Bab 59

1.2K 240 32
                                    

Aku terbangun karena Sakura menciumi rahang hingga leherku.

“Aku harus pulang setengah jam lagi,” kata Sakura pelan saat aku bergerak. Kulirik jendela, di luar sudah gelap. Jam menunjukkan pukul sebelas lima belas.

“Aku ketiduran,” kataku. Ini pernyataan yang sama sekali tak berguna, dan telingaku jadi panas. Sakura tidak mengatakan apa-apa; dia terus saja mencium tenggorokanku.

“Aku harus bangun,” kataku. Sakura berpindah dan aku bergegas turun dari tempat tidur. Sejak aku masih anak-anak, aku harus buang air kecil segera setelah bangun tidur. Celanaku hendak jatuh, karena kancingnya masih belum terpasang, dan kulemparkan ke samping sebelum berlari ke kamar mandi. Setelah menyiram toilet, kuperhatikan wajahku di cermin sambil menyabuni tangan.

Apa aku terlihat berbeda?

Sepertinya tidak. Aku bertanya-tanya apa aku akan terlihat berbeda setelah kami benar-benar berhubungan seks. Kuperhatikan gigiku sebentar, lalu kuputuskan untuk sikat gigi sebelum kembali ke kamar. Aku melakukannya dengan cepat, dan kemudian bergabung lagi dengan Sakura di tempat tidur.

Aku hendak memanfaatkan waktu setengah jam yang tersisa, jadi aku melompat ke tengah tempat tidur dan menyelubungi Sakura dengan tubuhku. Kulumat bibirnya, dan dia cengkeram bahuku agar aku makin dekat dengannya. Payudara Sakura yang masih polos menempel di dadaku.

“Mm ... mint!” tawa Sakura sambil menarik diri.

“Aku sikat gigi,” kataku. Lagi-lagi hal bodoh untuk dikatakan. Aku menggelengkan kepala, berusaha melepaskan diri dari kalimat-kalimat yang tidak berguna. “Jadi ... um ... apa kau mau tetap di sini sampai kau harus pulang nanti?”

“Aku tidak tahu harus ke mana lagi,” jawab Sakura. Dia sedikit menyipitkan mata. “Kecuali jika kau menyuruhku pulang lebih awal.”

“Tidak!” teriakku. Kulingkarkan tanganku di tubuhnya dan menekannya ke kasur dengan berat badanku. Sakura tertawa dan melingkarkan kakinya di pinggangku.

Jari Sakura meluncur di atas pipi dan rahangku, turun ke tenggorokan, dan sampai di atas dadaku. Aku beringsut sedikit untuk memberinya lebih banyak ruang untuk bergerak, tapi Sakura mengencangkan cengkeraman kakinya hingga otomatis ereksiku tepat ke arah miliknya.

Kupejamkan mata rapat-rapat, berusaha memutuskan apakah aku akan biarkan diri ini menikmati kombinasi jari Sakura di perutku dan kejantananku menggiling miliknya atau tidak. Jika tidak … ya, sungguh menyakitkan dan disayangkan. Tapi, jika aku terlalu menikmatinya, kemungkinan aku akan berbuat kekacauan lagi.

Aku takkan melakukan itu – tidak tanpa membuatnya klimaks terlebih dahulu. Entah itu aturan atau tidak, tapi aku setidaknya ingin mencoba.

“Sakura?”

“Hmm ...” rintihnya. Dia dorong pinggulnya ke arahku dan aku hampir hilang kendali. Kugelengkan kepala agar pikiranku jernih.

“Bolehkah aku ...” Aku sadar tidak tahu harus berkata apa, atau bagaimana aku mengatakannya. Bolehkah aku menyentuhmu? Bolehkah jariku masuk ke sana? Bolehkah aku memberimu klimaks?

Aku tidak punya ide.

Sakura menangkup wajahku, dan dia miringkan kepalaku untuk menatapnya. Aku hanya bisa fokus pada matanya sejenak, tapi aku melihatnya tersenyum. Dia ambil tanganku dan membawanya ke wajahnya. Dia pegang di sana sebentar, lalu perlahan memindahkannya ke bawah.

Melewati lehernya.

Di atas payudaranya.

Berhenti di perutnya.

Kurasakan ujung celana dalam Sakura di jariku, dan kupejamkan mata.

“Perhatikan,” kata Sakura. Suaranya lembut, tapi tetap memerintah. Kubuka mata dan melihat ke bawah, di antara tubuh kami saat dia selipkan ujung jariku masuk ke celana dalamnya.

Kurasakan kulitnya yang hangat dan lembab di sana.

“Astaga,” kataku tanpa sadar. Sakura hanya tersenyum dan mengarahkan dua jariku dan mendorongnya ke area itu. Aku bisa rasakan semuanya.

Suara yang dia buat juga sungguh indah. Suara rintihan tidak seharusnya terdengar seseksi itu, dan malah sensasinya langsung ke kejantananku. Aku mati-matian berusaha menenangkan diri, dan aku ingat entah kutipan di buku atau tayangan di TV, mereka bilang pikirkan tentang basket agar kau tidak ejakulasi. Kucoba, sungguh, tapi yang ada di kepalaku adalah memori payudara Sakura yang memantul naik-turun ketika aku menggelitiknya.

“Apa yang perlu kulakukan?” bisikku, meskipun ingat dengan gambar di buku dan penjelasannya, aku benar-benar bingung sekarang.

Sakura tidak melepaskan jariku begitu saja, tapi dia bayangi jariku dengan dua jarinya sendiri, menekannya dalam pola lingkaran yang lambat tepat di atas tonjolan daging kecil, yang kuketahui di sanalah klitorisnya berada. Dia gerakkan jariku ke bawah sebentar, lalu menggerakkannya kembali dalam pola melingkar. Aku tetap bisa merasakan tonjolan daging kecil yang kencang di sana, dan ketika aku dorong sedikit lebih keras, Sakura keluarkan suara itu lagi.

“Sasuke,” rintih Sakura sambil menempelkan bibirnya ke pelipisku. Aku menoleh dan melumat bibirnya, lidahku masuk ke mulutnya dan berputar-putar seperti jariku di bawah sana. Dia lepaskan tanganku, dan aku lanjutkan sendiri. Kugerakkan naik-turun sebentar sebelum kembali ke atas, aku tekan dengan lembut klitorisnya sampai pinggulnya naik.

Sakura meraih pergelangan tanganku kemudian, menahan jariku di sana. Kutatap wajahnya, matanya terpejam dan mulutnya sedikit terbuka. Napas Sakura terengah-engah saat dia mempercepat gerakan tanganku, dan kemudian mengeluarkan suara yang berbeda. Nada suaranya lebih tinggi, hampir menjerit, dan ditambah tubuhnya jadi tegang. Aku bisa rasakan getaran otot pahanya saat Sakura menjerit lagi.

Sakura berbaring lemas di kasur, dan aku kira dia pingsan jika dia tidak melihat ke arahku dengan mata setengah terpejam.

“Oh Tuhan, itu luar biasa!” seru Sakura.

“Benarkah?”

“Oh ya.” Bola matanya seperti berputar ke belakang kepalanya. “Sungguh luar biasa.”

Pipiku sakit karena terlalu sering tersenyum, sesak di celanaku benar-benar terlupakan saat menatap wajah Sakura dan hanya memerhatikannya saja, jantungku berdebar kencang.

Aku bahkan tidak bisa mimpikan hal yang lebih indah untuk dilihat, jadi aku berencana untuk melakukan ini lagi secepatnya.

Restless HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang