64|Hampir Saja

10.2K 1.3K 17
                                    

Artarasya Steven Gerrard, pria ini sebenarnya adalah sahabat dari Ela dan Leri. Namun karna sebuah kejadian yang tak terduga, kedua sahabat dekat ini menjadi seorang musuh. Walau yang menganggap musuh, sebenarnya hanya Rasya saja. Sebab Leri dan Ela masih menganggap Rasya sahabat mereka.

Sampai saat ini, Leri dan Ela sendiri masih tidak tau tragedi apa yang mereka perbuat hingga Rasya sang sahabat membenci mereka seperti sekarang ini. Namun satu yang pasti, bahwa mereka tau, Rasya yang sebenarnya adalah seorang pria baik hati yang akan selalu menjadi sahabat mereka.

Sudah banyak hal Rasya lakukan untuk membuat keluarga Arcitia hancur, namun ia tidak pernah berhasil. Betapa kuatnya benteng pertahanan keluarga itu, hingga bertahun-tahun lamanya pun Rasya mencoba meruntuhkannya, namun tetap saja ia gagal.

.

"Shit.... Mereka ternyata bergerak lebih cepat dari yang gue kira, Leri, Ela, kalian gak boleh menang kali ini. Apa yang udah kalian perbuat dulu ke keluarga gue, gue bakal bales. Karna kalian, 'mereka' ninggalin gue" Gumam Rasya menatap tajam pada ipad miliknya.

Rasya sedang menyaksikan bagaimana, keluarga Arcitia berusaha menyerang balik dirinya dengan cara menghancurkan perusahaannya secara perlahan. Namun Rasya tidak sebodoh Erva, yang sangat mudah terpengaruh hanya dengan gertakan kecil dari keluarga itu.

"Maaf, tapi gue bakal lakuin itu" Lirih Rasya seraya mematikan ipadnya dan melangkah meninggalkan ruang kerjanya di dalam mansion mewah miliknya.

.

"Halo"
".............. "
"Tolong, kamu lakukan semua yang saya perintahkan, sesuai dengan apa yang saya kirim ke kamu tadi. Jangan sampai ada kesalahan"
".............. "
"Bagus, saya tunggu kabar selanjutanya yang kamu bawa"

Tiiit
Sambungan telfon itu pun dimatikan oleh Rasya setelah obrolannya selesai.

.

Disisi lain, nampak Liza sedang diperiksa oleh seorang perawat wanita. Namun ada yang aneh dari gelagat perawat itu, sebab sang perawat menyuntikkan sebuah cairan bening pada cairan intravena yang tersambung dengan selang infus Liza.

Tepat setelah perawat itu menyuntikkan cairan tersebut, seseorang datang dan langsung mencabut selang infus dari punggung tangan Liza. Tidak memperdulikan darah yang mengalir dari tangan Liza, karna jarum yang dicabut secara brutal.

"Anda siapa? Dan Anda nyuntikin apa ke cairan intravena tunangan saya?!" Tanya pria yang tak lain adalah Evan pada perawat itu.

Perawat itu nampak kelabakan, "Itu cairan obat yang dimintai oleh dokter, supaya disuntikkan kedalam cairan intravena milik Nona Liza" Balas sang perawat dengan sedikit gelagapan.

Namun untungnya, Evan pandai sehingga ia tidak percaya pada perawat itu. Sebab perawat itu memang bukanlah bermaksud menyuntikkan cairan obat pada Liza. Namun justru hendak menyuntikkan cairan berupa racun yang dapat membunuh Liza secara perlahan, tanpa ada yang menyadarinya.

"Saya tidak percaya, sebaiknya anda keluar. Atau saya panggilkan penjaga untuk mengusir Anda secara paksa?" Ancam Evan yang bukan bualan saja.

Karna tidak ingin membuat keributan yang lebih lagi, maka perawat itupun memilih untuk keluar dari ruang rawat itu dengan perasaan kesal dan takut. Kesal sebab rencananya gagal, dan takut sebab ia pasti akan dimarahi habis-habisan oleh atasannya. Atau bahkan dibunuh oleh boss besarnya.

Setelah perawat itu meninggalkan ruang rawat Liza, Evan menghela napas pelan. "Untung aku gak terlambat Za, sedetik aja aku telat, entah gimana keadaan kamu sekarang" Lirih Evan seraya menatap wajah ayu Liza yang masih terpejam.

Evan tau bahwa perawat itu berbohong, sebab kemarin dokter telah memberitahukan dirinya bahwa besok yang berarti hari ini, sang dokter sendirilah yang akan menyuntikkan cairan vitamin dan obat pada Liza, sebab dokter itu tidak memiliki banyak jadwal pada hari ini.

^^^^^

Haloo ada yg nungguin author up gak? Janlup komen & vote yahh

599 kata
14 November 2021

Zila Or Liza?? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang