sasaran.

Walau Liza sudah berunyr 28 tahun, namun ia juga seorang fangirl seperti Else, karna itu Else sangat senang jika bersama Liza. Sebab mereka se frekuensi.

Tapi dulunya sih, Liza masih sadar diri buat gak halu yang gak-gak. Tapi sekarang kayaknya di ketularan virusnya Else yang kang halu, jadi suka ikutan halu deh.

^^^^^

606 kata
03 November 2021

Zila Or Liza?? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang