"Jadi Liza, kamu mau ikut sama siapa? Paman dan Bibi kamu, atau mau tetap disini, bersama orang tua kamu?" Tanya Devan dengan lembut pada cucunya.
Liza diam, hati dan pikirannya bergelut dengan hebat. Disatu sisi, hatinya menginginkan, ia tetap bersama orang tuanya. Namun disisi lain, pikirannya memerintahkan dirinya untuk ikut bersama Paman dan Bibi nya.
Hingga pada akhirnya, Liza memilih pikirannya. Kadang kala, seseorang harus memilih pilihan dalam otaknya dari pada terus menerus menggunakan perasaan di dalam hatinya.
"Liza pengen ikut sama Paman dan Bibi aja" Jawab Liza setelah menemukan jawabannya.
Damar dan Erva menatap Liza dengan pandangan terluka, mereka tidak menyangka. Bila sang putri yang dulu selalu mendambakan mereka, kini memilih untuk meninggalkan mereka.
"Kenapa Za?" Lirih Erva dengan suara kecilnya.
Liza menatap kosong pada Devan yang memang duduk disofa yang mengarah pada dirinya.
"Liza gak bisa tinggal sama kalian. Karna Liza yang sekarang, jujur lebih keras dari Liza yang kalian kenal dulu. Mungkin Liza yang dulu kalian kenal lebih gampang maafin dan nerima orang, walau dia udah dimanfaatin atau disakitin. Tapi Liza yang sekarang beda, Liza yang sekarang agak susah buat maafin seseorang, yang udah nyakitin dirinya" Jelas Liza.
"Maaf, sekali lagi. Liza mau ikut bareng Paman sama Bibi" Tambah Liza seraya menghela napas pelan.
"Huft, Mamah sebenernya, pengen gak terima keputusan kamu Za. Tapi Mamah gak pengen lagi-lagi ngekang kamu. Udah cukup selama ini, Mamah dan Papah berbuat buruk sama kamu. Maafin kita sayang" Gumam Erva menerima keinginan dari Liza, walau dengan berat hati.
Liza tersenyum tipis, sangat tipis hingga tak ada seorang pun dari mereka yang menyadari senyum Liza.
Setelah mereka selesai berbincang, mereka pun kembali ke kamar mereka masing-masing.
"Wuih, bulan depan gue bakal liburan ke Eropa bareng Paman Rio and Bibi Clau. Eh,, tepatnya sih bukan liburan, tapi pindahan. Kasiann ntar Agnes ama Gita gue tinggal, pasti mereka bakal gelisah galau merana nanti" Monolog Liza sembari berkaca.
Liza baru saja selesai dengan ritual mandi kembangnya ralat, mandi cantik maksudnya. Dan sekarang, Liza sedang berkaca di depan cermin sembari sesekali memuji dirinya sendiri, ketika bergaya sesuai trend.
(Hayoo ngaku siapa yang sering gitu?)
Setelah Liza selesai menggunakan style baju tidurnya yang berwarna coklat dengan gambar salak. Liza memainkan rubik yang entah kapan dapat ia selesaikan.
"Nih rubik ngeselin banget, kalo merahnya dibawa ke bawah. Ntar kuningnya kurang lagi dong" Dumel Liza yang masih sibuk dengan rubik kotak ditangannya.
Liza memainkan rubik itu tidaklah lama, sebab ia merasa bosan melihat warna rubik itu yang tidak bisa berputar sesuai yang diinginkannya.
^^^^^
537 kata
26 Oktober 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Zila Or Liza?? [TAMAT]
RandomFOLLOW AUTHOR SEBELUM BACA!! Hiks:'( Proses penerbitan [Part masih lengkap] Naskah yang di wattpad lanjut ke s2. Tapi yang dikirim pada editor, sudah lengkap! Dan pastinya agak berbeda dengan yang di wattpad Azila sang gadis berusia 25 tahun yang m...