Tepat setahun, setelah Liza bersama Rio dan Clau pindah ke Aussie, Liza sudah mulai melakukan pencari tahuan tentang keluarganya.
"Halo Mommy" Ujar Liza pada seseorang di seberang sana melalui sambungan telfon.
"Halo anak Mommy, La, alihin panggilannya ke videocall dong" Titah Mommy Liza pada Liza.
Liza pun mengalihkan sambungannya yang dari telfon menjadi videocall.
"Mommy lagi ngapain? Chelsea mana?" Tanya Liza pada Ela.
Ela nampak murung menatap Liza. "Itu dia loh La, Else (dibaca Elsi yah) gak mau ketemu sama Mommy, cuman karna Mommy gak mau beliin dia tiket konser sih?" Dengus Ela dengan nada jengkel.
Chelsea Kleriana Arcitia, ia adalah adik dari Liza, tepatnya Zila. Putri bungsu dari keluarga Arcitia, gadis berumur 12 tahun itulah yang dulu membuat Zila keluar mencari permen kapas rasa bawang dan pentol rasa mint.
Jika Liza mengingat kejadian itu, pastinya Liza akan terkekeh mengingat kebodohan dirinya.
"Ouh, kasian, yaudah mending Mommy kasih aja sih satu tiket konser. Lagian gak mahal kok" Tukas Liza berusaha membujuk Ela agar memberikan Else apa yang gadis kecil itu inginkan.
Liza mungkin terkesan terlalu memanjakan adiknya jika seperti itu, namun Liza merasa ia memang harus melakukan itu. Sebab ketika Mommynya sedang mengandung Else, ia tidak dapat membantu sang Daddy memenuhi kebutuhan mengidam dari Ela.
"Huuh, emang gak mahal La, tapi kalau keseringan kan gak baik. Dia masih 12 tahun, masa udah mau main ke konser gitu mulu, Mommy sama Daddy juga gak mungkin selalu nyewa orang buat temenin Else ke konser gitu kan" Balas Ela dengan gemas.
Liza mengangguk mengert, memang apa yang dikatakan oleh Ela itu benar adanya. Else walau masih berumur 12 tahun, sudah mengetahui yang namanya gejet (maaf gak tau bener atau salah tulisannya). Karna itu walau Else baru berumur 12 tahun, gadis itu sudah mengetahui yang namanya konser boyband grup.
"Yaudahlah, betewe kamu mau rayain Natal dimana tahun ini? Gimana kalau kita, rayain bareng-bareng aja? Ajak sekalian Rio dan Clau ke kediaman kita" Saran Ela.
Liza nampak menimang tawaran dari Ela. "Nanti Zila tanya ke Bunda sama Ayah deh, mau apa gak. Kalau mereka setuju, nanti kita rayain bareng-bareng di sana" Balas Liza.
Setelah mereka berbincang beberapa menit, panggilan itupun dimatikan.
Liza berjalan mendekati Clau yang sedang bersantai didepan TV yang terletak di dekat tungku perapian rumah.
Terlihat kuno mungkin, sebab mereka lebih memilih menggunakan tungku perapian yang menggunakan kayu bakar dibanding menggunakan penghangat ruangan elektronik. Namun jangan salah, sebab harga dari tungku perapian dirumah mereka setara dengan empat alat penghangat ruangan elektronik.
"Bunda~" Rengek Liza pada Clau yang sedang sibuk duduk sambil merajut syal.
Clau menghentikan aktivitas yang ia kerjakan, dan mengusap pipi putih nan tirus milik Liza. Liza bisa merasakan rasa hanya dari telapak tangan Clau yang menyentuh kulit pipinya.
"Kenapa hmm?" Tanya Clau dengan lembut dan penuh keibuan pada Liza.
Liza memeluk Clau dari belakang. "Tadi Mommy nanya, katanya Bunda sama Ayah mau gak gabung buat rayain Natal sama keluarga Mommy dan Daddy di kediaman Arcitia?" Tanya Liza mengutarakan pertanyaannya.
Clau nampak menimang pertanyaan Liza, namun detik selanjutnya Clau menganggukkan kepalanya setuju.
"Ok, nanti Bunda kasih tau ke Ayah biar kita rayain di sana aja. Kalau Bunda sih pribadi, mau-mau aja" Tukas Clau.
^^^^^
Maaf upnya lama, author ketiduran hiks;'(
545 kata
31 Oktober 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Zila Or Liza?? [TAMAT]
RandomFOLLOW AUTHOR SEBELUM BACA!! Hiks:'( Proses penerbitan [Part masih lengkap] Naskah yang di wattpad lanjut ke s2. Tapi yang dikirim pada editor, sudah lengkap! Dan pastinya agak berbeda dengan yang di wattpad Azila sang gadis berusia 25 tahun yang m...