"Ya, Mas?" Aku sedang menunggu ojek online di teras saat ponselku berdering. Pagi menjelang siang ini aku ke kantor Ferdy untuk menyerahkan desain yang telah kuselesaikan. Bebanku akan sedikit berkurang jika aku sudah menyerahkannya nanti. Untuk pelaksanaannya rasanya masih bisa ku-handle bareng dengan menggarap project dari Pak Jo. Toh, aku tidak harus setiap hari datang ke lokasi, jadi saat itu kugunakan untuk mengerjakan pekerjaan yang lain. Hal berbeda jika telah menikah dan Arion tidak menginginkan diriku terlalu sibuk.
"Hari ini ada rencana ke luar rumah, nggak?" tanya pemilik suara berat yang telah kuhafal di luar kepala. Kemarin aku mengabaikan teleponnya dan hanya membalas pesannya saja. Aku memang ingin fokus dengan pekerjaanku lagi setelah beberapa hari disibukkan dengan urusan keluarga.
"Ini mau ke tempat Mas Ferdy." Kudengar embuskan napas berat di ujung sana.
"Aku kangen, Sayang," lanjutnya dengan suara merajuk. Ya ampun, baru juga sehari tidak bertemu sudah begini banget tingkahnya. Aku tersenyum. Mendengar suaranya seperti ini aku membayangkan raut wajahnya. Gemesin pastinya. Aku tertawa menanggapi ucapannya.
"Kalau sempat aku mampir balik dari tempat Mas Ferdy," kataku tanpa memberikan janji. Rencanaku setelah kembali ke rumah aku akan kembali melanjutkan konsep desainku untuk Pak Jo. Kalau bisa, hari Rabu depan setelah menjenguk Rannu, aku akan ke tempatnya untuk menyerahkan konsep desain yang telah kuselesaikan. Sengaja aku pilih waktu itu agar tidak terlalu lama di tempat Pak Jo. Bisa dipastikan Arion akan merongrongku, memintaku secepatnya ke kantor yang berada persis di samping kantor Pak Jo. Entah ada apa antara dia dan pria yang sepertinya sebaya dengan kekasihku itu. Sampai sekarang aku belum pernah menanyakannya. Rasanya juga malas mengetahui hubungan itu. Cukuplah masa lalunya yang aku tahu. Aku khawatir semakin banyak yang kutahu hatiku akan mempertimbangkan kembali hubungan kami, sementara pernikahan sudah di depan mata. Aku tidak meragu. Sama sekali tidak. Makin ke sini, aku melihat banyak perubahan pada Arion sejak kami menjalin hubungan. Memang belum bisa dijadikan patokan hubungan kami ke depannya, tetapi setidaknya niatnya untuk meyakinkan diriku sangat besar.
"Kok, kalau sempat, sih, Sayang. Disempatin dong. Ntar calon suami kamu ini sekarat gara-gara kangen, lho," ujarnya di seberang sana dengan napas yang sedikit memburu. Ya ampun, sampai segitunya. Apa iya ada orang yang sekarat karena kangen, sih? Ada-ada saja.
"Oke, ntar aku mampir. Tapi nggak bisa lama ya, Mas." Aku lalu memutuskan sambungan karena ojek online yang kupesan telah tiba. Segera kutemui si abang ojek menuju ke tempat Ferdy. Setelah menikah nanti, aku sudah tidak bisa lagi memesan transportasi favorit ini. Belum menikah saja Arion sudah melarangku. Padahal sarana transportasi seperti ini sangat cepat menembus kemacetan untuk sampai ke tujuan. Di jalan, aku baru teringat. Baiknya tadi aku juga membawa desain yang sudah kuselesaikan buat Arion. Namun, rasanya tanggung untuk balik lagi ke rumah.
Pengunjung mall milik Ferdy siang itu, saat aku tiba sedang ramai-ramianya. Sepertinya ada event sehingga pengunjungnya membludak. Aku melangkah dan melihat di bagian tengah ada live musik. Penyanyi yang sedang membawakan lagu di atas panggung sepertinya salah satu artis penyanyi yang sering tampil di televisi. Pantas saja ramai. Aku naik escalator menuju kantor Ferdy. Maunya lihat live musik sebentar, tetapi mengingat nanti aku masih mampir lagi ke kantor Arion jadi niat itu kuurungkan.
Sekretaris Ferdy menyambutku di lobi dan mempersilakan diriku masuk. Begitu aku mendorong pintu kaca tadi, dia langsung tersenyum melihatku. Karena beberapa kali ke tempat ini, dia sudah mengenaliku. Aku mengetuk pintu dan Ferdy sendiri yang membukanya untukku.
"Sendirian?" tanyanya begitu pintu terbuka. Dia mempersilakan aku masuk dan melepas pintu kaca yang menutup di belakangnya. Lha, selama ini kalau aku ke tempatnya memang selalu sendiri. Mengapa kali ini dia bertanya? Atau mungkin mengira Arion akan mengantarku?
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasti Ada Cinta Untukmu (complete)
RomanceAku dan Rannu adalah saudara sepupu yang sangat dekat. Usia kami sebaya. Ibuku dan ibunya Rannu bersaudara. Aku adalah tempat Rannu berbagi keluh kesah. Dia merasa berbeda dengan saudaranya dan berpikir mungkin dia hanya anak angkat. Apa yang dikerj...