10|Olimpiade

55.8K 7.6K 100
                                    

"Za, jadi lo gak ada niatan gitu buat balik ke keluarga lo?" Tanya Agnes penasaran. Liza yang sedang memainkan tangannya pun menatap Agnes sejenak.

"Hmm,, keluarga yang mana dulu nih?" Balas Liza bertanya balik. "Maksudnya yang keluarga kandung lo sebagai Zila" Jelas Agnes sedikit lebih rinci.

Liza nampak berpikir sebentar, mungkin sedang menyusun kata untuk membalas ucapan Agnes. "Gue bakal balik kok ke keluarga gue, itu pasti. Tapi gue bakal selesaiin urusan Liza dan keluarganya dulu, kalau udah. Baru deh gue balik ke keluarga gue yang sebenernya" Jawab Liza sedikit panjang.

Agnes dan Gita mengangguk mengerti mendengarnya. "Jadi,, kapan lo bakal selesaiin problem Liza sama keluarganya?" Tanya Gita kali ini.

Liza menatap Gita sekilas, lalu menatap langit yang nampak mendung. "Entah, mungkin besok? Lusa, seminggu, sebulan atau setahun lagi baru gue bisa?" Balas Liza menjeda ucapannya.

"Tapi gue bakal usahain secepatnya, lewat semua prestasi gue nanti. Gue bakal buat mereka bungkam dan nyesel udah ngusir anak mereka sendiri" Sambung Liza.

Agnes dan Gita mangut-mangut mengerti, mereka hanya penasaran saja. Lagi pula Agnes dan Gita tidak akan terlalu ikut campur dalam urusan Liza, sebab mereka masih sadar akan posisi mereka yang tidak lebih hanya seorang sahabat.

"Yaudahlah gak usah dibahas dulu soal itu. Oh iya, betewe seminggu lagi bakal ada pemilihan murid, buat di seleksi biar bisa jadi wakil sekolah kita di acara olimpiade bulan depan" Cercah Gita memberitahukan.

Ibu Gita adalah seorang guru sekolah elite, karna itu ia bisa dapat mengetahui hal-hal tentang perlombaan antar sekolah dengan cepat. Sebab ia mendapatkan informasi dari Ibu nya.

"Oh ya? Olimpiade apa?" Tanya Liza penasaran. Gita mengalihkan pandangannya pada Liza, "Sains" Jawab Gita.

Liza mangut-mangut, sepertinya Liza cukup tertarik dengan olimpiade ini.

"Biasanya yang ikut itu si pangeran sekolah kan buat putranya, kalau putrinya biasanya Fiona anak 11 IPA1" Ujar Agnes.

"Mereka anak ambis yah?" Tanya Liza, walau ia sudah tau jawabannya, namun ia masih tetap ingin bertanya. Agnes dan Gita mengangguk sebagai jawaban.

Disekolah mereka, anak IPA1 memang terkenal paling ambisius. Nilai adalah segalanya bagi mereka, persaingan pada kelas IPA1 sangat tajam. Tidak ada yang namanya teman dalam kelas itu, semua murid bersaing dan saling pandang sebagai musuh jika sedang belajar.

"Lo pengen ikut olimpiade itu gak Za?" Tanya Agnes pada Liza.

"Gue lumayan tertarik sih, tapi gak tau juga deh. Liat aja nanti lah" Balas Liza yang masih belum dapat memastikan keputusannya.

Liza yang merupakan Zila yang notabenya memang seorang dosen tentunya akan mudah mengerjakan soal olimpiade sma seperti itu, walau soalnya sulit sekalipun. Itu tidak akan terlalu menyulitkan Liza.

"Kalau gue boleh saranin sih yah, mending lo ikut. Karna lo kan mau keluarga lo nyesel karna udah ngusir lo, nah di olimpiade ini katanya ada di bawah naungan badan pendidikan ternama. Pastinya keluarga lo bakal kena sorot juga, kan bakal keren tuh kalau mereka tercengang pas liat lo dapat piala juara satu olimpiade itu" Ujar Agnes memberi saran.

Liza yang mendengarnya pun sontak menjadi semakin tertarik untuk mengikutinya.

"Yaudah gue nanti bakal ikut, tapi soal juaranya gue belum bisa pastiin. Soalnya kan gue cuman mantan dosen, walau udah lulusan s3 tapi siapa tau soal pelajaran gue dulu beda sama bank soal yang dipake mereka nanti" Putus Liza.

Agnes dan Gita pun tentu saja merasa senang dan mendukung keputusan Liza dengan semangat juga.

^^^^^

555 kata
13 Oktober 2021

Zila Or Liza?? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang