"Apa ada yang dapat mengerjakan soal ini?" Tanya seorang guru yang sedang mengajar.
Para murid mengangkat tangan mereka sebagai tanda bahwa mereka dapat mengerjakannya. Hampir semuanya dapat mengerjakannya, sebab mereka adalah anak IPA.
"Coba Cleora, naik dan kerjakan" Tunjuk sang guru pada siswi berambut kepang.
Cleora pun naik dan mengerjakan soal yang menurutnya mudah itu. Guru itu menatap jawaban yang ditulis oleh Cleora.
"Kamu yakin ini jawabannya?" Tanya guru itu memastikan. Cleora mengangguk pasti.
"Apa ada jawaban lain?" Tanya guru itu. Tidak ada murid yang mengangkat tangan mereka, mungkin jawaban mereka semua sama dengan jawaban Cleora.
Namun itu hanya beberapa saat, sebab Liza yang baru saja memasuki kelas langsung menjawab soal itu tanpa mencatat sama sekali.
Sang guru menatap Liza dengan raut binar. "Jawaban kamu benar Liza, jadi anak-anak disini itu jawabannya 24,3X pangkat tujuh" Ujar sang guru.
Skip istirahat>>
"Za, kantin kuy" Ajak Agnes pada Liza.
Liza mengangguk, mereka bertiga pun berjalan menuju kantin. Tentu saja mereka berjalan melewati koridor utama sekolah mereka, sebab jalan tercepat menuju kantin adalah jalan itu.
Ketika sampai dikantin, atensi Liza teralihkan pada sekelompok manusia bergender pria yang sedang duduk dengan nyaman dikantin.
"Lo liatin apaan sih? Dari tadi kayaknya ngadep sudut mulu" Tanya Gita yang memperhatikan gelagat Liza.
Liza mengalihkan pandangannya pada Gita, ia menggeleng sebagai jawaban. "Gak kok, gue cuman penasaran. Kelompok manusia yang disana itu siapa? Kemarin gak ada mereka deh perasaan" Tanya Liza dengan raut heran.
Agnes dan Gita sudah tidak kaget mendengar yang dikatakan oleh Liza, sebab mereka sudah tau bahwa Liza bukanlah Liza yang sebenarnya. Ya,, Liza telah mengakui segalanya pada Agnes dan Gita.
Bukannya apa, hanya saja Liza merasa tidak nyaman jika mereka harus berteman namun masih menyembunyikan sesuatu sepenting itu dari Agnes dan Gita.
Awalnya Liza telah siap, jika sewaktu-waktu Agnes dan Gita meninggalkan dirinya. Namun ternyata perkiraannya salah, sebab Agnes dan Gita tetap mau bersahabat dengan dirinya.
"Itu genknya si cowok dingin, emang mereka baru muncul soalnya mereka habis ikut olimpiade" Jawab Gita dengan enteng.
"Jangan deket-deket sama mereka Za, mereka itu pangeran sekolah. Bukannya apa sih, mungkin mereka gak akan peduli sama yang deketin mereka. Cuman fans mereka pada nyeremin" Tambah Agnes menasehati.
Liza mangut-mangut mendengarnya, lagipula ia hanya penasaran saja mereka itu siapa. Sebab banyak siswi yang dengan terang-terangan mendekati kelompok cogan itu. Ya,, Liza mengakui bahwa mereka yang ada disana tampan-tampan.
Ketika mereka telah selesai dengan kegiatan mari makan mereka, Liza, Agnes dan Gita pun memutuskan untuk keluar dari kantin. Sebab mereka juga merasa tidak nyaman didalam sana, pasalnya didalam sana itu sangat pengap.
Saat Liza hendak mengambil handphone nya yang ia letakkam diatas meja, tiba-tiba saja seseorang menabraknya dan itu menyebabkan Liza terjatuh dilantai.
Untungnya lantai itu cukup bersih karna selalu disapu dan pel oleh penjaga kantin.
Burghh
"Auhhh" Eluh Liza merasakan badannya terjatuh diatas lantai.
Liza menatap tajam seseorang yang telah menabraknya, "Lo itu jalan pake mata dong! Gak liat gue yang segede ini apa!" Sungut Liza.
Liza hanya meninggikan sedikit suaranya yang lembut, ia tidak sampai membentak. Sebab Liza tidak ingin menyita perhatian warga kantin.
Pria itu menatap dingin pada Liza. "Jalan pake mata" Ujar pria itu dengan suara beratnya seraya berjalan meninggalkan Liza tanpa niatan untuk membantu Liza berdiri.
Pria itu berjalan menjauh diikuti oleh teman-temannya, Agnes dan Gita yang tadi mematung pun sudah tersadar dan bergegas membantu Liza untuk berdiri.
"Cih" Decih Liza menatap lantai.
^^^^^
566 kata
13 Oktober 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Zila Or Liza?? [TAMAT]
RandomFOLLOW AUTHOR SEBELUM BACA!! Hiks:'( Proses penerbitan [Part masih lengkap] Naskah yang di wattpad lanjut ke s2. Tapi yang dikirim pada editor, sudah lengkap! Dan pastinya agak berbeda dengan yang di wattpad Azila sang gadis berusia 25 tahun yang m...