PACU #60 Arion Pov - Aku Dan Keluarga Papa

298 48 4
                                    


Setelah urusan dengan Opa kelar, aku mendatangi apartemen Ferdy. Tadi sebelum beranjak dari tempat Opa, dia memintaku tenang dan tidak usah memikirkan barang apa yang akan kami bawa sebagai buah tangan saat bertemu dengan orang tua Sandri. Pesannya, bawa hati dan perlihatkan niat baikku dengan tulus, itu sudah cukup. Akan tetapi, yang namanya akan bertemu orang tua wanita yang nantinya kupinang menjadi pendamping, bersama keluargaku pula, rasanya tidak klop aja kalau datang dengan tangan kosong. Seakan kami tidak menghargai atau menghormati keluarga yang akan kami datangi. Sembari berpikir, aku mengendarai jipku dengan kecepatan normal membelah jalan menuju apartemen Ferdy. Kecuali Opa, tempat tinggalku, Ferdy dan keluargaku berada di kawasan selatan. Aku tiba di apartemen Ferdy kala langit senja telah berganti. Lampu-lampu sepanjang jalan telah menyala, gedung-gedung tinggi yang berada di sisi kiri dan kanan kanan juga telah bertaburkan cahaya. Setelah memarkir kendaran di lantai basemen, aku langsung naik lift menuju unit Ferdy. Semoga saja dia berada di unitnya. Ferdy hampir sama dengan aku, sangat jarang bepergian kalau tidak ada urusan yang mendesak.

Aku menekan bel unitnya sekali, setelah menunggu beberapa menit, tak ada yang datang membuka pintu. Aku mencobanya sekali lagi. Ferdy membuka pintu tepat ketika aku ingin menelponnya. Penampilan seperti habis bangun tidur. Matanya masih sedikit merah. Dia membuka pintu lebar. Tanpa diminta, aku masuk dan langsung duduk di sofa ruang tamunya. Sejak aku masuk tadi, dia tidak mengeluarkan suara. Mungkin bingung melihat kedatanganku. Sama dengan tempat Opa, balik dari Jerman aku memang sangat jarang berkunjung ke tempat keluargaku. Ferdy berjalan ke pantri mengambil minuman untukku dan duduk di sofa yang berada tepat di depanku.

"Ada apa, Mas?" tanya Ferdy sembari menatapku penuh selidik. Apa tidak terbalik, ya? Maunya aku yang bertanya mengenai kejadian Opa datang ke kantor saat Sandri berada di sana. Dari mana coba Opa tahu kalau bukan dari dirinya. Dia yang mengantar Sandri dari tempat Rannu ke kantorku, jadi tidak mungkin tiba-tiba Opa datang tanpa tujuan.

"Lo, kan, yang infoin Opa mengenai Sandri?" Gestur tubuhnya langsung berubah, tidak setegang saat aku masuk tadi. Dia menarik napas sebentar lalu mengembuskannnya dengan pelan.

"Iya. Kebetulan Mama menelpon jadi sekalian aja gue info tentang Sandri. Mas nggak tahu aja, kalau selama ini Opa atau Mama sering menanyakan apakah ada wanita yang dekat dengan Mas. Sampai bosan gue ditanyain melulu." Jadi ini, toh, sumber masalahnya. Mengapa, sih, mereka selalu meributkan hal begini? Dulu aku dekat dengan beberapa wanita, mereka heboh. Lalu sekarang, mereka juga yang pusing bertanya mengenai wanita yang dekat denganku pada Ferdy.

"Mengapa nggak nanya ke gue langsung?" Pertanyaan yang sebenarnya sudah aku tahu jawabannya. Mana berani lagi mereka bertanya mengenai hal yang dulu membuatku harus merasakan kehilangan yang sangat menyakitkan dan pergi jauh dari keluarga sebagai hukuman atas perbuatanku.

"Mana mereka mau. Daripada gue direcokin melulu, lebih baik gue info kalau Mas sudah punya pacar," jelas Ferdy.

"Tapi Opa bikin jantungan. Untung aja Sandri bisa bertahan. Coba kalau nggak, gue juga yang repot," kataku dengan kesal. Satu lagi, mereka tidak mendapati kami sedang bermesraan di sofa. Tentu saja bagian ini aku keep. Bisa gawat kalau mereka tahu apa yang aku lakukan pada Sandri di sofa ruang kerjaku.

"Bikin jantungan gimana? Kalian diminta menikah secepatnya?" tanya Ferdy sembari mencondongkan sedikit badannya ke depan sembari menopang dagunya, menataku dengan saksama.

"Iya, bulan depan."

"Hah?!" Siapa pun yang mendengarnya pasti akan terkejut, tak terkecuali Ferdy. Walau dia sudah bisa menduga Opa akan mengambil sikap kalau tahu aku sudah punya teman dekat wanita. Entah karena usiaku yang sudah 35 ini atau mereka khawatir aku kembali seperti dulu sehingga cepat-cepat meminta kami menikah. Tanpa diminta pun, aku memang sudah berniat menikahi Sandri dalam waktu dekat.

Pasti Ada Cinta Untukmu (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang