PACU #29 Pekerjaan Dan Keluarga

364 63 8
                                    


Dari tempat Rannu ke lokasi mall punya Ferdy sebenarnya tidak jauh, tetapi harus berputar dan itu yang membuat perjalan jadi lama. Belum lagi kalau macet. Praktisnya dengan menggunakan ojek online, bisa menyempil di antara tipisnya jarak kendaraan saat macet. Dan tidak butuh waktu lama, aku sudah berdiri depan lobi dan bersiap masuk ke dalam mall. Kedatanganku kali ini tidak kuinfokan pada Ferdy. Kalaupun nanti aku gagal bertemu dengannya, tak apa, aku masih punya tujuan lain ke mall ini.

Siang ini pengunjung mall sangat ramai. Aku melihat sisi kiri dan kanan bagian depan dekat area masuk mall—tempat makan—penuh, padahal ini sudah lewat jam makan siang. Sekarang memang pada suka yang lebih praktis. Lapar, ya, tinggal cari tempat kuliner, daripada harus repot menyiapkan ini dan itu. Makanya saat ini sangat menjamur tempat kuliner. Belum lagi bisa pesan online. Zaman memang sudah berubah. Aku melenggang bebas ke escalator menuju lantai 5. Saat berada di mall, aku lebih memilih menaiki escalator dibanding lift dengan tujuan bisa memanjakan mataku melihat display booth. Jika ada yang menarik perhatian, masuk, walau tanpa membeli.

Masuk tempat penjualan peralatan rajutan, aku melihat ada empat orang wanita yang sedang belajar merajut. Mereka menempati meja persegi panjang dilengkapi kursi plastik yang ditaruh pada bagian sebelah kanan. Aku baru tahu jika tempat ini juga membuka kursus merajut. Beberapa hasil rajutan dipajang di area kaca depan, sebelah pintu masuk. Seorang pelayan wanita menghampiriku dan menyapa dengan ramah.

"Selamat siang, Mbak. Ada yang bisa saya bantu?"

"Selamat siang. Saya mencari benang dan aksesori buat rajutan."

"Baik. Mari, Mbak, saya tunjukkan beberapa koleksi benang dan aksesori yang kami punya. Beberapa ada yang diimpor dan kami jamin kualitasnya sangat bagus," jelas pelayan tersebut sambil berjalan mendahului menuju lemari kaca yang berada di bagian dalam. Banyaknya koleksi yang aku lihat di lemari kaca dengan beraneka warna membuatku mungkin akan bingung memilih. Warna-warninya sangat menarik. Selain benang, pelayan itu juga menunjukkan beberapa aksesori rajutan seperti handel, behel, ring, ritsleting dengan beraneka bentuk kepalanya yang unik dan masih banyak lagi yang aku tak begitu tahu fungsinya. Aku hanya mengambil yang kira-kira sesuai dengan yang dibutuhkan Rannu saat ini. Rannu sedang membuat tas, jadi aku membelikannya behel, ring dan ritsleting. Juga bahan untuk inner waterproof-nya. Untuk benangnya aku pilih bahan impor dengan warna-warna yang menarik, coklat, hijau, maroon, bata, tosca, salmon dan mocca. Selain itu, aku juga membeli buku mengenai rajutan dengan harapan Rannu bisa mempelajari dan mengembangkan kemampuannya. Setelah semua pesanan saya dimasukkan ke dalam paper bag, aku pun melanjutkan langkahku ke lantai bawah tempat kantor Ferdy berada. Di escalator sesekali mataku melihat-lihat sekiranya ada sesuatu yang menarik. Tiba di depan kantor Ferdy, aku mendorong pintu kaca frameless dan menghampiri meja resepsionis. Namun, belum juga dipersilakan masuk, Ferdy sudah berjalan dari ruang kerjanya menghampiriku.

"Tumben, nih, datang tanpa info sebelumnya," ujarnya. Tak lama senyumnya mengembang. Parasnya yang tampan makin meningkat kadarnya saat dia tersenyum. Aku sampai merutuki diri karena sempat terpesona dengan senyumnya. Astaga!

"Iya, Mas. Kebetulan lagi belikan benang rajut buat Rannu tadi di bawah, jadi sekalian mampir. Saya nggak ganggu, kan, Mas?"

"Nggak, kok. Ayo, langsung ke ruanganku aja," ajak Ferdy. Aku mengekorinya sambil memperhatikan ruang lain yang dipenuhi stafnya. Beberapa dari mereka menyempatkan melihat kami, lalu kembali menekuri pekerjaannya. Begitu sampai di ruangannya, aku mengeluarkan dokumen yang kubawa.

"Mas, ini sudah ada beberapa detail yang saya buat. Dari sini sudah bisa kita mulai untuk pekerjaannya." Ferdy mengambil gambar yang kusodorkan lalu melihatnya dengan saksama.

Pasti Ada Cinta Untukmu (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang