18|Amarah

44K 5.8K 151
                                    

"Dela, jawab pertanyaan Mamah. Apa bener kamu habis memohon maaf Liza tadi!?" Bentak Erva pada Dela.

Dela terduduk dengan mengenaskan dilantai keramik rumah mereka. Air mata Dela tentunya telah luruh sejak tadi. Wajah Dela telah begitu sembab, namun itu tidak mengurangi interogasi dari Erva pada Dela.

"Hiks, Iya, Dela tadi datengin Liza dan mohon sama dia, supaya dia maafin Dela!" Balas Dela dengan suara tinggi meski diselingi dengan is akan kecil.

Erva menggeram marah mendengarnya, padahal baru tadi malam ia mendapati kedua putra dan putrinya membangkang atas keinginannya. Namun sekarang, putrinya malah menambah beban pikirannya lagi.

"Berani kamu sekarang nentang Mamah dan Papah hah! Kamu pikir kamu udah hebat?! Camkan kata-kata Mamah, kalau sampai kalian lakuin hal di luar nalar lagi. Mamah gak akan segan kirim kalian ke USA" Ancam Erva.

Dela mengkerut kan keningnya bingung. "Maksud Mamah 'kalian'?" Tanya Dela dan terpotong oleh omongan Erva sendiri.

"Kamu dan Arga" Potong Erva.

Setelah mengatakan itu, Erva pergi meninggalkan Dela yang diam mematung. Tidak, Dela tidak ingin dikirim pergi oleh orang tuanya. Dirinya dan Arga tidak boleh meninggalkan Indonesia, karna itu akan membuat Liza semakin dalam bahaya nanti. Itulah menurut Dela.

Beralih pada Liza~

Liza kini justru sedang berpesta pora bersama Agnes dan Gita. Liza berpesta, bukan karna bahagia atas Dela yang pasti terkena amukan oleh Erva. Namun karna ia ingin merayakan keberhasilannya dalam memancing keluarga itu untuk mendekat pada dirinya.

"Gue bakal masuk ke mansion utama mereka minggu depan, gue gak sabar deh pengen liat reaksi penghuni mansion itu nanti. Mereka pasti bakal kaget liat putri yang mereka kucilin di keluarga mereka, berubah gini" Yakin Liza dengan penuh semangat.

Sebenarnya, Liza hanya menyemangati dirinya sendiri. Setidaknya agar ia tidak terlalu gugup untuk bertemu para anggota keluarga besar, namun biadab itu.

"Semoga semuanya cepet selesai yah Za, lo cepet balasin perbuatan keluarga itu ke Liza. Dan segera terlepas dari beban lo sebagai Liza. Karna biar gimanapun, lo gak mungkin kan selamanya jadi Liza, lo harus jadi diri lo sendiri. Meski bukan dalam tubuh lo" Ujar Gita menyemangati Liza.

"Bener kata Gita, tapi sekarang mending kita makan aja dulu. Terus nanti main bareng-bareng, nih gue ada kartu sama botol" Cengir Agnes.

Kening Liza berkerut, "Botol dari mana tuh?" Tanya Liza dengan nada heran.

"Dari dapur lo, tadi sih masih ada kecap nya, tapi udah gue buang karna pengen gue pake main" Balas Agnes dengan cengiran khas nya.

Liza sontak terkejut, kecap yang ada didapurnya sisa satu. Dan ia sangat malas berbelanja keluar rumah, namun apa boleh buat. Isinya sekarang mungkin sudah tercampur dengan air kotor.

Ketiga gadis itupun bersenang-senang sepanjang malam. Tanpa menyadari bahwa ada seseorang yang memperhatikan mereka.

Di sebuah tempat yang luas, seorang wanita dengan setelan rumahan sedang menatap kearah langit yang ditutupi oleh awan gelap, yang menurunkan gemercik air setiap detiknya.

Tidak berselang lama, ponselnya bergetar, tanda bahwa sebuah pesan masuk muncul. Wanita itu tersenyum menatap pesan yang masuk pada handphone nya.

Ia mengusap lembut foto yang ada pada layar handphone itu, "Tunggu saya, saya akan kembali dan membuat semuanya baik-baik saja. Bertahanlah sebentar lagi manis, saya merindukan kalian. Namun saya belum bisa meninggalkan tempat ini untuk sekarang" Ujar wanita itu menatap sendu pada layar handphone nya.

Tidak lama, sebuah lengan kekar memeluk perutnya.

"Kamu yang sabar sayang, sebentar lagi kita akan kembali. Urusan Mas disini tinggal sedikit lagi, nanti kita akan temui 'dia' terlebih dahulu. Baru setelah itu kita temui 'mereka'" Tekan pria itu pada kalimat 'dia' dan 'mereka'.

^^^^^

Author up pagi, semoga kalian suka yah sama alurnya. Maaf untuk typo, nanti kalau udah end bakal Author benahi kok:')

575 kata
20 Oktober 2021

Zila Or Liza?? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang