PACU #50 Aku Di Antara Dua Pilihan

364 52 0
                                    


Aku mematut diri di cermin, memperhatikan busana yang kukenakan dan riasan di wajah. Saat ini, aku memakai rok lipit sedikit di bawah lutut berwarna nude yang masih bisa memperlihatkan sedikit lekuk tubuhku untuk bawahan. Rok lipit yang sudah lama hanya tersimpan dengan rapi di lemari dan sangat jarang aku menggunakannya. Aku lebih suka menggunakan kulot yang lebar agar gerakanku lebih bebas dan juga menyesuaikan dengan sarana transportasi yang kugunakan. Sebagai atasannya, aku memilih blouse putih berbahan satin dengan aksen renda di area lengan tiga perempat dan di bagian leher. Blouse yang melekat dengan pasnya di tubuhku. Untuk sepatu, aku memilih heels 5 cm. Biasanya sneakers selalu menjadi pilihan favoritku kala bepergian. Penampilanku kali ini tentu sangat berbeda saat aku pertama kali bertemu dengan Pak Jo. Berhadapan dengan client potensial tentu aku harus serapi mungkin. Aku ingin menanamkan kesan kalau project darinya menjadi perhatian utama kami. Namun, dengan penampilanku seperti ini aku tidak mungkin menggunakan ojek online. Aku ingin menjaga penampilanku agar tetap utuh sampai di gedung kantor Pak Jo. Yang pasti, aku tidak menggunakan busana yang mengundang kaum pria untuk menjelajahi tubuhku dengan tatapan mata. Aku paling benci ditatap seperti itu.

Sekali lagi, sebelum memesan taksi, aku memperhatikan riasanku. Warna yang kupilih tidak mencolok bahkan tipis-tipis saja. Jujur, kadang aku tidak percaya diri menggunakan riasan dengan warna terang. Kala bepergian, aku lebih suka menggunakan lip gloss. Kulitku yang sensitif membuatku berhati-hati saat membeli atau menggunakan bahan make up. Pernah sekali aku mengganti bedak bayi yang selalu kutaburkan setiap selesai mandi, timbul titik merah di beberapa tempat pada bagian wajahku. Padahal bedak yang kubeli itu cukup mahal. Kali lain aku mengganti cream, hal yang sama terjadi. Kulitku cenderung kering juga, sehingga membutuhkan pelembab yang mengandung oil. Setelah yakin penampilanku sudah baik, aku membuka aplikasi taksi dan memesan sesuai tujuanku.

"Sudah siap bertemu client?" tanya Mama saat aku keluar dari kamar. Mama sedang duduk bersantai menonton berita pagi di televisi. Dari balik pintu kaca lipat yang membatasi antara ruang makan dan teras belakang, aku melihat Papa sedang asyik dengan tanaman hidroponiknya. Itulah kesibukannya sehari-hari selain berkumpul bersama temannya atau ke kantor. Sebagai tenaga ahli yang diperbantukan setelah pensiun, Papa tidak harus masuk kantor setiap hari.

"Ini mau berangkat. Doakan, ya, Ma, kami bisa dapat project ini," pintaku pada Mama. Doa restunya sangat kuharapkan mengiringi pertemuanku dengan Pak Jo.

"Iya, Mama akan doain," sahut Mama dengan menatap penuh padaku. Sorot mata teduhnya selalu membuatku sangat bersyukur pada Tuhan telah diberikan orang tua yang begitu menyayangi, melindungi dan memperhatikan kami, anak-anaknya. Tempat kami berkeluh kesah kala masalah datang mendera. Aku memeluknya, mencium kedua pipinya dan beranjak ke teras belakang untuk berpamitan pada Papa.

"Pa, Sandri berangkat, ya," ujarku dari teras. Papa membalikkan badan dan tersenyum menganggukkan kepala sembari berkata,

"Hati-hati."

"Siap, Pa." Aku lalu beranjak ke teras depan menunggu taksi yang kupesan datang menjemputku.

Aku masih duduk di teras sambil membaca e-book di ponsel. Seperti itulah kebiasaanku kala menunggu. Selalu asyik membaca dengan aplikasi tersebut. Selain dapat mengurangi penggunaan kertas, membaca e-book dapat dilakukan setiap waktu dan tempat. Saat asyik membaca, telepon Arion mengalihkan perhatianku.

"Pagi, Mas," sapaku duluan begitu aku menggeser tanda hijau di layar.

"Pagi, Sayang." Suara beratnya terdengar agak berbeda, serak dan rada bindeng.

"Suaranya kenapa? Mas sakit?" Aku diliputi rasa khawatir. Semalam suaranya baik-baik saja waktu kami ngobrol lama di telepon.

"Lagi nggak enakan aja, nih. Mau flu kali," lanjutnya. Tak lama aku mendengarnya bersin. Benar, sepertinya dia terserang flu.

Pasti Ada Cinta Untukmu (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang