Beberapa hari telah berlalu, kini Liza telah menemukan apa yang ia inginkan. Walau belum sepenuhnya ia dapatkan kebenarannya.
"Ayah sama Bunda gue udah nemu nih, katanya sih di dalam situ, ada kartu yang bisa lo pake buat jadi akses keluar masuk sesuka lo ke mansion itu keluarga Liza" Jelas Agnes, seraya menyerahkan sebuah amplop coklat.
Liza menerima amplop itu dengan senang hati, sungguh Liza merasa senang mendengarnya. Apa yang begitu ia inginkan memang belum ia dapatkan, namun setidaknya jika ia dapat keluar masuk dari mansion itu sesuka hatinya. Maka cepat atau lambat, ia akan mendapatkan jawaban utama dari pertanyaannya selama ini.
"Kalau gue sih, si Daddy nitip ini buat lo Za. Katanya, didalam sini ada info yang jarang banget orang tau pastinya" Ujar Gita menyerahkan sebuah kotak kecil pada Zila.
Zila menerima kotak itu pula, Zila tersenyum menatap Agnes dan Gita seraya berterimakasih pada kedua sahabatnya itu.
"Makasih banget loh, gue gak tau lagi bakal gimana kalau aja gak ada kalian yang bantuin gue. Andai gak ada kalian, pasti gue bakal lebih sulit nyari alasan keluarga itu bersikap gak layak sama Liza, bahkan sampai usir Liza dari rumah mereka"
Agnes dan Gita tersenyum menanggapi ucapan Liza, mereka tidak masalah diminta tolongi oleh Liza seperti kemarin-kemarin. Lagi pula, bukankah memang itu gunanya seorang sahabat? Saling tolong menolong pas sahabat lainnya lagi dalam masalah kan?
~~~~~
Kini Liza sedang berada didalam kamar apartement nya, ia membuka amplop yang diberikan oleh Agnes terlebih dahulu, sebab ia merasa amplop itu lebih mudah dibuka dari pada kotak yang diberikan oleh Gita.
Didalam amplop itu, ternyata terdapat sebuah surat wasiat. Ya, surat wasiat yang dibuat oleh nenek Liza. Walau bukan aslinya, namun Liza yakin bahwa surat itu memang asli. Sebab disana terdapat tanda tangan langsung dari nenek Liza.
Nenek Liza memang belum meninggal, bahkan Nenek Liza sangat menyayangi Liza. Namun entah mengapa justru orang tua Liza tidak menginginkan Liza, padahal Liza itu sudah menjadi anak yang sesuai dengan keinginan mereka sekarang.
"Ouh,, ok gue paham kenapa Agnes bilang, didalam sini isinya ada sesuatu yang bisa buat gue keluar masuk di dalam mansion utama keluarga Revlandi, tanpa ada yang cegah. Ya pasti karna ini, orang gue dijadiin pemilik dari 70% kekayaan Nenek, otomatis mansion itu juga bakal jadi milik gue dong nanti" Gumam Liza.
Lalu Liza membuka kotak yang diberikan oleh Gita, didalam sana, Liza menemukan sebuah kertas putih.
Liza membaca isi dari kertas itu, bait demi bait Liza baca, hingga bahkan mata Liza memerah setelah membaca surat itu.
"Ini maksudnya apa? Liza putri kandung mereka, 99,9% kecocokan didalam DNA ini, tapi kenapa mereka gak mau nerima Liza. Justru mereka ngorbanin anak mereka demi anak lainnya, apa ini gak keterlaluan?" Gumam Liza setelah membaca surat itu.
Didalam surat itu, terdapat hasil tes DNA antara Liza dan kedua orang tuanya, dan hasilnya cocok. Namun pada kertas berikutnya, Liza membaca bahwa Liza kecil dulu pernah mendonorkan hatinya untuk Kakak perempuannya, Dela.
"Liza anaknya kuat banget yah, diumur 11 tahun, dia donorin hatinya buat Kakaknya yang umur 12 tahun. Tapi orang tuanya malah usir dia dari rumah mereka. Gue gak ngerti lagi sumpah sama pola pikir Bokap sama Nyokap Liza" Gumam Liza.
^^^^^
552 kata
18 Oktober 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Zila Or Liza?? [TAMAT]
RandomFOLLOW AUTHOR SEBELUM BACA!! Hiks:'( Proses penerbitan [Part masih lengkap] Naskah yang di wattpad lanjut ke s2. Tapi yang dikirim pada editor, sudah lengkap! Dan pastinya agak berbeda dengan yang di wattpad Azila sang gadis berusia 25 tahun yang m...