37|Bandara

24.4K 3.4K 72
                                    

"Lo yakin, mau pindah ke Aussie Za?" Tanya Gita dengan nada serius pastinya, pada Liza. Dan dibalas anggukan oleh Liza.

"Iya, gue bakal pindah bareng Paman sama Bibi gue di sana. Awalnya, gue masih belum yakin sih, tapi sekarang gue udah yakin. Gue gak perlu kan ngasih tau kalian alasan utama gue pindah? Karna gue yakin, kalian udah tau" Balas Liza.

Agnes dan Gita mengangguk ragu, mereka memang mengetahui alasan pasti dari Liza ikut pindah bersama Rio dan Clau, namun mereka masih merasa sedikit tidak rela.

"Kalian gak usah sedih, tenang aja. Gue di sana cuman sebentar, di sana gue bakal sekalian ngunjungin keluarga gue. Karna pasti mereka sekarang lagi disana" Pasti Liza.

Agnes dan Gita hanya berdehem pelan, mau bagaimanapun juga. Mereka hanya sahabat Liza, tidak lebih. Mereka tidak memiliki hak untuk menahan Liza tetap ditempat itu bersama mereka.

"Ok, tapi tolong jangan lupain kita Za. Kita tau kita gak bisa paksa lo, tapi tolong, jangan lupain persahabatan kita. Walau kita cuman sahabatan sebentar, tapi bagi gue itu berharga" Pinta Agnes.

Liza langsung saja memeluk tubuh Agnes dan Gita, ia tidak ingin kedua sahabatnya ini berpikir yang tidak-tidak. Lagi pula, tidak mungkin juga ia akan melupakan Agnes dan Gita. Sebab kedua gadis itu adalah sahabat pertamanya, baik sebagai Zila maupun Liza.

"Kalian gak perlu khawatir, gue gak akan pernah lupain kalian. Karna kalian sahabat pertama gue, sekalipun gue lupa sama kalian, gue mohon, buat gue inget lagi sama kalian" Gumam Liza di tengah-tengah pelukannya.

Setelah Liza melepaskan pelukannya, Liza pun menatap Agnes dan Gita dengan pandangan teduhnya.

"Udahlah, jangan melow gini, gak cucok sama kalian yang absurd ini. Mending, sekarang kita puasin aja main bareng, soalnya bulan depan gue rencananya udah bakal pergi" Tukas Liza dan dibalas anggukan semangat oleh Agnes dan Gita.

Liza dkk menghabiskan waktu mereka selama sebulan penuh itu bersama-sama. Mereka sudah seperti anak kembar yang tidak pernah berpisah.

.
.

"Liza, semoga perjalanan lo lancar yah, kalau udah sampai disana jangan lupa kabarin kita. Kita bakal selalu nungguin lo buat balik, sekalian kalau bisa bawain bule juga buat kita okk" Canda Agnes agar suasana tidak terlalu mencekam.

Liza tersenyum tipis menatap Agnes dan Gita yang masih bisa tersenyum, walau sebentar lagi mereka akan berpisah untuk kurun waktu yang tak dapat ditentukan.

"Pasti, gue bakal bawain banyak bule buat kalian. Kalau perlu, gue keliling dunia terus bawain kalian cogan pas balik nanti" Balas Liza dengan candaan juga.

Mereka tertawa bersama dengan bahagia, walau dapat terlihat jelas bahwa tawa mereka adalah tawa palsu yang hanya berusaha untuk menutupi tangis mereka.

Damar dan Erva sendiri hanya dapat menatap miris pada putri mereka -Liza. Karna Liza bahkan tidak memeluk mereka untuk sekadar pelukan perpisahan.

"Maafin Mamah dan Papah Liza, tolong kamu jaga diri yah disana. Kabarin kami kalau kamu udah sampai" Ucap Erva seraya berusaha membelai rambut lembut dari Liza. Namun dengan segera ditahan oleh Liza.

Liza hanya tersenyum tipis seraya menganggukkan kepalanya. Biar bagaimanapun ia tidak menyukai Erva, tetap saja tidak dapat menutupi fakta bahwa wanita itulah yang telah melahirkan Liza ke dunia ini.

Setelah berpamitan dengan keluarganya, Liza pun berjalan bersama Rio dan Clau menuju pesawat yang akan mereka tumpangi.

Tanpa Liza sadari, seseorang menatap kepergian Liza dengan tatapan yang sulit untuk diartikan, hanya pandangan datar yang orang itu perlihatkan, namun tangan pria itu terkepal dengan kuat.

^^^^^

Halo semuaa, berhubung naskah author yang lain proses penerbitan, author mau ngasih tau, kalau author up mungkin suka telat dikit, itu mohon dimaklumi yah. Soalnya author lagi revisi atau atur ulang alur baru buat karya author yang bakal di terbitin, biar lebih menarik lagi;')

Sekali lagi, author minta maaf kalau nanti suka up sore atau malam ke depannya🙏

551 kata
30 Oktober 2021

Zila Or Liza?? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang